Bagian 18 - Serba Serbi

4.5K 210 4
                                    

Hampir satu malaman Vira tak bisa tidur karena memikirkan kalimat yang Sulthan lontarkan. Wanita itu hanya masuk ke dalam dekap sugar daddynya, lantas mendengarkan deru napas si pria tampan nan matang itu sepanjang malam.

Kini, saat ia ingin mememjamkan mata, tiba-tiba terasa gerakan dari seseorang yang memeluknya, Sulthan.

Kepala Vira bergerak mendungam, menatap wajah si daddy, ternyata ada yang bermimpi buruk lagi.

"Egh ...," erang Sulthan sedikit mengerutkan dahi.

Spontan Vira mengangkat tangan kanannya, ia raih rahang Sulthan. "Dad ..., hei wake up," bisiknya membawa tubuh sedikit bangkit, ia pun menepuk-nepuk rahang Sulthan. "Daddy, hei, handsome, wake up, please!"

Sulthan terbangun, membuka kedua matanyanya dan menatap langit-langit kamar, tapi, hanya beberapa detik sebab beberapa setelahnya ia memilih menoleh menatap Vira, kemudian memeluk wanita itu, menyematkan bibir ke atas dahi si hawa. Kejadian tersebut terjadi begitu cepat, sampai Vira mengerjap, terdiam yang berujung memilih mengusap punggung Sulthan. "Aku di sini, Daddy ...," bisiknya menenangkan.

Pelukan Sulthan semakin mengerat, ia ciumin dahi dan pelipis Vira yang memejamkan mata menikmati sentuhan itu.

Butuh beberapa detik untuk hal tersebut, sampai akhirnya Sulthan tenang, bisa melepaskan Vira yang hampir terlelap akan pelukan si pria.

"Mimpi buruk, hm?" tanya Vira belum berhenti mengusap-usap punggung Sulthan.

"Hm."

Vira mengangguk kecil. "Mau aku ambilin minum?"

Sulthan menatap tepat ke arah mata Vira. "Ya please, Sayang," bisiknya serak.

Vira mengangguk lagi, segera bangkit dari posisi berbaring, yang mana menyempatkan diri mengecup bibir Sulthan terlebih dulu. "Sebentar ya, Dad," bisiknya di depan bibir Sulthan, lalu, ia bergerak menuruni ranjang, melangkah menuju pintu kamar, keluar dari ruangan pribadi itu.

Di dalam kamar Sulthan menatap ke langit-langit, teringat jelas di kepalanya apa isi mimpi yang menghampiri diri, dan itu ..., mengundang rasa tidak senang dalam hatinya.

Bergerak mendudukan diri, Sulthan mengusap wajah lumayan kasar, semua itu agar diri jauh lebih sadar dari sebelumnya. Kemudian, tak berapa lama Vira sudah kembali saja, wanita itu mendudukan diri di sisi ranjang dekat Sulthan.

"Ini, minum dulu," ujar Vira memberikan gelas berisi air mineral.

"Makasih, Vira," bisiknya menerima, tak lama meneguk pelan-pelan.

Vira hela napas, mengusap paha hingga lutut Sulthan, bermaksud memberikan ketenangan.

Baru kali ini si pria bermimpi buruk sampai sebegininya. "Daddy lagi banyak pikiran?" tanya Vira merapatkan duduk, meraih gelas yang sudah kosong, ia letakan ke atas nakas, setelah itu ia bawa kedua tangannya menyisir rambut Sulthan, kanan dan kiri hingga wajah pria itu terlihat semakin segar. Lalu, Vira memijat kecil kepala beliau.

"Ya, begitulah," jawab Sulthan memejamkan mata, menikmati setiap pijatan yang Vira berikan. Ah ..., ini menyegarkan. Vira memang yang terbaik dalam semua hal, termasuk service batiniah.

Cup,

Bibir Sulthan dikecup lagi, matanya yang terpejam langsung terbuka.

"Banyak pikiran boleh, Dad, apalagi Daddy udah tua, tapi, nggak boleh sampai nyakitin diri, oke?" bisik Vira tersenyum lembut.

Sulthan menyatukan kedua alisnya. "Tua?" tanyanya memicingkan mata. Wanita ini sering sekali melontarkan kata tua, memangnya Sulthan setua itu?

Vira pun melotot terkejut, tepatnya berpura-pura. "Tua? Siapa yang ngomong tua? Hei! Daddyku masih muda gini, seger lagi," ujarnya masih dengan sikap pura-pura terkejut.

He Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang