Lembayung Nirmala - Memalukan

2.5K 226 20
                                        

Denting pertemuan antara sendok dengan mangkuk nasi menderu di ruang makan rumah Mingyu. Ia duduk berseberangan dengan Wonwoo yang kini keduanya sama-sama menikmati makan malam mereka.

"Mingyu.."

Pria Kim itu mendongak ketika mendengar panggilan pelan lelaki yang duduk di seberangnya. Ia menatap Wonwoo dengan lekat.

"Apa kau dekat dengan Nayeon?" tanya Wonwoo dan Mingyu mengangguk kecil untuk menanggapi. "Apa memang sikapnya seperti itu?"

"Apa maksudmu?" tanya Mingyu balik.

Wonwoo menghela napasnya pelan. "Dia sepertinya bukan seorang wanita yang baik. Maksudku, dari tingkah lakunya, ia seperti tidak suka denganku." jelasnya.

Mingyu terdiam selama beberapa saat, tentu ia sendiri sadar akan sikap Nayeon. Tapi dulu semasa sekolah menengah, Nayeon tidak seperti itu. Nayeon adalah seorang perempuan yang banyak tersenyum tapi juga memiliki sifat yang rendah hati juga ramah.

Mungkin karena keduanya sudah bertahun-tahun tidak bertemu dan Mingyu sendiri tidak tahu bagaimana kehidupan Nayeon, maka ada perubahan perilaku dari wanita itu, entah karena apa.

"Aku juga tidak tahu Wonwoo." balas Mingyu. Dirinya tak mau menilai orang lain, baru beberapa kali bertemu dengan Nayeon, ia tak ingin mendeskripsikan teman lamanya itu untuk artian buruk. Mungkin Nayeon melakukan hal tersebut karena dulu juga biasa melakukannya.

Sementara Wonwoo, dirinya menatap Mingyu dengan tidak suka, ia menghela napasnya panjang lalu meneguk habis air putihnya. "Aku bilang padamu bahwa kau bisa berkencan dengan orang lain setelah kita bercerai, tapi aku tidak setuju jika orangnya adalah Nayeon." ucapnya tiba-tiba.

Dahi Mingyu mengernyit bingung, ia meletakkan sumpitnya di samping mangkok nasi yang tinggal separuh. "Aku tidak berniat melakukannya meskipun kita sudah bercerai Wonwoo." balasnya.

Kini Wonwoo lah yang menatap Mingyu dengan bingung, ia tak habis pikir dengan pria yang duduk tegak di depannya itu. "Baiklah, terserah padamu." ucapnya, cukup kesal dengan menunjukkan wajah murungnya.

Keduanya lalu terdiam, melanjutkan acara makan malam mereka tanpa mengeluarkan kata sedikit pun. Hingga terlebih dahulu Wonwoo yang meninggalkan Mingyu di ruang makan tersebut, ia langsung menuju ke kamarnya.

Menutup keras pintu kamar dan duduk di sisi ranjang dengan wajah yang masih kesal. "Apa Mingyu menyukai Nayeon?" gumamnya, bibirnya mengerucut lucu. Ia lalu menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur tersebut.

Kedua mata rubahnya menatap langit-langit kamar dengan tatapan yang kosong. Wonwoo tengah memikirkan, bahwa sepertinya ia akan mengubah keputusannya untuk bercerai dengan Mingyu tanpa menunggu satu atau dua bulan lagi.

Ia hanya merasa bahwa Mingyu sebenarnya menyukai Nayeon, hanya saja lelaki itu tak mau mengatakannya. Dan di sinilah, Wonwoo memantapkan diri untuk bercerai dengan Mingyu, mungkin besok atau lusa, ia bisa mendaftarkannya.

******

Seorang wanita paruh baya yang bekerja di rumah Mingyu berjalan ke arah kamar Wonwoo dengan membawa keranjang cucian. Ia mengetuk pintu kamar tersebut. "Tuan Wonwoo.. Maaf, saya ingin mengambil cucian." ucapnya sedikit seru.

Namun tak ada sautan, ia lalu membukanya dengan perlahan, tak mendapati Wonwoo di kamar tersebut, malah melihat pintu kamar mandi yang terbuka dan terdengar suara dari sana. "Tuan Wonwoo?" ia berjalan mendekat setelah meletakkan keranjang cucian.

Berdiri di ambang pintu kamar mandi tersebut dan melihat Wonwoo yang sedang muntah di wastafel. Ia segera mendekat dengan panik. "Tuan Wonwoo.. Anda sakit?" tanyanya panik, ia meraih tengkuk Wonwoo dan memijatnya pelan.

Lembayung NirmalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang