Bagian 1 - Sugar

24.1K 474 6
                                    

Lantai tiga belas, di sudut koridor apartemen mewah seantreo ibu kota terdapat satu kamar dengan nomor 1, 2, 9, 4. Kamar 1294.

Mungkin dari luar kamar hanya hening yang melingkupi, siapa sangka di dalamnya terdapat dua manusia berbeda usia tengah bergulat nikmat dengan jiwa liar bak hewan buas menerkam mangsa, mencari puncak kepuasan dunia, dan baru saja, satu detik yang lalu keduanya menggapai surga dunia dari adegan tersebut.

Vira menoleh, menatap pria di samping kanannya sambil mengatur napas yang terengah. "Daddy, udah makan?" tanyanya mengangkat satu tangan menyentuh leher pria itu, menyeka keringat yang memperdaya otak kaum hawa.

Si pria ikut menoleh, Sulthan membalas tatapan Vira dengan lembut namun masih diliputi gairah, kepalanya menggeleng sebagai jawaban. "Belum." Sulthan Rajendra Aksara, pria berusia tiga puluh lima tahun yang menjadi partner Vira itu menangkap tangan Vira, menyingkirkan dari lehernya sebab ia ingin bangkit dari posisi.

"Oke, aku siapkan ya," ujar Vira juga bangkit dari berbaring, tapi tidak langsung menuruni ranjang, ia duduk dulu mengikat rambutnya ekor kuda.

Sedang Sulthan hanya membalas dengan kata, "Terima kasih." Lalu pria itu sudah membuka pintu kamar mandi dan masuk ke dalam sana.

Vira tersenyum kecil, pria yang sudah menggaulinya selama satu tahun terakhir ini tak kunjung berubah, masih sama seperti saat mereka pertama bertemu.

Vira menuruni ranjang, melangkah menuju lemari pakaiannya, mengambil satu underwear guna ia pakai, setelah itu merunduk mengambil kemeja merah maroon milik Sulthan yang terdampar di samping kaki kirinya. Luar biasa, bagaimana bisa kemeja ini terlempar sampai ke sini? Hanya si kemeja lah yang tahu.

Well, Vira pakai kemeja itu, menikmati aroma mahal seorang pria dewasa yang selalu haus belaian adegan ranjang. Wajar, Vira tahu nafsu pria dewasa yang bebas memang gila, ia tidak masalah akan itu. Lalu, Vira memilih keluar dari kamar, mengincar dapur sederhana di apartemennya, bersiap-siap memasakkan makan malam untuk Sulthan.

Pria itu baru datang dari Bali, dan tujuan utamanya adalah bisnis, tapi ia menyempatkan diri singgah ke apartemen yang ia berikan secara khusus untuk Vira.

Jika ada yang bertanya apa hubungan mereka, hanya sebatas daddy dan sugar baby, partner yang menguntungkan kedua belah pihak, itu saja.

Vira mendapatkan uang bulanan tanpa repot-repot menjual diri ke banyak pria, sedang Sulthan mendapatkan kepuasan tanpa harus berganti-ganti wanita. Kontrak mereka selama dua tahun.

"Daddy, makanannya udah siap!" teriak Vira dari dapur begitu menghabiskan lima belas menit untuk memasak satu porsi spaghetti saus bolognese.

Terdengar suara pintu dibuka dan ditutup, Vira yakin itu ulah Sulthan, dan benar saja, sugar daddynya sudah sampai di meja makan, sedang menarik salah satu kursi untuk diduduki.

"Daddy berapa hari di sini?" tanya Vira sambil membuka pintu kulkas, mengambilkan kotak jus rasa apel, lalu kembali melangkah menuju meja makan, menuangkan jus itu ke dalam gelas Sulthan.

"Besok siang sudah pulang ke Bali," jawab Sulthan bersama nada khasnya, lembut.

Vira mengangguk paham, "Cepet banget," bergumam.

"Kamu membutuhkan sesuatu?" Sulthan melirik Vira.

"No." Kepala Vira langsung menggeleng pelan, dia pun mendudukan diri ke salah satu kursi, menopang dagu, menatap Sulthan yang menikmati makan malam sederhana.

Setiap datang ke sini, atau Vira yang ke Bali untuk menemui Sulthan, pria ini pasti selalu belum makan, dan Vira yang ingin menjadi sugar baby terbaik tentu akan melakukan apapun untuk si daddy, termasuk memasak, tugasnya memang melayani bukan? "Cuma heran aja, biasanya Daddy di sini dua atau tiga hari, aku mau ngosongin jadwal kalau Daddy di sini lebih lama."

He Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang