MINWON • COMPLETED
Sebuah perjodohan dilakukan oleh dua keluarga yang diterima oleh sepasang suami itu dengan kesepakatan. Mingyu akan menceraikan Wonwoo setelah tiga bulan menikah untuk kembali pada kekasihnya, tapi sesuatu terjadi, mengharuskan Wo...
Wonwoo yang tengah sibuk mengusap lembut kepala kucing berwarna abu-abu itu menoleh, menatap sang ibu mertua lalu ia mengangguk untuk menanggapi. "Ibu.. siapa namanya?" tanyanya sembari kembali menatap kucing yang ada di pangkuannya.
"Meanie." jawab nyonya Kim.
Wonwoo tersenyum tipis. "Namanya lucu, siapa yang memberikan nama itu?" ia menatap ibu mertuanya kembali.
"Tentu saja Minseo, siapa lagi." wanita paruh baya itu lalu mendudukkan diri di samping Wonwoo. Ia memperhatikan sang menantu yang terlihat begitu senang dengan kucing tersebut. "Kau bisa membawa Meanie pulang ke rumah." ucapnya.
Pemuda Jeon itu langsung menolehkan kepalanya. "Tapi.. dia punya Minseo, aku tidak bisa." balasnya dengan tersenyum canggung.
Wanita paruh baya itu menghela napasnya pelan. "Suamimu sendiri yang menemukannya di jalanan, tidak apa. Meanie bisa menemanimu saat Mingyu bekerja."
"Tapi, apakah Minseo tidak akan marah?"
"Jika dia marah, biar ibu yang memarahinya." balas nyonya Kim dan membuat menantunya itu terkekeh. "Meanie juga sepertinya sangat menyukaimu." lanjutnya sembari memperhatikan kucing abu itu di pangkuan Wonwoo.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nyonya Kim tersenyum dengan senang, ia memperhatikan Wonwoo yang sedang bermain dengan kucing empat bulan tersebut. Lalu ia bangkit dan pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam.
Di sisi lain, Mingyu tengah berbincang dengan ayahnya membahas mengenai pekerjaan di ruang kerja. Mingyu beberapa kali memberitahukan tentang proyek baru mereka.
"Sudah membahas pekerjaannya." tuan Kim menyela dan membuat Mingyu bingung. "Bagaimana dengan pernikahanmu?" tanyanya, ia memang sering kali bertanya mengenai hal tersebut pada putra sulungnya karena pernikahan Mingyu dan Wonwoo terjadi karena perjodohan.
Mingyu menghela napasnya pelan. "Kami baik ayah." ia tak ingin memberitahukan bahwa ia dan Wonwoo akan bercerai setelah Wonwoo melahirkan anak mereka.
"Janin yang ada di kandungan Wonwoo akan menjadi ikatan kalian berdua, jika sekarang kalian belum bisa saling mencintai, mungkin, dengan adanya janin itu, kau bisa mencintai Wonwoo, Mingyu." ucap tuan Kim yang membuat Mingyu menatapnya dengan bingung.
"Ayah tidak tahu bagaimana bisa kalian berakhir tidur bersama dan Wonwoo hamil, tapi.. dari apa yang ayah lihat, kalian belum seperti pasangan yang sudah menikah, masih ada rasa canggung di antara kalian." lanjutnya.
Mingyu terdiam dan menundukkan kepalanya. "Aku tidak tahu ayah.. Apa yang aku lakukan, aku hanya menganggapnya sebagai kewajiban suami, untuk menjaga Wonwoo dan janin di kandungannya." balasnya.
Tuan Kim mengangguk paham. "Butuh waktu memang, mungkin dengan apa yang kau lakukan sekarang, kau bisa mencintai Wonwoo dengan tulus."
Mingyu tak membalas, ia hanya terdiam setelah mendengarkan perkataan ayahnya. Mingyu lalu bangkit dari duduknya. "Aku.. akan keluar." ucapnya dan setelah menerima jawaban dari ayahnya, Mingyu berjalan keluar dari ruangan tersebut.