22. Anything For You

24 4 4
                                    

Jeffin, Asta, Devan dan Henry berkumpul di sofa depan TV bersama. Mereka menonton film action bersama sembari menikmati berbagai makanan ringan yang Jeffin punya. Rasanya sudah lama sekali mereka tidak berkumpul seperti ini. Asta, Devan dan Henry pun sudah jarang sekali berkumpul dengan Marvin dan yang lainnya di belakang sekolah. Semenjak kejadian Jeffin, hubungan mereka merenggang. Mereka masih belum mau kembali sampai mengetahui bagaimana Jeffin dan Naya bisa berada di apartemen Jeffin.

"Asal lo tau yah Jeff, ketos yang baru ngaco banget!" curhat Devan.

"Iya bener Jeff! Tapi gue gak ambil pusing lah, soalnya gak ngaruh juga buat hidup gue," timpal Henry.

Mengajak ngobrol Jeffin, tetapi Jeffin tidak menoleh sedikit pun. Jeffin fokus dengan ponselnya seraya tersenyum sekaligus salah tingkah. Ia bahkan tidak menyadari teman-temannya mengajaknya mengobrol. Sampai saat Asta yang tepat berada di sebelahnya, menyenggol tubuhnya. "Heh! Lo lagi liat apaan sih? Sampe gak nyaut diajak ngobrol!" ucap Asta. Seketika fokus Jeffin terpecah. Ia pun mempelihatkan ponselnya pada teman-temannya.

"Liat! Naya cantik banget ya pakai dress yang gue beliin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Liat! Naya cantik banget ya pakai dress yang gue beliin. Cocok banget kan dipake Naya?" sombong Jeffin.

Asta, Devan dan Henry menatap satu sama lain. Pasalnya, sejak mereka berteman dengan Jeffin, tidak pernah sekalipun melihat senyuman Jeffin selebar ini. Jeffin bahkan tidak segan untuk menyebut Naya cantik. Seakan itu terjadi secara alami begitu saja terucap dari mulutnya. Padahal tidak pernah Jeffin menyebut siapapun cantik.

"Lo jatuh cinta ya sama Naya?" ceplos Asta pada akhirnya.

Jeffin melebar matanya, kaget. Detik berikutnya ia membuang muka seraya menutupi area mulutnya dengan punggung tangannya. "Gue gak tau, Ta."

"Ngerti gak sih lo? Kalau lo tiba-tiba hidup satu rumah sama orang yang gak lo kenal sebelumnya. Tiba-tiba setiap hari liat dia dari lo bangun sampai lo tidur. Dan selama itu pula, selalu ada hal yang bikin lo kagum setelah kenal sama orang yang hidup sama lo itu," jelas Jeffin.

"Menurut gue, Naya itu cantik dengan make up tipisnya. Tapi setelah hidup sama Naya, gue jadi tau kalau Naya lebih cantik tanpa make up. Setiap di deket Naya juga gue ngerasa nyaman. Gue tanpa malu-malu ungkapin semua yang gue rasain. Gue tanpa malu-malu ungkapin apa yang sebelumnya belum pernah gue ungkapin ke orang lain," sambung Jeffin.

"Jantung gue juga detaknya makin cepet kalau liat Naya atau ada di deket Naya."

Asta, Devan dan Henry kembali saling menatap. Kemudian mereka tertawa bersamaan. "Itu namanya lo jatuh cinta sama Naya!" simpul Asta.

Wajar saja bagi mereka kalau Jeffin jatuh cinta pada Naya. Hidup dalam satu atap yang sama, akan aneh kalau Jeffin tidak memiliki perasaan pada Naya. Jeffin yang sebelumnya tidak pernah tertarik pada cinta, kini merasakan semuanya. Dan ketiga sahabatnya turut senang akan hal itu. Setidaknya, Jeffin hidup dengan Naya, bukan atas dasar rasa tanggungjawabnya saja yang terkesan terpaksa. Mereka harap kehidupan Jeffin dan Naya akan diisi oleh cinta yang tulus.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOU CAN TRUST METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang