Chapter 7

872 116 19
                                    

CHAPTER 7

Hari berganti, pagi kembali tiba. Rutinitas Xiao Zhan masih sama dengan hari-hari sebelumnya, yaitu memasak, merawat Kevin dan membersihkan rumah. Xiao Zhan cukup kerepotan ketika Bibi Yang tidak ada karena pagi-pagi sekali Kevin pasti sudah bangun dan mengikutinya ke mana pun sambil meggendong robot Spiderman. Bahkan ketika Xiao Zhan sibuk di dapur, Kevin dengan gigih tetap memegangi celana piamanya.

“Kevin, duduklah bersama papa. Ama tidak bisa bergerak kalau begini!” tegur Xiao Zhan. “Ama sedang menggoreng telur. Kamu mau kena minyak panas?!”

Xiao Zhan lagi-lagi mengomel di pagi buta, sedangkan Jing Boran dengan santai menyesap kopinya. Hal itu sudah sering terjadi. Setelah menyesap sedikit kopinya, Jing Boran memanggil Kevin, “Kevin, sini sama Papa.”

Terlihat Kevin berlarian kecil dari arah dapur. Anak itu memanjat kursi dan duduk di dekat papanya. “Ama malah-malah lagi.”

Jing Boran spontan tertawa, kemudian berujar, “Kevin, kamu harus menurut kepada Ama.”

Tidak berselang lama, Xiao Zhan datang dari arah dapur dengan membawa dua piring. Satu berisi beberapa potong roti panggang dan satu lagi berisi beberapa telur dan sosis goreng.

Mereka sarapan bersama. Setelah sarapan, Jing Boran berangkat ke kantor, sedangkan Xiao Zhan mulai bersih-bersih. Kevin kali ini cukup penurut dan memilih untuk bermain dengan robot spiderman pemberian papanya.

Ting ...
Tung ...

Xiao Zhan mendengar suara bel rumahnya ketika sedang mencuci piring. Pemuda itu bergegas menuju pintu depan untuk melihat siapa yang datang.

Ting ...
Tung ...

Bel pintu rumah kembali berbunyi, tetapi Xiao Zhan justru enggan membuka pintu rumahnya ketika mengetahui siapa yang datang. Sosok Wang Yibo terlihat dari layar intercom.

Ting ...
Tung ...

Kesal, tetapi akhirnya Xiao Zhan tetap membuka pintu itu. “Kau mau apa?!” ketusnya begitu pintu terbuka.

Wang Yibo terdiam seperti orang iseng yang tertangkap basa sedang bermain dengan bel pintu. Pria itu terpesona. Xiao Zhan terlihat sempurna pagi ini.

“Hei!” bentak Xiao Zhan.

Wang Yibo belum juga tersadar. Pandangan pria itu kini beralih ke leher Xiao Zhan. Ada beberapa ruam merah bekas ciuman di sana, membangkitkan kecemburuan di dalam dirinya.

“Wang Yibo!” Xiao Zhan kembali membentak.

Menahan rasa marah dan cemburu, pria itu mulai merespon Xiao Zhan. “Aku ... aku ingin menemui Yizhan. Bukankah kemarin kau bilang aku boleh menemuinya?” Wang Yibo bertanya ragu, kemudian menunjukkan kantong belanjaan yang dia bawa. “Aku membelikan mainan untuk Yizhan.”

Xiao Zhan menghela napas kasar. “Tidak perlu repot-repot. Kevin sudah dibelikan banyak mainan oleh papanya. Kau tidak perlu---”

Belum selesai Xiao Zhan berbicara, Yibo sudah berlutut di hadapannya dan memasang wajah memelas. “Aku mohon. Aku hanya ingin mengenal Yizhan. Setidaknya dia juga harus mengenalku. Zhan ....”

Xiao Zhan tersenyum sinis. Entah ke mana perginya Yibo yang dulu, pria angkuh dan sombong yang telah menghancurkan hidupnya. “Kau pikir semuanya bisa selesai hanya dengan berlutut dan minta maaf? Bagaimana kau akan memperkenalkan dirimu? Kau mau bilang bahwa kau adalah ayahnya, lalu membuat anakku bingung? Begitu? Apa yang sebenarnya kau inginkan?!”

“Ama?” Kevin memanggil dari arah belakang, tidak jauh dari posisi Xiao Zhan.

Melihat putranya ada di sana, Yibo semakin memohon sambil memegangi kaki Xiao Zhan, “Aku mohon, Zhan. Sebentar saja!” Mata pria itu terlihat basah, begitu ingin bertemu dengan putranya.

HOW TO PLAY SEASON 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang