Lembayung Nirmala - Kasih Sayang Tanpa Cacat [end]

5.2K 249 16
                                    

Kedua mata Mingyu dengan lekat menatap Wonwoo yang sedang memangku Yubin dan sedang memainkan bunga yang ia belikan untuk Wonwoo. Perasaan dirinya sekarang ini campur aduk, merasa sangat bahagia juga takut, takut jika Wonwoo tak akan kembali padanya.

Ia menghela napasnya dengan pelan, lalu menundukkan kepalanya. "Ibu bilang.. kau akan mengambil gelar doktor di sini." ucapnya dan membuat Wonwoo menolehkan kepalanya. Pria Jeon itu mengangguk kecil untuk menanggapi. Menatap pria Kim itu yang masih sama meskipun umurnya sudah tiga puluh empat tahun.

Mingyu mengulum bibirnya, ia menoleh dan menatap Wonwoo dengan tatapan penuh harap. "Bisakah kau tidak melakukannya Wonwoo?" tanyanya.

Yubin yang mendengar hal tersebut terdiam, ia menatap ayah dan papanya secara bergantian, lalu menatap Wonwoo dengan menolehkan kepalanya ke belakang. "Papa janji akan bersama Yubin.." ucapnya, teringat akan perkataan Wonwoo saat keduanya baru bertemu tadi.

Pria Jeon itu langsung terdiam begitu saja, ia menatap Yubin dengan wajah khawatirnya lalu kembali menatap Mingyu. "Aku--" kalimatnya terhenti saat tiba-tiba Mingyu menyodorkan sebuah amplop dokumen berwarna coklat.

Ia mendongak, menatap Mingyu lalu meraih amplop dokumen tersebut, mengeluarkan sebuah kertas yang ia berikan pada Mingyu lima tahun lalu. Surat cerainya dengan Mingyu. Ia menoleh, menatap bingung sang pria Kim itu masih menatapnya juga.

"Aku tidak pernah menandatanganinya Wonwoo, bahkan ketika mendapat panggilan dari pengadilan, aku bilang bahwa kita baik-baik saja dan tak bercerai." jelas Mingyu.

Kedua mata rubah itu mengerjap, ia menggigit bibir dalamnya dengan kuat. "Kenapa?" ia menatap Mingyu dengan mata merahnya. "Kenapa kau melakukannya Mingyu? Ini sudah lima tahun.. Seharusnya kau mencari orang lain." ucap Wonwoo.

"Alasanku tetap sama.. seperti yang aku katakan padamu saat kau akan berangkat ke sini di bandara.." Mingyu menghela napasnya pelan, ia memposisikan tubuhnya untuk menghadap Wonwoo. "Aku mencintaimu Wonwoo.. dan perasaanku tidak pernah berubah." lanjutnya.

Yubin bergantian menatap Mingyu dan Wonwoo, ia lalu melompat turun dari pangkuan Wonwoo dan berdiri menghadap papanya yang menangis itu. "Papa.. mencintai ayah kan?" tanyanya.

Kedua mata Wonwoo terpejam, perlahan kepalanya mengangguk untuk menanggapi Yubin. Ia lalu menundukkan kepalanya. "Maafkan aku.. Hiks.. Aku sadar hal itu saat sudah di sini tapi.. aku tidak bisa kembali." ucapnya dengan suara yang bergetar.

Kedua tangan Mingyu lalu meraih tangan kanan Wonwoo, ia menggenggamnya erat. "Tidak apa.. aku mengerti." ucapnya.

Bahkan sekarang pun, Mingyu tetap begitu baik padanya, ia lalu mendongak dan menatap, pria yang ternyata, tak pernah bercerai dengannya. "Aku takut Mingyu.. Hiks.. Aku takut dengan orang lain.. Akan seperti apa mereka memandang Yubin.." ucapnya lalu menatap Yubin.

Mata Yubin mengerjap, ia mengusap punggung tangan kiri Wonwoo. "Yubin kenapa? Teman-teman Yubin tahu Yubin anak papa.. Yubin juga punya foto papa.." ucapnya.

Hal tersebut membuat Wonwoo terdiam dan mengerjap bingung, ia lalu menatap Mingyu. "Apa.. maksudnya Mingyu?" tanyanya.

"Semua orang dekat, entah itu kolega kerja atau teman-teman sekolah Yubin tahu.. Bahwa Yubin lahir dari rahimmu.. Kau tidak perlu khawatir tentang hal itu Wonwoo." jawab Mingyu.

Wonwoo langsung menatap Yubin, ia meraih tubuh putranya dan memeluknya dengan erat. "Maafkan papa nak.." ucapnya dan di balas dengan anggukan kecil oleh Yubin.

"Yubin baik.. Papa tidak boleh menangis lagi.." balas Yubin lalu pelukan tersebut terlepas. Ia mengusap wajah basah Wonwoo dengan kedua tangan mungilnya. "Ayo pulang.. Nenek Jeon bilang.. nenek sangat merindukan papa.." ajaknya.

Lembayung NirmalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang