Mingyu menancap gas mobilnya dan melaju dengan cepat menuju ke arah bandara. Ia bergegas pergi setelah menitipkan Yubin dengan ibunya. Mingyu tengah mengejar Wonwoo, karena dirinya di telepon oleh sang ibu mertua, yang mengatakan bahwa hari ini Wonwoo akan berangkat ke London.
Ia menelan ludahnya dengan kasar, baru kemarin Wonwoo memberikan surat perceraian itu dan pergi dari rumah, bahkan tak ada barang yang bersisa di lemari Wonwoo karena pemuda itu telah memasukkan semuanya ke dalam koper.
Namun kini, ia malah mendapat kabar bahwa pemuda yang ia cintai itu akan pergi. Tak pernah sama sekali hal tersebut akan Wonwoo lakukan, ia pikir, Wonwoo akan menetap dan meneruskan kuliahnya di sana.
Dan malam ini, tiba-tiba panggilan masuk, membuat Mingyu panik bukan kepalang dan langsung membawa Yubin ke rumah kedua orang tuanya. Menitipkannya di sana.
Sesampainya di bandara, ia segera memarkirkan mobilnya dan bergegas turun. Kedua kaki panjangnya berlari menuju gate tempat Wonwoo akan melakukan check in. Beruntung ibu mertuanya meneleponnya.
Ia tak memedulikan orang-orang sekitar, Mingyu terus berlari bahkan beberapa kali menabrak orang yang sedang berlalu lalang. Hingga kedua mata almondnya menangkap sosok Wonwoo yang sudah berjalan menjauhi kedua orang tuanya.
Tak berhenti di sana, Mingyu terus berlari, melewati mertuanya dan menghentikan langkah Wonwoo. Ia menatap pemuda itu yang menunjukkan wajah bingungnya, karena Wonwoo tentu tidak tahu jika Mingyu akan datang.
Dengan wajah yang memelas, Mingyu menggenggam erat tangan Wonwoo. "Kumohon jangan pergi.." ucapnya, dengan mata yang memerah yang tentu akan meneteskan air mata kesedihan.
Wonwoo terdiam, ia mengerjap kecil dan melepas tangan Mingyu. "Ini sudah keputusanku Mingyu. Dan kita sudah bercerai, kau tidak punya hak untuk menghalangi keinginanku." balasnya.
"Aku.. belum menandatangani surat itu.. Aku mohon Wonwoo, aku tidak ingin bercerai denganmu." Mingyu memohon, ia benar-benar menangis saat itu juga.
"Kau juga melakukan hal seperti ini saat tahu bahwa aku hamil, dan sesuai janjimu, kita berpisah setelah aku melahirkan." balas Wonwoo, ia masih mencoba untuk tidak menangis.
Mingyu menelan ludahnya dengan kasar, tenggorokannya sungguh terasa kering dan napasnya sungguh sesak. "Bagaimana dengan Yubin.. Ia membutuhkanmu Wonwoo.." lirihnya.
"Kau bilang kau yang akan merawatnya.." Wonwoo menghela napasnya dengan kasar, ia akan berjalan untuk pergi tapi Mingyu lagi-lagi menahannya.
Mingyu menatap lekat pemuda itu, bibirnya bergetar karena rasa sedihnya. "Aku.. aku tak akan melarangmu melakukan apapun Wonwoo, kau bisa melakukan semua keinginanmu, aku tak akan membiarkanmu terus di rumah, kumohon--"
"Ini yang aku inginkan." Wonwoo melepas tangan Mingyu lagi. "Aku ingin bercerai dan aku ingin pergi ke London." lanjutnya.
"Wonwoo.." suara Mingyu bergetar, ia terus memohon bahkan dengan menurunkan tubuhnya, bersimpuh dihadapan pemuda Jeon itu. Ia menunduk dalam sembari meremas kuat celana yang ia gunakan. "Aku tidak bisa.. Wonwoo.. aku.. aku tidak mau melepasmu, aku tidak mau bercerai.."
Mingyu mendongakkan kepalanya, menatap pemuda itu yang masih terdiam. "Aku mencintaimu Wonwoo.. Aku tidak mau berpisah." lanjutnya lagi dengan air matanya yang kembali mengalir.
Mata rubah Wonwoo mengerjap, ia menelan ludahnya dengan kasar, mulai merasakan sakit di hatinya, mulai sesak pernapasannya, tenggorokannya terasa kering. Ia menghembuskan napasnya dengan kasar. "Hanya kau.. aku tidak.." balasnya lalu berbalik dan berjalan menuju tempat dirinya check in.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembayung Nirmala
FanfictionMINWON • COMPLETED Sebuah perjodohan dilakukan oleh dua keluarga yang diterima oleh sepasang suami itu dengan kesepakatan. Mingyu akan menceraikan Wonwoo setelah tiga bulan menikah untuk kembali pada kekasihnya, tapi sesuatu terjadi, mengharuskan Wo...