CHAPTER 17
Pasca perceraian dengan Jing Boran, Xiao Zhan sudah mulai pindah ke rumah barunya. Jing Boran tidak sepenuhnya lepas dari hidup lelaki itu. Mereka masih bersama selayaknya sahabat, sama seperti dulu. Jing Boran bahkan membantu Xiao Zhan mengurus kepindahan.
Sebenarnya, Jing Boran meminta Xiao Zhan untuk tinggal di rumah yang lama, biarkan dia saja yang mencari rumah baru. Namun, Xiao Zhan menolak dengan keras karena itu adalah rumah pemberian ayah Jing Boran. Dan hal yang paling mencengangkan adalah fakta bahwa Jing Boran selama ini telah mengakuisisi perusahaan Keluarga Xiao. Perusahaan itu kini berganti nama menjadi Jialong Construction, dan kepemilikan saham mayoritas didaftarkan atas nama Xiao Zhan. Jing Boran menyerahkan semua dokumen kepemilikan di hari perceraian mereka, mengatakan bahwa perusahaan itu adalah dana taktis, bekal yang cukup menjamin untuk masa depan Kevin. Xiao Zhan tentu saja menolak. Perusahaan Keluarga Xiao sudah diakuisisi secara sah, dan itu menjadi milik Jing Boran sekarang. Namun, Jing Boran tidak lantas menyerah. Jing Boran berencana untuk memberikan dana taktis Jialong Construction kepada Kevin kelak ketika anak itu sudah cukup umur.
Kini, sebuah rumah yang tidak kalah nyaman menjadi rumah baru Xiao Zhan dan putranya. Bibi Yang tetap menjadi pengasuh Kevin. Bahkan rumah baru itu jaraknya tidak jauh dari rumah lama, masih tergolong satu lingkungan.
Rumah sederhana dengan halaman rumput hijau dan jalanan berpaving. Ada satu set meja kursi di taman, tempat yang cocok untuk menikmati senja. Desain rumah ini tidak jauh berbeda dengan rumah lama mereka.
Pertama kali Xiao Zhan dan Kevin pindah ke rumah ini adalah sekitar dua minggu yang lalu. Kevin sangat senang dengan rumah baru, berlarian ke sana-kemari, menarik tangan Xiao Zhan dan mengajak bermain. Namun, senyum ceria itu mulai menghilang ketika Kevin menyadari bahwa papanya tidak pernah tidur di rumah baru mereka. Jing Boran memang sering berkunjung, tetapi pria itu akan berpamitan pulang di sore hari.
Kevin tak jarang meminta Jing Boran untuk tetap tinggal, tetapi Jing Boran menyadari bahwa Xiao Zhan mungkin merasa kurang nyaman jika dia menginap. Sampai hari ini, Kevin masih saja merengek, meminta papanya untuk tetap tinggal. Di sisi lain, Xiao Zhan setuju saja, Jing Boran bisa tinggal untuk makan malam.
Memang begitulah anak-anak. Mereka masih belum mengerti tentang apa yang namanya perpisahan. Meskipun Jing Boran bukan ayah kandung Kevin, tetapi pria itu telah berperan sebagai sosok seorang ayah bahkan sejak Kevin dalam kandungan. Kevin lahir dan tumbuh dengan mengenali Jing Boran sebagai orang tuanya. Mungkin, kelak jika usia kevin sudah lebih dewasa, anak itu akan mengerti. Untuk saat ini, masih belum saatnya Kevin diberi tahu. Biarkan anak itu tumbuh sesuai dengan usianya. Xiao Zhan tidak akan mengenalkan kosa kata yang rumit semacam perceraian.
“Ge, maaf. Gege tidak sedang sibuk, 'kan?” Xiao Zhan merasa merepotkan Jing Boran karena pria itu harus tinggal sampai larut malam dan baru bisa pulang ketika Kevin sudah tertidur.
“Zhan, aku adalah ayah Kevin. Memangnya kesibukan apa yang lebih penting dari putraku?” Jing Boran selalu seperti itu, tulus menyayangi Kevin meskipun Kevin bukan anak kandungnya. Dan tak jarang kasih sayang Jing Boran membuat Xiao Zhan merasa bersalah serta berhutang budi.
“Terima kasih, Ge. Aku berhutang banyak kepadamu,” ucap Xiao Zhan.
“Zhan,”---Jing Boran meraih kedua tangan Xiao Zhan---“kau tahu aku masih berharap pada hubungan kita. Aku mencintaimu dan akan selalu begitu.”
Xiao Zhan menatap sendu. Sikap seperti inilah yang kadang membuatnya bimbang. Jing Boran membuat Xiao Zhan merasa bahwa pria itu tidak bisa hidup tanpa dirinya. “Ge,”---Xiao Zhan menarik tangannya dari genggaman Jing Boran---“mungkin ini adalah fase kedewasaan yang harus kita lalui. Kita pernah mencoba, dan gagal. Ini juga tidak mudah untukku, tetapi aku tidak ingin mengacaukan hidup Gege lebih dari ini. Aku ... aku benar-benar minta maaf.”
KAMU SEDANG MEMBACA
HOW TO PLAY SEASON 2
FanfictionTiga tahun telah berlalu sejak Xiao Zhan memutuskan untuk pergi ke Jerman. Membesarkan putranya dengan baik, kemudian menikah dengan pria yang baik pula, Xiao Zhan mengira bahwa hidupnya telah sempurna. Namun, entah bagaimana Wang Yibo kembali hadir...