•20

710 66 6
                                    






June dan Rose baru saja pulang, Leo sedang membersihkan dapur, itu artinya kebebasan untuk Jeongwoo, setelah menunggu cukup lama akhirnya dia bisa pergi dengan Jian

Leo kembali ke Ruang tamu karena sudah selesai dengan urusan dapur, melihat Jeongwoo berjalan ke arah pintu keluar, dia tidak tinggal diam

"Jangan bilang kalau kau masih tetap ingin pergi, kau lupa, aku tidak izinkan kau pergi dengannya"

Jeongwoo mendengus kesal "Tidak ada yang perlu izin dari mu, minggir atau ku beri pelajaran!" bentak Jeongwoo tapi Leo tetap tidak mau menyingkir

brakk.!

prank.!

"aku sudah bilang menyingkir tapi kau tidak mau dengar, jadi rasakan sendiri" Leo hendak mengejar tapi terhalang kakinya yang terluka karena pecahan Vas Bunga

Susah payah Leo berdiri dengan bantuan berpegangan pada tembok, kakinya berdarah tapi Jeongwoo malah pergi begitu saja, tidak punya hati memang, mau tidak mau Leo menghubungi Jaehyuk meminta bantuan, kalau orang tuanya Jeongwoo tidak mungkin

Sementara ditempat lain.

Jeongwoo dengan Jian sudah sampai ditempat tujuan mereka yaitu Garden Cafe. salah satu Cafe yang terkenal dikalangan anak anak muda dan berada tepat dipusat kota

Jian memang sengaja mengajak Jeongwoo kesini karena suka dengan suasana Cafenya, tidak terlalu berisik, pokoknya selera Jian sekali konsepnya dan Jeongwoo tidak masalah selama itu membuat Jian merasa senang

Sambil menunggu pesanan datang, keduanya berbincang ringan, tidak ada pembicaraan serius, saling bertukar canda dan tawa, terlihat sangat romantis dimata orang orang yang melihat, mereka berpikir keduanya adalah pasangan yang serasi, Jeongwoo yang tampan dan Jian cantik

Mereka tidak tau saja kalau Jeongwoo sebenarnya sudah menikah, pesanan yang ditunggu akhirnya datang, karena konsepnya adalah Garden, kuenya dibuat semirip mungkin dengan bentuk Bunga Bunga, ada Mawar, Lily, Matahari, saking lucu sampai Membuat Jian tidak ingin memakannya

"Kalau cuma diliat, tidak dimakan, kenapa kau beli" ucap Jeongwoo

"Tapi ini sangat lucu, sayang kalau dimakan" Jeongwoo terkekeh pelan lalu mencubit gemas hidung Jian

"Tapi itu harus dimakan sayang, kan belinya pakai uang"

"Kita makan berdua, aku tidak menerima penolakan." Jian tau Jeongwoo akan menolak karena dia tidak suka makan makanan manis

"Jian.."

"ayolah Jeo, sedikit saja"

"Sedikit atau aku marah"

"iya sayang.." Jeongwoo membuka mulutnya menerima suapan dari Jian

"Sudah besar tapi seperti anak kecil"

"Siapa?"

"Kau.."

"Memang aku kenapa?" Jian memundurkan tubuhnya karena Jeongwoo tiba tiba mendekat, lalu tangannya mengusap sudut bibir Jian yang terdapat cream kemudian memakannya

"Strawberry, aku suka" Jeongwoo mengacak pelan surai Jian

"Jeongwoo berhenti, nanti berantakan" ucap Jian tapi bukannya berhenti Jeongwoo malah menjadi jadi

"Jeongwoo.." Jeongwoo tertawa kecil lalu membawa Jian ke dalam dekapannya, melupakan dimana mereka berada, dunia terasa seperti milik berdua

"Jeongwoo, kamu tidak akan meninggalkan ku, kan?" Jeongwoo diam, tidak menjawab sama sekali karena dia bingung harus jawab apa

Jian melepas pelukan lalu menatap Jeongwoo "Kenapa tidak jawab, apa Perasaan mu sudah berubah?"

Jeongwoo merapihkan rambut Jian lalu balas menatapnya "Hati aku tidak pernah berubah untuk mu"

"Jadi?"

"aku mencintai mu Jian, apapun dan bagaimana pun keadaannya"

***

"Terima kasih Jae, maaf merepotkan"

"Kau ini bicara apa, aku tidak merasa direpotkan sama sekali, jadi kemana perginya Suami bajingan mu itu?" Leo memukul pelan lengan Jaehyuk

"Maaf, habisnya dia kelewatan"

"Jeongwoo cuma kesal, aku sudah bilang itu tidak disengaja"

"Jangan membelanya"

"aku tidak membelanya" Jaehyuk menghembuskan nafas kasar

"Terserah."

"Kau tidak sibuk kan?"

"Kenapa?"

"Bertanya saja, takutnya aku minta tolong kaunya sedang sibuk"

"Kalau itu kau, aku free.."

"Diam Jae, kau memang lebih baik jangan bicara" untuk mengusir keheningan, Leo menyalakan televisi

Tenang saja.

Pintu utama dibuka sepenuhnya, jadi tidak ada yang perlu dicurgai, baik itu oleh Jeongwoo maupun tetangga

Tapi sepertinya Jeongwoo harus dikecualikan karena saat lelaki itu datang, bukan mengucapkan salam tapi malah tepuk tangan

"Bagus, aku tidak dirumah seperti ini kelakuan mu, memalukan"

"Jeongwoo, kapan kamu datang?"

"Kenapa, merasa terganggu?"

"Bukan seperti itu. dengar.."

"Kau diam."

Meski agak susah, Leo menghampiri Jeongwoo, hendak memegang tangannya tapi langsung ditepis dan hampir membuatnya jatuh kalau saja Jaehyuk tidak menahannya

"Jangan kasar padanya, sialan."

"Kau juga diam, jangan ikut campur urusan orang lain" Jaehyuk tersenyum miring

"Tapi dia bukan orang lain untuk ku"

"Kalau begitu ambil dan bawa dia, aku tidak membutuhkannya sama sekali"

"Tentu saja, aku akan membawanya pergi dari u, tapi ingat perkataan ku Jeongwoo, kau akan menyesal."

"Tidak akan"

Jeongwoo yang selalu memancing emosinya dan Jaehyuk bukan orang yang sabaran, tidak mau sampai membuat keributan Jaehyuk memilih untuk pulang, Jeongwoo menatap kepergian mantan temannya itu dengan tatapan datar

"Jeongwoo.."

"Bagaimana, sudah puas menghancurkan pertemanan ku dengan Jaehyuk?"

"Jeongwoo aku.."

"Tidak ada yang lebih aku inginkan dari pada kepergian mu dari hidup ku dan keluarga ku, kau itu parasit yang seharusnya tidak ada disini."




Red Flag - END✔ || Jeongwoo TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang