•1

3.5K 141 13
                                    

Hello!

Lia kembali lagi dengan cerita Jeongwoo. yuhuu ( ˘ ³˘)❤

Tapi sebelum itu. Lia kasih tau lagi seperti di book sebelumnya, jangan mengharapkan kesempurnaan dari cerita ini karena ini cerita hasil dari kegabutan ╥﹏╥

enjoy yah..

Happy reading

.
.
.



plakk

brakk!

"Gadis sialan, sudah ku katakan jauhi Jeongwoo tapi kau masih saja mendekatinya, kau pikir siapa diri mu itu, huh.! kau itu cuma anak pembantu!!"" leo tidak melakukan apa apa saat Adella dengan sengaja menginjak kakinya

"Jangan kau pikir aku tidak tau brengsek!! berangkat sekolah, pulang sekolah, kau diam diam melakukannya di belakang ku, sialan!" Adella menarik rambut leo sampai kepalanya mendongak

Wajah penuh luka, rambut acak acakan, baju Seragam yang tidak karuan bentuknya, leo terlihat mengenaskan

"Sadar, kau itu cuma pembantu yang beruntung punya majikan sebaik Jeongwoo, jangan lupa dari mana kau berasal dan sadar tempat mu" ujar Adella seraya tersenyum miring

"Kalian berdua itu bagaikan langit dan bumi, jauh."

"Kunci toiletnya."

"t-tidak! Adella!"

Suara Adella dan teman temannya tidak lagi terdengar, seluruh badannya sakit karena Adella menghujaminya dengan banyak pukulan karena kesal melihatnya berangkat bersama Jeongwoo

Baterai ponselnya tinggal sedikit, touch screennya retak karena diinjak salah satu teman Adella, sekarang harapan leo cuma Jeongwoo, semoga lelaki itu sadar dirinya menghilang, kalau tidak yah mau bagaimana lagi, terpaksa harus menginap ditoilet sampai besok pagi, ini jam pulang, kemungkinan seseorang datang menolongnya sangat kecil

Di koridor.

Pintu loker ditutup dengan keras oleh Jaehyuk karena kesal melihat lokernya selalu penuh dengan surat cinta, sampah sampah itu selalu ada setiap harinya, dia sampai bingung harus dengan cara apalagi memberitahu mereka agar berhenti meletakan benda tak berguna itu dilokernya

Tiba tiba ada tangan yang merangkul pundaknya "Seharusnya kau senang bukannya marah marah" Jaehyuk menghembuskan nafas kasar

"Diam Jeo, perkataan mu tidak membantu sama sekali, sebaliknya memperkeruh keadaan"

"Kau yang aneh Jae, diberikan surat oleh penggemar malah marah" Jaehyuk memilih pergi dari pada menanggapi perkataaan Jeongwoo

langkahnya terhenti karena ponselnya bergetar pertanda ada pesan masuk, Jeongwoo masih diam ditempatnya, menatap bingung punggung Jaehyuk yang semakin menjauh karena lelaki itu tiba tiba berlari sangat cepat

Pandangan Jeongwoo teralihkan oleh gentaran ponselnya, ada pesan masuk

"aku menunggu mu di halte."

***

"Bagaimana keadaan mu?"

"Sudah lebih baik, terima kasih" Setelah meletakan kembali kotak obat ditempatnya, Jaehyuk mendudukkan diri disamping leo

"untuk sekarang. lalu besok dan seterusnya bagaimana?" leo cuma bisa menundukkan kepala tak berani menatap Jaehyuk

"Maaf karena kau selalu kesusahan karena aku"

"Tidak, tidak. kau tidak pernah menyusahkan ku sama sekali, kita ini berteman sejak kecil jadi kau jangan sungkan pada ku" ucap Jaehyuk lalu menarik leo ke dalam dekapannya

Di lain tempat.

Jeongwoo membukakan pintu mobil untuk seorang Gadis yang tidak lain adalah pacarnya

Han Jian.

"Terima kasih Jeo..." Jian memberikan ciuman tepat dipipinya sebelum masuk ke dalam mobil

Jeongwoo merasa malu atau tidak?

omong kosong, siapa yang malu kalau dicium pacar sendiri, sebaliknya orang lain yang merasa malu saat melihatnya

"aku tau aku cantik tapi jangan menatap ku seperti itu, aku tidak akan menghilang dari sini" ucap Jian lalu tertawa setelahnya

Jeongwoo tersenyum tipis, Jian terdiam sejenak saat lelaki itu balas mencium pipinya seperti yang dia lakukan tadi

"Terima kasih karena kau selalu bersama dengan ku" pipinya bersemu kemerahan saat Jeongwoo mendekatkan wajahnya dan mengikis jarak diantara mereka

***

Sekolah sudah sangat sepi, tidak ada seorang pun dan hari semakin sore, cuma mereka berdua yang masih berada di Ruang kesehatan

Jaehyuk membantu leo turun dari ranjangnya "Biar aku yang antar kau pulang, tidak keberatan kan?"

"Tapi sudah sore, nanti kalau dicari sama orang tua mu bagaimana"

"Jangan dipikirkan, pekerjaan mereka lebih penting dari pada aku"

"Jaehyuk.."

"Jangan menolak atau aku akan marah pada mu, hanya mengantar sampai kau masuk ke rumah, setelahnya aku akan pulang, aku tidak mungkin meninggalkan mu sendirian, apalagi kaki mu sakit dan pasti sulit berjalan"

Mendengar perkataan Jaehyuk, leo merasa tersentuh

"Terima kasih." Jaehyuk berjongkok didepan leo

"Jaehyuk, aku bisa.—"

"Jangan menolak, naik."

"Tapi.—"

"Leona.."

"Baiklah, maaf kalau aku berat"

"Tubuh mu seringan kapas kalau mau tau jadi makan yang banyak" Jaehyuk mendapat pukulan dikepalanya

"Makan ku sudah banyak tapi memang badan ku yang tidak bisa gendut"

"Bohong, tadi siang aku lihat kau cuma makan roti isi dikantin"

"Ya itu kan, ih Jaehyuk.."

"aduh, iya iya,,,jangan dipukul leo nanti kalau aku jatuh bagaimana?"

"Tidak peduli"

"Tidak peduli, tapi nanti kau menangis dan minta maaf pada ku"

"Yoon Jaehyuk!!"






Red Flag - END✔ || Jeongwoo TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang