19. Dede Bayi

49 8 0
                                    

Pagi ini Naya bangun agak terlambat dari biasanya. Naya langsung mandi dan berdandan seperti biasanya. Turun kebawah untukk membuatkan sarapan untuk Jeffin.Namun, saat menuruni anak tangga secara perlahan ternyata Jeffin sudah berada di dapur. Memakai celemek yang biasa Naya pakai.

"Eh, Jeff? Aku bangunnya kesiangan ya?" tanya Naya sembari berjalan perlahan mendekati Jeffin. Jeffin yang sibuk menata makanan yang ia buat di piring, kemudian menoleh. 

"Morning, Nay. Enggak kok, ini masih pagi banget malah. Sekali-sekali aku yang buat sarapan." Jeffin membawa piring-piring yang berisi makanan ke meja makan. Menuntun Naya untuk duduk. Lalu membawakan segelas susu juga.

"Ini kemarin aku beli," ucap Jeffin tersenyum canggung. Ternyata selain membeli martabak, Jeffin juga menyempatkan diri untuk membeli susu ibu hamil. Walapun awalnya tidak tahu mana susu yang bagus, akhirnya Jeffin bertanya pada sales yang berjaga tepat di rak susu ibu hamil.

Naya tersipu malu. Sebenarnya agak kaget, karena dari awal kehamilan belum pernah meminum susu ibu hamil. Tapi Naya juga senang, karena Jeffin mengingatnya. Padahal Naya tidak berharap Jeffin melakukan itu padanya. Naya kira, Jeffin pergi bersama teman-temannya, Jeffin sejenak melupakannya yang sedang di rumah. Ternyata saat mau pulang pun malah menanyai Naya, mau dibelikan apa.

drrrttt drrrtttt

Terdengar bunyi notifikasi dari ponsel Naya. Naya langsung membaca pesan yang masuk. Pesan itu dari Dira yang menanyakan soal Jeffin mau ikut ke villa atau tidak. Naya menepuk dahinya pelan. Semalam sampai lupa bertanya pada Jeffin soal villa, karena saking senangnya mendengarkan Jeffin bercerita.

"Jeff, aku lupa bilang soal ini. Jadi kemarin Tante Dira dateng nawarin buat liburan di villa punya Tante Dira sebelum pernikahan kita. Tante Dira ajak Mamih juga. Apa kamu mau ikut juga?" jelas Naya pada Jeffin.

Jeffin terdiam. Berpikir sejenak. Kemarin, Naya mengizinkan dirinya untuk bertemu dengan teman-temannya. Bersenang-senang dengan teman-temannya tanpa adanya kehadiran Naya. Mungkin, sekarang Jeffin harus membiarkan Naya refreshing juga tanpa kehadiran dirinya. Hitung-hitung Naya menenangkan pikirannya sebelum pernikahan.

"Gak apa-apa aku enggak usah ikut, Nay. Aku di rumah aja, jaga rumah yaa. Kemarin kan kamu udah izinin aku me time, sekarang giliran kamu yang me time. Tapi dengan catatan kalau ada apa-apa langsung hubungin aku ya? Ya, walaupun kalau ada apa-apa pasti kamu langsung di bantu Tante Dira dan Mamih, tapi jangan lupa kabarin aku yaa?" jawab Jeffin.

Naya mendelik kaget. Tidak menyangka Jeffin bisa berpikiran seperti itu. Padahal, seandainya Jeffin ikut juga tidak menjadi masalah baginya. Mungkin, perkataan Jeffin ada benarnya juga. Mungkin saja, Naya bisa memanfaatkan sebagai waktu refreshingnya. Naya juga bisa bertanya-tanya soal pernikahan pada Mamihnya dan Tantenya.

"Beneran, Jeff?" tanya Naya sekali lagi untuk memastikan.

"Iya, Nay. Tapi syaratnya langsung kabarin kalau ada apa-apa ya?" jawab Jeffin dibalas anggukan oleh Naya.

***

Hari keberangkatan Naya pun akhirnya tiba. Dira bilang, Naya akan dijemput tepat pukul 8 pagi. Naya duduk di sofa ruang tamu sembari tersenyum. Padahal Naya yang akan pergi, tapi sejak pagi Jeffinlah yang sibuk mempersiapkan semua kebutuhan Naya. Jeffin sudah menyiapkan sarapan dan susu. Jeffin juga menyiapkan obat-obatan dan P3K untuk perjalanan Naya.

"Jeff, udah. Duduk sini. Kamu dari pagi udah mondar-mandir terus." Naya tersenyum, melihat calon suaminya yang sibuk itu.

"Bentar ya, Nay. Aku masih nyiapin ini." Jeffin sibuk membungkus sendal yang paling nyaman untuk Naya.

YOU CAN TRUST METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang