CHAPTER 1

2K 219 38
                                    

Klik di atas untuk mendengarkan lagu Reckless - Madison Beer

CHAPTER 1

Kota Hamburg, kota dengan penduduk terpadat kedua di Jerman setelah Berlin. Berdiri sejak tahun 825 Masehi. Kota ini menyimpan banyak sejarah kekaisaran Romawi kuno, salah satu tempat paling ikonik di Jerman.

Di kota ini, Xiao Zhan memulai hidup baru bersama putra tercintanya, Kevin Xiao. Xiao Zhan memutuskan untuk memberikan marga dari keluarganya, memulai segala sesuatu dari awal dan melupakan masa lalu, tidak perlu lagi ada bayang-bayang Yibo di dalam hidup mereka. 

Xiao Zhan datang ke Kota Hamburg delapan bulan yang lalu. Bersama Kevin dan Jing Boran, mereka tinggal di sebuah apartemen yang cukup mewah di pusat kota. Dalam delapan bulan ini pula Xiao Zhan mulai bertekad membangun usaha. Dia tidak ingin merepotkan Jing Boran. Pria itu sudah terlalu banyak berjasa bagi hidupnya.

Rencananya, Xiao Zhan akan membangun sebuah minimarket. Tidak perlu sebuah toko besar, cukup toko kecil-kecilan yang bisa dia operasikan dengan baik sembari membesarkan Kevin. Xiao Zhan tidak ingin menganggur, apa lagi membesarkan seorang anak butuh biaya yang tidak sedikit, untuk biaya sekolah dan sebagainya.

Untuk saat ini, segalanya masih dalam tahap rencana. Xiao Zhan belum bisa leluasa karena Kevin masih terlalu kecil untuk ditinggal bekerja. Selama delapan bulan ini Kevin telah menjadi bagian dari hidupnya. Segalanya tentang Kevin. Meskipun Jing Boran telah memperkerjakan seorang asisten rumah tangga sekaligus pengasuh, Xiao Zhan tidak lantas membiarkan pengasuh mengambil tanggung jawab penuh. Pemuda itu sebisa mungkin merawat putranya sendiri. Kevin adalah darah dagingnya. Bayi malang yang tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua lengkap. Xiao Zhan tidak ingin Kevin sampai kekurangan kasih sayang darinya.

Segala sesuatu berjalan lancar selama beberapa bulan belakangan. Xiao Zhan kini terlihat lebih bahagia, menghabiskan hari-harinya dengan merawat Kevin. Jing Boran juga selalu membantunya kapan pun pria itu punya waktu.

Bagi Jing Boran sendiri, tidak ada tindakan yang dilakukan tanpa dasar. Pria itu memang telah membangun anak perusahaan di Kota Hamburg beberapa bulan sebelum kepindahannya bersama Xiao Zhan. Bisnis tetap berjalan lancar, hanya perlu mengunjungi China dua atau tiga kali dalam setahun. Selebihnya, perusahaan dapat dikendalikan dari Jerman.

Segalanya berjalan dengan lancar bagi mereka berdua. Tidak ada sesuatu yang harus dikhawatirkan setelah tiba di Jerman. Seperti sore ini, mereka makan malam seperti biasa di rumah. Suasana hangat menyelimuti selayaknya keluarga kecil nan bahagia.

Jing Boran mengharapkan lebih. Hari ini, pria itu ingin melamar Xiao Zhan, mengambil peluang untuk menciptakan keluarga yang sesungguhnya.

Usai makan malam, Xiao Zhan membawa Kevin ke kamar. Mereka bermain sebentar, kemudian Kevin tertidur pulas. Jing Boran mendatangi kamar Xiao Zhan saat itu.

“Zhan?”

Xiao Zhan yang masih berada di samping ranjang bayi spontan mengalihkan tatapannya ke arah pintu. “Iya, Ge?”

“Bisa kita bicara sebentar?” Jing Boran sangat gugup, tetapi pria itu tidak ingin menunda lagi. Selama hampir satu tahun hidup satu atap bersama Xiao Zhan membuat cintanya tumbuh semakin kuat.

Xiao Zhan mengangguk. Pemuda itu mengikuti langkah Jing Boran hingga tiba di ruang tengah. Mereka duduk di satu sofa panjang yang muat untuk tiga orang. “Apa yang ingin Gege bicarakan?” tanya Xiao Zhan sesaat setelah dirinya duduk.

Menarik napas dalam-dalam, menguatkan mental, Jing Boran mengeluarkan sebuah benda persegi dari dalam saku celananya. “Zhan, aku tahu ini sama sekali tidak romantis,”---Jing Boran membuka sebuah kotak cincin, menyodorkan cincin itu ke hadapan Xiao Zhan---“tapi aku rasa ini adalah waktu yang tepat. Kita telah hidup bersama selama hampir satu tahun. Kita sudah seperti keluarga. Jadi, izinkanlah aku menjadikan kita bertiga keluarga yang sesungguhnya. Aku, kau dan Kevin. Aku berjanji akan selalu membuat kalian bahagia.”

HOW TO PLAY SEASON 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang