Bagian 23 - Si Kecil (Hati dan Tubuh)

4.7K 255 31
                                    

Tes ombak bentar.
Ketemu novel ini di mana guys?

****

Derish menatap layar laptopnya yang menampilkan data diri Vira, lebih tepatnya ia menatap foto wanita itu.

Saat ini Deris sedang duduk di meja makan apartemennya, baru selesai bekerja dan mendadak terbesit ingin membuka file wanita yang tanpa ia mintai sudah memberikan aset untuknya. Bayangkan saja, Sulthan datang, menawarkan saham secara gratis yang demi apapun sangat menguntungkan saldo rekening Deris.

Memang tidak heran banyak pria menyukai wanita itu, Vira cantik, senyumnya manis, ditambah kharakter yang menarik. Tapi, kenapa Sulthan mau melakukan sampai sejauh ini? Jika Sulthan hanya meminta Deris untuk tutup mulut, mungkin Deris akan berpikir pengusaha itu ingin melindungi reputasi yang sudah susah payah ia bangun, tapi, Sulthan tidak meminta itu, bahkan tidak membahas.

Meraih gelas berisi kopi yang ada di sisi kiri laptopnya, Deris menyesap pelan.

Sulthan datang hanya untuk satu tujuan, meminta Deris menjauhi Vira, jangankan bersitatap tanpa menyapa, jika Deris mencium aroma tubuh Vira, Sulthan meminta dosen muda itu menjauh, pergi, jangan tampakkan batang hidungnya.

Boleh Deris curiga? Dan satu lagi, entah kenapa, walau ia sudah menyepakati tawaran Sulthan, ia masih ingin tahu tindakan apa yang akan Vira lakukan jika ia bermain-main, apalagi dengan tawaran yang sebelumnya ia lemparkan. Wanita itu memilih apa? Oh, jika Vira waras ya sudah pasti memilihnya. Tapi, dengan ketidak hadiran Vira hari ini, Deris tahu apa keputusan wanita itu. Sial ujung sial, bukannya diam, justru jiwa Deris kian penasaran, sangat penasaran dengan sosok Vira.

Selama mereka saling mengenal, Vira selalu jutek, masih sopan, tapi mimik yang dipasang sangat palsu, Deris tahu itu.

Rasa tertarik yang awalnya tidak ada, justru muncul karena ulah dua manusia itu -Vira dan Sulthan sendiri- jadi, haruskan Deris membiarkan rasa tertarik ini terpendam?

Menyesap kopinya sekali lagi, ia tersenyum kecil. "Sepertinya tidak," gumamnya memutar otak guna menjerat Vira mendekat padanya. Ingat, Sulthan hanya meminta ia tidak mendekati Vira, jadi, jika Vira yang mendekat padanya, itu di luar kesepakatan.

*****

Vira yakin tubuhnya remuk, ini sih bau-bau tidak bisa bangkit dari atas ranjang, Sulthan benar-benar menguras tenaganya. Hukuman tetaplah hukuman, tidak ada dispensasi apapun padahal Vira sudah berkata manis dengan air mata, memang pria tua kejam! Sayang sekali Vira harus mengakui ia pun menikmati, astaganaga, bagaimana bisa otak yang dulu suci jadi sekotor ini? Pengaruh Sulthan sangat buruk!

"Daddy, mau ke mana?" tanya Vira dari ranjang menatap Sulthan yang keluar dari kamar mandi dengan setelan sangat rapih.

Sulthan mendekati ranjang sembari mengancing bagian ujung lengan. "Ada yang harus diurus, tapi, saya akan kembali lagi ke sini," jawabnnya mendudukan diri di sisi ranjang, menarik selimut guna menutup tubuh Vira. "Istirahat lah, saya tidak akan lama." Kemudian Sulthan mengusap sudut mata kanan Vira.

"Beneran nggak lama?"

"Iya, Sayang."

"Boleh titip sesuatu?" Vira mengeluarkan tangan kanannya dari balik selimut.

"Apa itu?"

Tangan Sulthan yang mengusap sudut mata Vira ditangkap, dibawa masuk ke dalam genggaman wanita itu. "Lagi pengen kue daki, Dad."

Dahi Sulthan langsung mengerut, kedua alis dibuat keriting akan rasa kebingunan dari jenis makanan yang Vira sebutkan. "Kue daki?" tanyanya memastikan.

"Iya, itu loh, Dad, yang kuenya panjang-panjang terus ada rasa kejunya."

He Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang