•25

673 64 6
                                    






"Please Jae, bertahan untuk ku.." Sepanjang jalan Leo tidak melepaskan menggenggamnya pada tangan Jaehyuk

Sementara Jaehyuk diambang batas sadar dan tidak sadar, dia mengalami pendarahan hebat dibagian kepala karena benturan yang keras

"Maaf, anda tidak boleh masuk"

"Tapi suster saya.."

"Tolong ikuti aturan, pasien akan ditangani oleh Dokter" mau tidak mau Leo mengalah

Lampu Unit Gawat Darurat berubah menjadi merah, Leo mendudukan dirinya dikursi tunggu, baik baju dan tangannya penuh oleh darah

Sebab itu semua mata menatap ke arahnya tapi dia tidak peduli, Jaehyuk lebih penting dari apapun dan karena terlalu khawatir dia sampai lupa mengabari orang tua Jaehyuk dan kedua orang tuanya Jeongwoo

Leo mengambil ponselnya dan menghubungi orang tua Jeongwoo lebih dulu namun tidak diangkat lalu dia beralih ke orang tua Jaehyuk, tersambung tapi orang tuanya bilang tidak bisa pulang karena Pekerjaan diluar negeri belum selesai

Bukan anak mereka tapi Leo merasa sangat kecewa, mau marah tapi dia cuma sahabat Jaehyuk, bagaimana bisa ada orang tua seperti mereka di dunia ini, anaknya sedang berjuang untuk hidup di dalam sana tapi sikap mereka malah seperti itu

Takutnya June dan Rose ada urusan penting, Leo memutuskan untuk mengirim pesan saja meski belum mendapat balasan, Jeongwoo. Leo sudah menghubunginya saat perjalanan ke rumah sakit tapi ponselnya tidak aktif

Lampu Unit Gawat Darurat berubah hijau yang artinya penanganan terhadap Jaehyuk sudah selesai

clek.

"Dokter, bagaimana keadaan teman saya, dia sudah baik baik saja kan?" tidak ada jawaban, Dokter dan dua susternya saling menatap

"Kenapa kalian saling tatap, aku tanya bagaimana keadaan teman ku?"

"Maaf sebelumnya, dengan berat hati kami harus menyampaikan ini"

"Jangan memasang wajah seperti itu, katakan kalau Jaehyuk baik baik saja!" Leo tidak mau berpikiran buruk tapi raut wajah Dokter dan suster seakan mendukung isi kepalanya

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi korban meninggal karena..."

brakk!!

"Jae, buka mata mu, ini aku. kau pasti bercanda kan, ayolah Jae bulan april masih tahun depan, ini tidak lucu!!"

"Nona, tolong tenang." Leo menyingkirkan tangan suster yang memegangnya

"Periksa lagi, kalian pasti salah! bilang pada Dokter mu untuk lakukan pemeriksaan ulang! Jaehyuk baik baik saja, dia tidak mungkin meninggalkan ku secepat ini tidak mungkin!"

Dokter mengisyaratkan dengan menganggukan kepala untuk membiarkannya saja, jadi kedua suster itu meninggalkan Leo yang masih terisak sambil memeluk Jaehyuk

"leo.."

"Ibu, Jaehyuk.." Rose memeluk erat menantunya itu sambil membisikan kata kata penenang untuknya

June memandang tubuh Jaehyuk yang sudah tidak lagi bernyawa dengan tatapan sendunya, walau bukan darah dagingnya, June sudah menganggap Jaehyuk seperti anaknya sendiri, dia berteman dengan Putranya Jeongwoo sejak masih kecil, saking sayangnya June pernah hampir mengadopsinya karena Jaehyuk terus ditinggal kerja orang tuanya ke luar negeri

"Hei, kenapa pergi secepat ini, kau bilang kau mencintai Leo, kau kesal karena Jeongwoo selalu saja menyakitinya dan kau bilang pada Ayah ingin merebut leo darinya, Jaehyuk.." June tidak sanggup menahan air matanya lebih lama lagi

Begitu juga dengan Rose, Jaehyuk sudah dia anggap seperti anaknya sendiri, saat mendapat pesan dari Leo yang bilang kalau Jaehyuk kecelakaan, Rose sampai rela mempercepat meetingnya dengan klien lalu membatalkan meeting yang lain

"Jae, yang tenang disana. Ayah menyayangi mu nak, begitu juga dengan kedua orang tua mu"

"Leo, dimana orang tua Jaehyuk?"

"Mereka bilang tidak bisa datang karena pekerjaan yang belum selesai"

"Brengsek, mereka memang selalu mementingkan pekerjaan dari pada anaknya sendiri, tau begitu dulu aku ambil paksa Jaehyuk dari mereka"

"June, tenang. jangan marah di depan Jaehyuk, lebih baik bilang pada kedua orang tuanya dan minta izin ke mereka agar Jaehyuk bisa istirahat dengan tenang, kalau mereka tidak mengizinkan, lakukan apapun, aku tidak mau anak ku menderita" June menganggukan kepalanya lalu pamit untuk berbicara dengan Dokter

"Ibu, Jaehyuk.."

"Jaehyuk sudah tenang, ikhlas kan dia"

"Ibu.." keduanya menoleh saat mendengar suara Jeongwoo

Lelaki itu datang dengan penampilan yang berantakan, masih mengenakan pakaian yang terakhir kali dia gunakan saat pergi dengan Megan

"Ibu aku.." pandangan Jeongwoo terhenti pada Jaehyuk yang terbaring dengan keadaan menutup mata

"Jaehyuk, dia..baik baik saja kan bu?"

"Jaehyuk, dia sudah meninggal."

"Ibu jangan bercanda, ini tidak lucu"

"Jeongwoo, Ibu tau kau.." mengabaikan perkataan Rose, Jeongwoo menghampiri Jaehyuk lalu mengguncang tubuhnya

"Bangun, buka mata mu.." ujar Jeongwoo tapi jelas Jaehyuk tidak akan menjawab karena raga itu sudah tidak lagi bernyawa

"Jeongwoo.."

"Yoon Jaehyuk brengsek!! aku bilang buka mata mu sialan!!"

"Jeongwoo hentikan!"

"Ibu, suruh dia buka mata bu!"

"Berhenti nak, jangan seperti ini, Jaehyuk sudah tenang.."

"Tidak! Jaehyuk tidak mungkin mati dan bukan aku yang membunuh teman ku, bukan aku!"

"apa maksud mu?" tanya Leo

"a-aku.." leo maju mendekati Jeongwoo dan mencengkram kerah bajunya

"Jawab aku, apa maksud dari perkataan mu barusan, kau yang menabrak Jaehyuk, begitu maksud mu?!"

"Tidak, bukan aku yang melakukannya bukan! aku tidak mungkin menabrak Jaehyuk, aku..."

brakk!!

"Brengsek!!"

"Leo hentikan!"

"Pembunuh. kau Pembunuh Park Jeongwoo!! aku benci kau!!!"

"Rose, ada apa ini?" June datang bersama dengan Dokter yang tadi menangani Jaehyuk

"June tolong tenangkan Leo!"

"Hei, Leo tenang,,ada apa?" June menarik Leo menjauh dari Jeongwoo

"Dia pembunuh Ayah, pergi kau sialan!!" teriak Leo pada Jeongwoo








Red Flag - END✔ || Jeongwoo TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang