•11

769 70 2
                                    






"apa yang terjadi pada Leo?" tanya Rose saat keduanya berada diluar kamar

"Tidak tau"

"Bagaimana bisa tidak tau"

"Ibu tanyakan saja sama orangnya"

"Jeongwoo.."

"aku bilang tidak tau bu, jangan bertanya lagi" tepat setelah Jeongwoo mengatakan ini, Dokter keluar dari kamarnya setelah selesai memeriksa keadaan Leo

"Dokter, bagaimana keadaan Putri ku, apa yang terjadi padanya?"

"Putri anda hanya kelelahan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, hanya perlu istirahat untuk memulihkan tenaganya kembali, saya akan memberikan beberapa vitamin untuknya" Rose menganggukan kepala mengerti

"Terima kasih karena sudah datang, mari saya antar ke depan"

"Sama sama nyonya, terima kasih" Jeongwoo masuk ke dalam kamar setelah Dokter dan Ibunya pergi

"Bagaimana, kau masih ingin bermain main dengan ku?" tanya Jeongwoo

leo balas menatap Jeongwoo tanpa rasa takut "tentu, rasanya menyenangkan bisa bermain dengan mu walau agak kasar, apa kau juga seperti itu pada Jian?"

"Diam kau.."

"Tidak, kau tidak akan sanggup melukainya, aku tau dan sangat mengerti jadi kau yang seharusnya tidak bermain main dengan ku"

"apa kau sadar dengan apa yang kau katakan barusan?"

"aku tidak pernah sesadar ini sebelumnya"

"Baik, kita lihat sampai mana kau sanggup untuk bertahan"

Ke esokan harinya, Leo bangun sangat pagi, tenang saja. dia sudah pindah ke kamarnya sendiri dan tidak melupakan tugasnya sebagai anak seorang pembantu. meski Rose sudah melarang tapi Leo cukup tau diri, dia tidak mau terlalu menikmati keadaan

Dia memasak, membersihkan rumah, semuanya dia kerjakan sendiri, Rose punya tiga pembantu lagi sebenarnya tapi cuti selama dua bulan, satunya akan masuk kembali minggu depan jadi untuk sekarang pekerjaan Rumah dia yang mengerjakan dibantu oleh Leo tentunya

"Leo, apa yang sedang kau lakukan?"

"Oh ibu, membuat sarapan pagi, ayo sarapan, makanannya sudah siap"

"Ya ampun sayang, kau tidak perlu repot repot menyiapkan semua ini"

"Tidak apa bu, aku senang melakukannya, Ibu datang sendiri, mana Ayah dan Jeongwoo?"

"Sedang siap siap, Jeongwoo mungkin masih tidur, bagaimana keadaan mu, sudah merasa lebih baik, kalau belum jangan dulu Sekolah"

"aku sudah sangat sehat bu, buktinya sudah bisa memasak"

Tak lama June datang bersama Jeongwoo, sarapan pagi berjalan cukup damai karena Rose mengajak Leo bicara, sementara Ayah dan anak itu masih enggan membuka suara

"Hari ini berangkat dengan Leoo, tidak ada penolakan atau Ayah ambil semua fasilitas mu" Jeongwoo menghentikan makannya, menatap June tidak terima

"Ayah tidak bisa melakukan itu"

"apa yang tidak bisa Ayah lakukan, menghabisi nyawa pacar mu pun bisa Ayah lakukan kalau Ayah mau jadi jangan membantah dan turuti saja perkataan Ayah, apa yang sudah dilakukan Gadis itu sampai kamu menjadi pembangkang seperti ini?."

Jeongwoo meletakan sendok dan garpunya dengan kasar "Jian bukan Gadis yang seperti itu."

"Oh ya, kalau begitu buktikan. jangan cuma perkataan di mulut" June memakan makanannya dengan santai

"Ayah."

brakk.!!

"June!"

Keduanya saling menatap dengan tatapan seolah akan membunuh satu sama lain

"Dengar, aku tidak peduli kamu anak ku atau bukan, tidak mendengarkan ku artinya pergi dan jangan bawa apapun dari Rumah ini, memilih Gadis itu berarti kau siap melepas status mu sebagai ahli waris ku dan semuanya akan aku pindahkan pada Leo"

Jeongwoo beralih menatap Leo dengan tatapan tajam "Kau puas sekarang?." Jeongwoo bangkit menghampiri Leo

"apa maksud mu?"

"Berhenti berpura pura sialan!"

plak.!

"Jeongwoo!!"

bugh.

"June hentikan!" Rose berusaha menarik June menjauh dari Jeongwoo tapi tenaga suaminya itu kalau sudah marah kuatnya bukan main

Jeongwoo sudah babak belur karena terus di hujami pukulan oleh June, sampai Leo mengorbankan dirinya sendiri dengan memeluk tubuh lelaki itu dan membuat June yang sudah terbakar emosi menahan pukulannya

"Stop Ayah, jangan sakiti Jeongwoo.." Melepaskan kerah Jeongwoo dengan kasar, June pergi meninggalkan ketiganya

Rose dan Leo membantu Jeongwoo berdiri, bayangkan kalau tidak di cegah, akan sehancur apa wajah Jeongwoo sekarang

"Jeongwoo, mau kemana?! luka mu belum di obati!" ucapan Rose tak didengarkan oleh Jeongwoo

"Leo, tolong susul Jeongwoo" sebelum mobil Jeongwoo meninggalkan pekarangan rumah, Leo sudah lebih dulu masuk ke dalam mobilnya

"Keluar dari mobil ku"

"Tidak."

"aku bilang keluar!!"

"aku bilang tidak! apapun yang akan kau lakukan aku tidak akan keluar!!"

"Mulai berani kau sekarang, selagi aku masih bicara baik baik keluar atau.."

"aku tidak peduli, sekalipun kau akan membunuh ku aku tidak peduli, aku masuk ke sini juga karena permintaan Ibu bukan karena mu, jangan terlalu percaya diri, sekarang jalan kan mobilnya dan jangan banyak bicara"




Red Flag - END✔ || Jeongwoo TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang