Sulthan dan Vira kompak menoleh menatap ke daun pintu kamar, dari sana benar-benar terdengar suara Suci. Dan beberapa detik kemudian Vira beralih kembali menatap Sulthan. Tatapannya penuh dengan permohonan. "Dad ..., please," gumam wanita itu.
Sulthan diam, daripada ia sibuk jajanan lagi di luar, lebih baik ia mempercepat ini saja.
Mendekatkan bibirnya ke daun telinga Vira , tangan kembali bekerja. Selesai sudah, tamatlah riwayat Vira di tangan Suci.
Sekuat tenaga ia berusaha menahan erangan dan desahan, sekuat mungkin ia berusaha tidak mendorong Sulthan hingga tubuh pria itu terjengkang di atas lantai. Sugar daddynya memang terkadang sangat menyebalkan!
*****
Cklek.
Pintu kamar yang sedari tadi Suci ketuk akhirnya bisa terbuka, Vira terlihat keluar dengan satu dompet miliknya.
"Ngapain sih lo? Kok lama bener?" tanya Suci memicingkan mata penuh kecurigaan.
"Ngepet, tadi babi gue lagi keliling," celetuknya asal.
Demi apapun Vira merasa hampir gila karena pria tua di dalam kamarnya itu, bagaimana bisa ia masih sempat menyiksa sugar babynya?! Vira bisa saja gantung diri andai ia tak sekuat ini. "Udah ayo jalan," ajaknya ingin kembali duduk ke ruang tengah, setidaknya membawa Suci menjauh dari neraka di balik pintu ini.
"Lo mencurigakan," bisik Suci tak ayal tetap bergerak mendekat dengan Vira.
"Mencurigakan dari hongkong! Ini sebenernya lo ke sini ngapain sih? Nyusahin gue?" Nada bicara Vira kesal. Bukannya ia tidak senang dikunjungin teman, hanya saja saat ini ada Sulthan, tolong lah bantu Vira.
Mulai melangkah menuju ruang makan, Vira tak lupa saat ini bagian bawahnya masih berkedut, demi apapun Sulthan benar-benar jahat, kejam! Lihat saja nanti, akan Vira balas dengan yang lebih sadis.
Menarik napas, Vira meraih gelas, ia isi dengan air mineral, tangannya gemetar, lalu, ia tegak.
"Lo belum cerita apa-apa sama gue perihal kondom ya, Viraun! Jujur sama gue, lo punya pacar?"
Mendengar kalimat Suci, seketika air yang baru Vira masukkan ke dalam mulut tersembur keluar, memang bajingan! Vira salah apa sampai di sudutkan sebegininya?! Cabut saja nyawa Vira. "Pacar gigik lo, nggak usah halu," ujarnya.
"Terus punya siapa?"
"Apanya?"
"Bungkus, yang kemarin punya siapa?"
"Punya tetangga keselip, ulah orang londry noh."
Suci berdecak, jelas sekali bahwa Vira menjawab dengan main-main, tak ada seriusnya.
Bagaimanapun, mereka melanjutkan keributan tak penting itu, sedang di kamar Sulthan belum mengenyahkan senyum kecilnya. Tadi itu lucu sekali melihat mimik merah ingin marah-marah yang Vira pasang, tapi, kekuatan status memang tiada tanding, Sulthan tetap mendapatkan apa yang ia mau.
Saat ini pun Sulthan baru keluar dari kamar mandi guna membasuh tangan yang tadi menjahili Vira. Ah sudahlah, Sulthan hanya perlu sebuah sogokan agar sugar babynya itu tak merajuk berlebihan.
Melangkah menuju ranjang, Sulthan membalas pesan masuk ke ponselnya. Wah ..., apa lagi yang bisa ia lakukan di kamar ini tanpa Vira? Dan berapa lama lagi ia harus menunggu?
Namun, tadi Vira berkata ia dipersilakan keluar saat terdengar suara pintu yang dibuka dan ditutup. Apalagi kerjanya kalau bukan wanita itu berusaha membawa Suci pergi dari unit apartemen ini? Tentu tidak ada.
Menarik napas, Sulthan melirik benda pipi yang ada di atas nakas, itu milik Vira. Ponsel itu terus bergetar dan Sulthan cukup terganggu hingga penasaran. Ia memilih mendekati, meraih dan melihat sebuah pesan berisi kalimat, 'Datang atau kamu akan mengulang semester ini.'
Oh Sulthan ingat! Pasti ini dosen yang tadi pagi Vira ceritakan, yang menpermalukannya sekaligus membuatnya darting. Kini Sulthan tengah menatap pesan itu, pesan dari pria menyebalkan bagi Vira.
*****
Hah ..., akhirnya Vira bisa lolos dari dua orang menyebalkan dalam hidupnya. Itu Suci dan Sulthan yang jangan sampai, amit-amit, keduanya bertemu, bisa mati berdiri Vira.
"Hah ...." Hela napas pelan, Vira menatap langit-langit ruang tengah apartemennya. Sungguh, yang tadi Sulthan berikan lumayan menyenangkan, membuat adrenalin Vira terpacu sebab ada rasa was-was ketahuan.
Namun, tetap saja ia kesal, sangat kesal! Kira-kira, apa yang bisa ia lakukan untuk membalas perbuatan pria tua itu? Oh! Vira langsung tersenyum penuh rencana.
Ia bawa bangkit tubuhnya dari posisi duduk tak benar itu, kemudian, ia pun berlari kecil menuju kamarnya yang sudah kosong melompong.
Raih ponsel, Vira mengutak atik benda pipi itu tanpa berniat membaca pesan lainnya. Ia langsung mengincar nomor Sulthan, menghubungi lebih dulu.
Sulthan marah? Itu urusan belakang, yang terpenting, ia melancarkan rasa empet di hati.
'Hm?' sahutan dari seberang sana.
"Aku mau rumah, Dad!"
Damn! Vira benar-benar gila dan nekad.
'Jelaskan,' titah Sulthan dari sana.
"Karna Daddy udah nekad dan hampir buat jantung aku copot, jadi aku mau rumah, di Bali, terserah mau di daerah mana," ujar Vira tegas nan tak tahu diri. Tapi, untuk harga diri yang sudah teremas masuk ke dalam tong sampah, maka, Vira bodo amat dengan apapun, termasuk rasa tahu diri.
Sulthan diam, tak langsung membalas. Tapi, beberapa detik kemudian ia berkata. 'Kita lakukan sekali lagi, satu villa atas nama kamu saya berikan.'
Holly shit! Ternyata ada yang lebih gila dari Vira, tentu saja itu Sulthan!
Lihatlah sekarang, mulut Vira dibuat menganga mendengar kalimat pria itu barusan.
'Bagaimana?' tanya yang di seberang sana menantang.
Keadaan pun berbalik, kali ini Vira yang terdiam tak langsung menjawab. Keparat! Kenapa pria ini benar-benar sulthan?! Kaya raya yang berakhir berbuat sesukanya.
Menarik napas. "Oke, deal! Kapan Daddy ke sini, aku jabani!" jawabnya menggebu-gebu, sehingga lupa pada tujuan awal, yaitu membalaskan dendam dengan memoroti Sulthan, bukannya membuat kesepakatan baru yang luar biasa sinting.
'Saya tunggu.'
Sambungan terputus. Vira menatap layar ponselnya kesal bukan main. "Hei! Main tutup aja, dasar pria kaya nyebelin!" Marahnya sembari melempar ponsel ke atas ranjang. Baru, selanjutnya tubuh Vira yang menyusul terlempar ke atas ranjang, tepat di samping ponsel.
Sulthan ..., pria itu selalu berhasil memberikan pengalaman baru untuk Vira, masalahnya adalah walau mereka dekat, Vira tetap merasa jauh. Ia merasa Sulthan akan tetap pergi dari hidupnya, untuk itulah sebaiknya siapapun tidak perlu mengetahui tentang pria itu, termasuk Suci.
Andai Sulthan bisa Vira gapai, ia tidak akan malu memperkenalkan pria matang itu ke semua orang sebagai pasangannya. Seperti yang semua tahu, Sulthan pria kaya nan sukses, yang wajahnya tak dimakan oleh umur.
"Ck," berdecak, Vira memiringkan tubuh, kembali meraih ponsel, dan kali ini baru ia temukan notif dari nomor baru yang tanpa perlu melihat informasi nomornya pun Vira tahu ini siapa. "Sialan! Kenapa gue sial banget hari ini?!"
![](https://img.wattpad.com/cover/325768177-288-k16156.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
He Love Me
RomanceVira Chalista hanya anak yatim piatu berstatus mahasiswi semester lima. Dia berasal dari keluarga miskin tanpa harta warisan, yang ada Vira ditinggalkan tagihan hutang. Namun, satu hal selalu membuat teman-temannya penasaran, bagaimana bisa dengan s...