CHAPTER 12
Suara tawa Kevin samar-samar terdengar, membuat Xiao Zhan terusik dari tidur nyenyaknya. Pemuda itu bergerak lemah di atas ranjang, kedua pergelangan tangan tidak lagi terikat. Namun meninggalkan bekas yang cukup kentara.
Menatap ke arah dinding kaca ruangan, langit terlihat gelap. Xiao Zhan berusaha untuk bangun, perlahan duduk meskipun sekujur tubuhnya terasa sangat sakit dan lemas. Hanya mengenakan kemeja putih, tanpa celana, sisa-sisa percintaan tadi siang menghasilkan rasa lengket yang menjijikkan di sela paha.
Xiao Zhan menahan rasa sakit pada tubuh bagian bawahnya, berusaha untuk berdiri dan melangkah menuju kamar mandi.
Pintu kamar mandi ditutup, kemeja putih milik Yibo dilepaskan dari tubuhnya. Shower dinyalakan, membuat tubuh lemah itu terguyur air dingin.
“Bukan mimpi,” gumam Xiao Zhan seraya mengamati lebam bekas ikatan di pergelangan tangannya. Tubuh Xiao Zhan perlahan merosot jatuh, terduduk di bawah guyuran shower seraya menangis tanpa suara.
*****
Makanan yang dipesan Yibo untuk makan malam tiba sekitar pukul enam sore. Kevin bangun dari tidur siangnya sekitar dua jam yang lalu. Yibo sudah memandikan anak itu, kemudian mengajaknya bermain. Dia juga berpesan kepada Kevin untuk tidak membangunkan Xiao Zhan yang tengah beristirahat di kamar.
Kini, waktu makan malam hampir tiba. Yibo sudah memesan berbagai makanan lezat dari restoran. Tidak lupa juga memesan makanan khusus untuk Kevin, seperti sup wortel dan ayam yang pastinya tidak pedas serta tidak terlalu banyak bumbu.
Setelah menata makanan di atas meja, Yibo pergi ke kamar, bermaksud untuk membangunkan Xiao Zhan. Pria itu mendapati ranjang telah kosong ketika tiba di kamar. Terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Yibo mendekati pintu kamar mandi, kemudian mengetuk beberapa kali.
Tok ...
Tok ...“Zhan?”
Tok ...
Tok ...“Zhan, kau baik-baik saja?”
Khawatir karena Xiao Zhan tak kunjung menjawab, Yibo mengambil inisiatif untuk membuka pintu. Pintu itu terbuka, bukan dari luar melainkan dari dalam tepat sebelum Yibo memutar kenopnya.
Tatapan mata masih terkesan dingin, tetapi terlihat lebih segar. Tubuh basah tertutup oleh bathrobe warna putih yang biasa Yibo gunakan sehabis mandi. “Di mana pakaianku?” tanya Xiao Zhan.
“Eum ....” Yibo ingat menanggalkan pakaian Xiao Zhan di sofa. Pakaian itu masih tetap di sana, disampirkan asal dan pasti sangat kusut sekarang. “Kau bisa memakai bajuku.”
Reaksi Xiao Zhan jauh di luar prediksi Yibo. Pria itu berpikir bahwa Xiao Zhan akan marah dan menamparnya. Namun, secara ajaib Xiao Zhan terlihat lebih tenang. Merasa bersalah dan memang melakukan perbuatan yang salah, tetapi tidak mendapatkan kemarahan setelahnya. Hal itu justru membuat Yibo semakin gugup.
“Aku harus pulang. Ambilkan pakainku,” ucap Xiao Zhan, nada bicaranya terkesan dingin.
“Baiklah, tunggu sebentar. Aku akan menyetrikanya.” Yibo segera pergi ke luar kamar untuk mengambil pakaian Xiao Zhan. Pria itu menyempatkan diri untuk menengok Kevin. Kevin masih duduk di karpet ruang tengah seraya bermain mobil-mobilan. Sangat penurut ketika Yibo menyuruhnya untuk bermain sendiri sebentar.
Yibo tidak membuang waktu. Pria itu segera mengambil baju Xiao Zhan kemudian menyetrikanya. Tidak terlalu halus karena memang Yibo tidak biasa menyetrika baju. Hanya beberapa menit menggunakan setrika uap, kemudian kembali ke kamar untuk memberikan pakaian itu kepada Xiao Zhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOW TO PLAY SEASON 2
FanfictionTiga tahun telah berlalu sejak Xiao Zhan memutuskan untuk pergi ke Jerman. Membesarkan putranya dengan baik, kemudian menikah dengan pria yang baik pula, Xiao Zhan mengira bahwa hidupnya telah sempurna. Namun, entah bagaimana Wang Yibo kembali hadir...