Justin Bieber - That Should Be Me
CHAPTER 5
Wang Yibo mengawali paginya dengan mem-browsing beberapa tempat tujuan wisata di Kota Hamburg. Keberangkatan yang mendadak membuat pria itu sama sekali tidak punya referensi ingin berkunjung ke mana. Fasilitas berupa kendaraan sudah disediakan oleh sang ibu, cukup melihat google maps jika ingin pergi ke mana saja.
Jet lag tidak lagi terasa mengganggu. Wang Yibo sudah tidur selama lebih dari 12 jam sejak kemarin sore. Pagi ini, di sela minum kopi, Wang Yibo mengamati laman pencarian di ponselnya. Pria itu tidak menemukan tempat yang menarik untuk dikunjungi. Dia bingung, tidak ingin menghabiskan liburan hanya dengan berada di apartemen seharian. Itu membuatnya lebih sering melamun dan mengingat Xiao Zhan.
Setelah sarapan, Wang Yibo memutuskan untuk pergi ke luar dan berkeliling. Dia tidak punya tujuan pasti. Sejauh yang dia tahu ketika mencari referensi, sangat banyak museum di Kota Hamburg. Yibo bukan laki-laki yang suka belajar sejarah maupun seni, dan tempat-tempat itu jelas membosankan baginya.
Wang Yibo berkendara tanpa tujuan hingga tiba di depan sebuah bangunan tua yang cukup ramai. Menara di tempat itu sangat tinggi, dindingnya terlihat jelas berasal dari abad pertengahan. Menurut maps, tempat itu adalah St. Nikolai memorial.
Wang Yibo keluar dari mobil, memarkirkan mobilnya di seberang jalan. Pria itu berjalan kaki menikmati suasana kota yang didominasi oleh para orang tua. Tidak berselang lama, sang ibu mengirim pesan.
Bagaimana? Kau menikmati liburanmu?
Wang Yibo tersenyum menatap layar ponselnya, kemudian mulai mengetik pesan.
Tidak. Kenapa Ibu menyuruhku ke sini? Di tempat ini hanya ada museum.
Tidak berselang lama, Li Jia kembali mengirim pesan kepada putranya.
Hahaha😂 tempat itu tidak buruk. Kau bisa mulai wisata kuliner di sana.Wang Yibo berdecak kesal ketika membaca pesan dari sang ibu.
Baiklah. Jika tidak ada makanan yang enak, aku akan terbang ke Italia besok siang.Menghela napas, kemudian menyimpan ponsel di saku, Wang Yibo tidak seperti beberapa turis yang sibuk mengambil foto di sana. Pria itu hanya melihat dan mengingat, tidak berniat mengabadikan momen apa pun dalam bentuk gambar.
Setelah sekitar satu jam lebih berjalan tanpa arah, bahkan menaiki lift dan melihat Kota Hamburg dari atas menara St. Nikolai, Wang Yibo merasa mulai bosan. Pria itu memutuskan untuk ke luar dari sana, menaiki mobil dan kembali berkendara.
Jalanan tidak begitu ramai, tetapi Wang Yibo tetap berkendara dengan kecepatan rendah agar dapat mengamati sisi kanan dan kiri jalan, mencari tempat yang menarik. Pria itu melihat pusat oleh-oleh di pinggir jalan, bersebelahan dengan beberapa kedai makanan. Tertarik untuk melihat-lihat, Wang Yibo memutuskan untuk berhenti di sana.
Suasana di dalam toko cukup ramai. Ternyata tempat itu tidak hanya menjual oleh-oleh, tetapi juga berbagai kebutuhan sehari-hari. Masuk ke dalam, kemudian melewati bagian depan kasir, ada beberapa kulkas berisi frozen food. Ayam, daging, maupun ikan, semua dijual di sana. Ada pula jajaran rak yang berisi perlengkapan sehari-hari seperti tisu dan sabun mandi.
Wang Yibo mulai melihat-lihat jajaran rak di sebelah kiri. Ada berbagai bentuk miniatur yang terbuat dari kayu. Belum ada satu hari berkeliling dan Yibo sudah berpikir untuk membeli souvenir. Membeli souvenir hari ini dan pergi secepat mungkin besok pagi. Pria itu sudah sangat bosan.
Bruk!
Seorang anak kecil tiba-tiba datang entah dari mana dan menabrak kakinya. Anak itu jatuh dengan posisi duduk. Wang Yibo segera membantu anak itu berdiri. "Kau tidak apa-apa?" tanya pria itu dalam bahasa Jerman.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOW TO PLAY SEASON 2
FanfictionTiga tahun telah berlalu sejak Xiao Zhan memutuskan untuk pergi ke Jerman. Membesarkan putranya dengan baik, kemudian menikah dengan pria yang baik pula, Xiao Zhan mengira bahwa hidupnya telah sempurna. Namun, entah bagaimana Wang Yibo kembali hadir...