Lembayung Nirmala - Senyuman

2.5K 214 22
                                        

Kedua tangan Mingyu sibuk membenahi meja kerjanya, ia menata beberapa dokumen dan barang lain di atas meja tersebut. Lalu meraih kunci mobil beserta dengan ponselnya dan ia bangkit berdiri.

Ia melangkah keluar dari ruang kerja tersebut, membalas sapa dari beberapa pegawai yang juga akan pulang karena sudah waktunya. Mingyu berdiri di bagian depan lift yang ia gunakan, sementara di belakangnya adalah para pegawai.

Sampai di lantai satu, mereka keluar dan Mingyu berjalan di lobi perusahaan untuk menuju pintu masuk. Tapi langkahnya terhenti saat merasakan tangan seseorang yang menahan tangannya. Ia menoleh dan mendapati Nayeon.

Wanita itu tersenyum tipis. "Kau akan pulang?" tanyanya dan Mingyu mengangguk kecil untuk menanggapi. Lalu keduanya berjalan keluar dari gedung perusahaan tersebut. "Bagaimana kabar Wonwoo, Mingyu? Aku sudah lama tidak bertemu dengannya." tanyanya sembari menatap lekat pria Kim di sampingnya.

"Baik." jawab Mingyu singkat tanpa menoleh, ia membuka pintu kemudi mobilnya tapi saat akan masuk, Nayeon menghentikan dirinya dengan menahan tangannya.

Nayeon menatap Mingyu dengan wajah yang memelas, kedua matanya mengerjap kecil. "Ada yang ingin aku bicarakan." ucapnya dan Mingyu hanya terdiam. "Ini tentang.. kita berdua Mingyu." lirihnya sembari menundukkan kepalanya.

Pria tinggi itu memperhatikan Nayeon dengan lekat, ia menghela napasnya. "Apa?" tanyanya.

"Aku menyukaimu.." gumam Nayeon tapi dengan jelas Mingyu mendengarnya. "Aku tidak tahu tapi.. aku merasa tidak rela jika kau bersama dengan Wonwoo." ia lalu mendongak dan menatap teman sekolahnya itu yang masih terdiam dengan wajah datarnya. "Aku merasa.. bahwa kau tak sungguh-sungguh mencintai Wonwoo, itu--"

"Tapi aku tidak." sela Mingyu, ia menutup pintu mobilnya, menatap Nayeon dengan lekat. "Aku tidak memiliki perasaan apapun padamu, perasaanku ada saat dulu, bukan sekarang. Jadi, aku minta padamu untuk jangan menganggu hubunganku dengan Wonwoo." balasnya dan ia membuka pintu mobilnya lagi.

"Bisakah kau memberiku kesempatan?" Nayeon menahan tangan Mingyu lagi, ia menatap pria Kim itu dengan wajah suram. "Aku hanya.." ia menghela napasnya pelan. "Jika kau memilihku, aku bisa memberikan keturuan untukmu Mingyu, tidak.. seperti Wonwoo." lanjutnya.

Mingyu melepas tangan Nayeon. "Bisa atau tidak, aku tetap akan memilih Wonwoo. Jadi, sekali lagi aku peringatkan, jangan pernah mencoba untuk menganggu hubungan kami. Bagiku, kau hanya teman Nayeon. Tidak lebih." tegasnya lalu ia memasuki mobilnya, segera menguncinya dari dalam.

Ia mulai mengendarai mobilnya meninggalkan Nayeon yang terlihat begitu murung dan kesal karena perasaannya di tolak karena Mingyu lebih memilih Wonwoo.

Mobil tersebut terus melaju hingga setelah sekitar lima belas menit, Mingyu sampai, ia segera turun dari mobilnya setelah memarkirkannya di garasi dan berjalan memasuki rumah. Ia masuk dan menatap sekeliling, mencari keberadaan Wonwoo.

"Wonwoo.." panggilnya. Lalu tak lama dari itu, sang suami berjalan keluar dari area dapur dengan Meanie yang berlari ke arahnya. Ia tersenyum tipis saat melihat pria dengan perut buncitnya itu berjalan pelan ke arahnya.

Pemuda Jeon itu sudah memasuki bulan keenam kandungannya, perut buncitnya sudah terlihat begitu jelas meskipun ia memakai baju besar milik Mingyu atau yang pria Kim itu belikan. "Mingyu.. ada ibu Kim di sini." ucapnya setengah berbisik begitu ia berdiri di hadapan Mingyu.

Pria Kim itu mengangguk sembari mengusap rambut kepala Wonwoo dengan lembut. Lalu ia berjalan melewati Wonwoo untuk menuju dapur dan melihat ibunya yang tengah memersiapkan makan malam bersama ahjumma. "Ibu sudah lama?" tanyanya sembari mendekat.

Lembayung NirmalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang