Lembayung Nirmala - Kesalahan

2.8K 213 2
                                        

Jeon Wonwoo hanya berbaring di tempat tidurnya sejak kemarin malam ia berbicara dengan kedua orang tuanya mengenai kondisi yang ia alami. Dirinya tak bisa tidur nyenyak, terus memikirkan apa saja yang merasuki kepalanya.

Dari mulai kondisi tubuhnya, orang tuanya yang sudah tahu kondisinya sejak ia kecil, alasan perjodohannya dengan Mingyu, bahkan kalimat tentang orang tuanya yang mengatakan bahwa mungkin, hanya Mingyu yang bisa menerimanya.

Namun bagaimana dengan Irene? Bagaimana dengan kekasihnya? Bukankah Irene mencintainya dan akan tetap menerima Wonwoo meskipun tahu bahwa Wonwoo memiliki rahim sama seperti Irene? Toh juga itu tak akan menganggu reproduksi laki-lakinya.

Tapi, Wonwoo bingung harus memberitahu Irene dengan cara yang bagaimana. Ia benar-benar tidak siap untuk hal tersebut. Dan mungkin untuk sekarang ini, Wonwoo lebih memilih untuk diam, ia tidak ingin memberitahu Irene terlebih dahulu.

Ia sedang melamun ketika suara dering ponselnya sukses membuat dirinya terperanjat. Wonwoo segera meraih ponsel tersebut dan melihat siapa yang memanggil. Ternyata Soonyoung, ia segera menerima panggilan tersebut.

"Dimana kau? Kenapa tidak pergi ke kampus?" Soonyong langsung bertanya.

Sedangkan Wonwoo terdiam beberapa saat sebelum akhirnya menjawab, "aku malas." dengan suaranya yang sedikit serah.

"Terserah padamu dan malam ini, kami akan pergi ke club biasa. Mau ikut?" ajak Soonyoung.

Wonwoo tahu jika mereka pergi ke club akan berakhir dengan minum alkohol, tapi itu yang Wonwoo butuhkan sekarang, ia ingin menghilangkan sejenak masalahnya dari dalam pikirannya. "Boleh, tapi kau harus menjemputku, aku sedang tidak ingin menyetir." ucapnya.

"Baiklah, aku akan ke rumahmu nanti malam."

"Tidak, bukan di rumahku, aku akan kirimkan alamatnya setelah ini." selanya dan ia langsung mematikan secara sepihak panggilan tersebut.

Wonwoo menghela napasnya dengan panjang, ia melihat jam di layar ponselnya yang sudah menunjukkan pukul tiga sore dan sejak pagi tadi, dirinya belum makan. Perutnya masih kosong.

Ia memutuskan untuk bangkit, memasuki kamar mandi dan membersihkan diri, lalu keluar dan mengganti pakaiannya. Wonwoo keluar kamar, melangkah menuju ruang makan, di atas meja terdapat secarik kertas yang mungkin dari Mingyu, yang pagi tadi di tinggalkan sebelum berangkat bekerja. Tangan kirinya meraihnya, membaca isi surat kecil tersebut.

Ada lauk di lemari pendingin, jika ingin makan, panaskan di microwave.

Ia menghela napasnya dan meletakkan kembali kertas kertas kecil tersebut di atas meja. Lalu berjalan ke arah bagian dapur, membuka kulkas dan mengeluarkan beberapa tempat lauk yang Mingyu bilang.

Wonwoo memanaskannya di microwave, lalu ia mengambil nasi dari rice cooker, menatanya di atas counter dapur dan duduk di sana sembari menunggu lauknya selesai di panaskan. Ia kembali melamun, Wonwoo benar-benar seperti tak punya semangat hidup.

Ia terperanjat kaget saat mendengar bunyi microwave yang sudah menyelesaikan tugasnya. Ia bangkit dan segera mengeluarkan lauk tersebut, duduk kembali dan mulai menikmatinya. Bukan makan pagi, siang atau pun malam. Hanya sekadar mengganjal perutnya sebelum nanti malam dirinya meminum alkohol.

Di tengah dirinya yang menikmati makanannya, pintu utama terbuka, nyonya Kim memasuki rumah putra sulungnya sembari menatap sekeliling untuk mencari keberadaan sang menantu, tahu jika Wonwoo berada di rumah.

Ia datang karena memang sejak Mingyu dan Wonwoo menikah, ia belum pernah mengunjungi keduanya. Juga siang tadi, saat makan siang bersama di rumah keluarga Kim, Mingyu sedikit bercerita mengenai keadaan Wonwoo. Jadi ia berniat mengunjungi menantunya itu.

Lembayung NirmalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang