Lembayung Nirmala - Perjanjian

2.4K 189 17
                                        

Langit menampakkan wajah birunya yang begitu cerah, udara begitu sejuk dan terasa sangat pas untuk menghabiskan waktu di luar rumah. Sama halnya yang di lakukan oleh Wonwoo sekarang ini bersama Yubin.

Meskipun ia hanya berada di sekitar rumah, ia begitu menikmati paginya, yang juga digunakan untuk Yubin berjemur. Ia berjalan mengelilingi rumah tersebut dari samping ke samping, sembari menimang Yubin yang terus membuka kedua matanya dan mengoceh tidak jelas.

Sementara sang suami, sudah mulai kembali bekerja di kantor, Wonwoo juga tak bisa terus menahan Mingyu untuk terus berada di rumah karena pria itu punya kewajiban untuk bekerja. Apalagi nyaris sejak Wonwoo menikah dengan Mingyu, semua kebutuhannya Mingyu yang memenuhi.

Karena sudah merasa lelah, Wonwoo memutuskan duduk di kursi biasa yang ada di depan rumah tersebut, ia menatap Yubin yang terus menggerakkan jemarinya. "Yubin.." panggilnya dengan pelan dan lembut, membuat wajah mungil itu langsung menoleh ke arah Wonwoo. Kedua mata bulatnya mengerjap dengan lucu.

Wonwoo terkekeh pelan, ia mengusap pipi kiri Yubin yang lebih berisi di banding awal Yubin lahir, tentu saja, umurnya sudah nemasuki satu bulan dan asupan susu dari rumah sakit selalu ada untuk Yubin, mengingat bahwa Wonwoo tak bisa memberikannya.

Waktu berlalu begitu saja, Wonwoo memutuskan bangkit dan berjalan memasuki rumah, ia membawa Yubin memasuki kamar dan membaringkan tubuh putranya itu di ranjangnya.

Lalu Wonwoo masuk ke kamar mandi dan menyiapkan air untuk memandikan Yubin. Ia berjalan keluar dan mengambil baju ganti untuk Yubin, yang kebanyakan dibelikan oleh kedua ibunya.

Wonwoo lalu mendekat ke arah Yubin. "Sekarang.. Yubin mandi.." ucapnya sembari menggoda putranya itu dan membuat Yubin melebarkan bibirnya untuk tersenyum.

Ia melepas baju yang digunakan Yubin, lalu membawa bayi kecilnya memasuki kamar mandi dan mulai membersihkan Yubin dengan pelan. Ia sudah belajar sejak ia kembali ke rumah paska melahirkan, tentu, nyonya Kim dan Jeon yang mengajarinya.

Setelah menghabiskan beberapa waktu, Wonwoo membawa Yubin keluar dengan handuk di tubuhnya. Ia mengeringkan Yubin, memberikan cairan penghangat tubuh lalu mulai memakaikan baju untuk putranya.

Ia membaringkan Yubin kembali di ranjangnya, lalu Wonwoo keluar kamar dan langsung menuju dapur, ia membuka lemari pendingin dan mengeluarkan satu kantong susu dan menghangatkannya terlebih dahulu sebelum memasukannya ke dalam dot bayi.

Wonwoo membawanya memasuki kamar, ia mencobanya dengan meneteskannya di punggung tangannya, mendekat ke arah Yubin yang kedua mata bulatnya menatap dengan lekat. "Yubin sudah lapar hm?" ia mulai memberikan ujung dot bayi itu kepada Yubin.

Ia menunggu Yubin dan terus memegangi dot bayi tersebut hingga terus berkurang. Perlahan juga, Yubin mulai memejamkan kedua matanya, ia berhenti mengenyot setelah susunya tinggal sedikit, baru Wonwoo melepasnya.

Pemuda Jeon itu menyelimuti tubuh Yubin dengan pelan, ia berdiri di sisi ranjang kecil tersebut sembari menatap putranya yang tengah tertidur. Wonwoo menelan ludahnya dengan kasar, ia mengerjap kecil dan tiba-tiba air matanya mengalir, ia segera menghapusnya tapi tetap saja terus keluar. Wonwoo akhirnya menangis, ia mencoba menahan suaranya hingga membuat tubuhnya bergetar.

Di sisi lain, Mingyu menghentikan mobilnya di depan rumah, ia kembali untuk mengecek Wonwoo karena memang tak ada jadwal. Ia berjalan masuk dan langsung mencari keberadaan suami dan putranya.

Kedua kakinya melangkah ke arah kamar, karena menang biasanya, jam sekarang ini Yubin tengah tertidur. Mingyu membuka pintu kamarnya, dan apa yang ia dapatkan membuat dirinya benar-benar bingung.

Ia melihat tubuh bergetar Wonwoo yang tengah akan meraih tubuh tertidur Yubin. Ia segera mendekat. "Wonwoo.." memanggilnya dan membuat Wonwoo menghentikan gerakan tangannya dan menoleh, Mingyu bertambah terkejut lagi saat melihat wajah basah dan mata memerah Wonwoo.

Lembayung NirmalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang