•3

1K 90 10
                                    




"Coklat panasnya dua dan dua Roti panggang dua, terima kasih" setelah membayar, Jaehyuk menarik leo duduk ditempat yang tidak jauh dari kasir namun dekat jendela, jadinya bisa makan sambil menikmati pemandangan hujan diluar

Jaehyuk mempererat genggaman tangannya pada tangan Leo, sesekali juga mengusapnya agar tetap hangat

"Terima kasih.."

"Maaf.."

"Tidak apa apa, sudah lama juga aku tidak bermain hujan, kau tenang saja Jaehyuk, aku tidak akan sakit"

"Leo.."

"Kenapa?"

"Kalau punya masalah cerita, jangan sembunyikan apapun dari ku, janji?"

Leo tersenyum tipis "Tidak semua masalah harus kau tau Jae"

"aku tau tapi kalau tidak sanggup menyimpannya sendiri, berbagi tidak ada salahnya kan?"

"aku sudah banyak merepotkan mu"

"aku tidak merasa direpotkan sama sekali Leo, harus berapa kali aku mengatakannya pada mu?"

"Baiklah, terima kasih"

"Jangan sungkan, kita kan teman"

Seorang pelayan datang membawakan pesanan mereka "Silahkan"

"Jaehyuk, ayo.—berhenti menatap ku seperti itu atau aku pergi dan kau makan ini semua sendiri" ucap Leo, membuat Jaehyuk tersadar lalu beralih ke makanannya

Keduanya makan dengan tenang, sesekali juga mengobrol ringan, menceritakan apapun yang mereka ingat, mulai dari masa kecil sampai beranjak remaja dan dari sekian banyak cerita hanya satu yang tidak pernah berubah, dimana ada Leona maka disitu ada Jaehyuk, bahkan sampai Leo dengan orang lain sekalipun, dipastikan Jaehyuk akan selalu ada, tanpa Gadis itu tau dirinya bagi Jaehyuk adalah segalanya

"Seperti anak kecil, cara makan mu masih saja berantakan" Leo mencubit tangan Jaehyuk yang mengusap sudut bibirnya, alih alih sakit Jaehyuk justru tertawa karena cubitan Leo itu tidak sakit tapi membuat geli

"Diam Jae." bukannya diam seperti yang Leo katakan, Jaehyuk malah memainkan pipinya

"Jaehyuk sakit, ck. jauhkan tangan mu dari wajah ku."

"Kenapa,,biarkan saja, biar pipi mu ini makin lebar, makin lucu dan aku makin say.—"

sial, kelepasan - batin Jaehyuk

"apa kata mu, ulangi lagi, aku tidak dengar" Jaehyuk menggelengkan kepala

"Bukan apa apa, oh ya, bagaimana rasa Roti panggangnya, kau suka?" ucap Jaehyuk mengalihkan pembicaraan, beruntung Leo orang yang mudah dialihkan hanya dengan makanan

"Tentu saja, enak sekali. aku suka"

"Lain kali aku akan mengajak mu datang ke sini lagi" seketika mata Leo berbinar mendengarnya

"Serius, kau tidak bohong?"

"apa sih yang tidak untuk mu.."

"Jaehyuk"

"Kenapa?"

"ayo pilih. diantara musim hujan dan musim dingin, mana yang kau suka"

"Musim hujan."

"alasannya?"

"Karena Hujan aku bisa menghabiskan waktu lebih lama bersama mu"

***

Suasana makan malam dikeluarga Park begitu hening, tidak seperti biasanya yang selalu dipenuhi canda tawa, semuanya karena Rose yang masih marah dengan Jeongwoo sedangkan June tergantung bagaimana sang istri

"aku selesai."

"Jangan membuat ku semakin marah, duduk dan habiskan makanan mu." melihat bagaimana June menatapnya mau tak mau Jeongwoo kembali ke tempatnya

Bersamaan dengan itu ponselnya berbunyi karena ada yang menelpon, Jeongwoo hendak mengangkatnya namun kalah cepat dengan tangan Rose yang mengambilnya lebih dulu

"Ibu kembalikan. —"

"Diam Jeongwoo." ucap June

"Gadis ini benar benar membuat ku kesal" gumam Rose saat tau siapa yang menelpon Putranya

"Halo.." Jeongwoo tak bisa berbuat apapun lagi kalau sudah seperti ini

"Oh, Jeo. suara mu kok.—"

"Jangan pura pura bodoh, kau mengencani Putra ku tidak mungkin kau tidak tau siapa aku"

"Ibunya Jeongwoo? ah Ibu...selamat malam, bagaimana kabar.—"

"Segera putuskan hubungan mu dengan Putra ku Jeongwoo, karena sampai kapan pun aku tidak akan pernah sudi melihatnya bersama dengan mu jadi jangan berharap terlalu banyak karena tidak ada juga yang mengharapkan mu masuk dikeluarga ini kecuali Putra ku." Rose mematikan telepon sepihak lalu mengembalikan ponsel Jeongwoo dengan cara dilempar

"Kenapa, mau marah karena Ibu berbicara seperti itu pada Jian?" Jeongwoo tak membalas perkataan Rose, dengan rasa kesal yang memuncak dia memilih pergi

Sementara Rose mengabaikan dan memberikan tatapan sinis, June sebagai kepala keluarga cuma bisa netral, tidak memihak salah satu tapi dia sangat setuju dengan Rose yang menyuruh Jeongwoo mengakhiri hubungannya dengan Jian, June mengerti. kalau Rose sudah melarang artinya itu bukan sesuatu yang baik untuk terus dilanjutkan






Red Flag - END✔ || Jeongwoo TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang