•2

1.2K 89 10
                                    





Menghiraukan Ibunya yang duduk menonton televisi diruang tamu, Jeongwoo menaiki tangga menuju kamarnya dilantai atas tapi langkahnya terhenti saat sang Ibu bertanya

"Habis dari mana kamu?" tanya Rose yang merupakan Ibu dari Jeongwoo

Dari cara bicaranya saja sudah bisa dipastikan sebentar lagi mereka akan bertengkar dan itu karena Leona. si Gadis benalu yang selalu menempel dihidupnya serta keluarganya, Jeongwoo sampai dibuat heran, Rose memperlakukan Gadis itu seperti anak kandungnya sendiri, padahal dia cuma anak dari seorang pembantu.

"Kenapa kamu pulang sendiri?"

"lalu, Ibu mengharapkan aku pulang dengan siapa, teman teman ku?"

"Dimana Leona?" Jeongwoo sudah menduga kalau itu yang akan Ibunya katakan

"Dimana dia mana aku tau, aku tidak mau tau, itu juga bukan urusan ku"

"Park Jeongwoo!!"

"apa.?! berhenti memarahi ku karena Gadis sialan itu! yang anak kalian itu aku atau dia! bisa bisanya Ibu meneriaki ku karena jalang sialan itu!"

prankk.!!

Beruntung lemparan Vas bunga dari Rose tidak mengenai kepalanya tapi cukup membuatnya terdiam

"Jangan kamu pikir Ibu tidak tau, kamu tidak pulang bersamanya karena bersama dengan Jian, apa Ibu benar?" Jeongwoo mulai tidak suka karena Ibunya menyangkut pautkan Jian

"Ibu berhenti. —"

"Diam kamu! kamu anggap apa ucapan Ibu dan Ayah! cuma angin lalu.?! jawab!!"

clek.

"Ayah pul.—"

"Oh June.."

"ada apa ini, aku baru pulang kerja seharusnya kamu menyambut ku"

"I'am sorry, semua ini karena tingkah anak kamu yang menyebalkan itu" June terkekeh pelan melihat raut wajah memerah istrinya karena menahan marah

"Baiklah, katakan apa yang sudah dilakukan oleh jagoan ku?"

"Dia pergi dengan Jian dan pulang sendiri ke rumah, aku tanya dimana Leona dia bilang tidak tau, anak mu ini benar benar membuat ku naik darah!"

"Rose tenang, jangan seperti ini. ingat apa kata dokter, kau tidak boleh marah berlebihan, ya sudah. sekarang masuk ke kamar, Jeongwoo biar aku yang urus" Rose menganggukan kepala lalu pergi meninggalkan keduanya, dia bahkan tidak melirik Jeongwoo sama sekali karena terlampau kesal

"Park Jeongwoo." June ketika bersama dengan Rose akan berbeda sikapnya saat bersama Jeongwoo

"apa yang kamu lakukan?"

"Bukan aku yang mulai ayah"

"Ayah tidak peduli siapa yang mulai duluan, dimana sopan santun kamu sama orang tua, kami tidak pernah mengajarkan mu bersikap kurang ajar seperti itu, ingat batasan mu Jeo."

"Kalau kalian tidak mau aku bersikap menyebalkan, singkirkan Gadis sialan itu dari hidup ku, kalau perlu dari hidup kita, lagi pula untuk apa Ayah terlalu banyak membantunya, orang miskin kalau dikasih hati terus mereka tidak akan pernah tau diri"

plakk!!

plakk!!

"Ayah tidak mau tau. segera putuskan hubungan mu dengan Jian. Gadis itu memang cuma memberikan pengaruh buruk bagi kamu, awas saja kalau sampai kamu belum memutuskannya, lihat apa yang akan Ayah lakukan" setelah mengatakan itu June pergi meninggalkan Jeongwoo

"arghhh!"

***

"Merasa hangat?" Hujan turun sangat deras, keduanya berteduh diHalte bus, Jaehyuk merutuki kebodohannya karena tidak membawa mobil hari ini

"Terima kasih tapi nanti kau kedinginan kalau memberikan jaketnya pada ku" Jaehyuk tersenyum tipis

"Jangan pikirkan aku tapi pikirkan diri mu yang nanti bisa sakit"

"Terima kasih lagi.." Jaehyuk menganggukan kepala, setelahnya tak ada lagi obrolan diantara mereka

Sibuk dengan pikiran masing masing, apalagi Leo. sibuk sekali memikirkan Jeongwoo, tidak tau saja dia kalau dikatai yang jelek jelek sama lelaki itu

Jaehyuk mendongak ke atas melihat langit yang masih mendung, tidak ada tanda tanda hujan akan berhenti, menoleh ke arah Leo yang semakin kedinginan, sudah cukup lama mereka berdiam diri disini dan dia yakin Leo pasti merasa lapar

Di seberang sana ada Cafe, setidaknya lebih baik dari pada dihalte

"Leo, pegang tangan ku"

"untuk apa?"

"Pegang saja" setelah Leo memegang tangannya, Jaehyuk lantas berdiri lalu menariknya ikut berlari bersama

Tenang saja, kaki Leo sudah tidak terlalu sakit jadi tidak apa apa

"Ya tuhan, Jaehyuk! kita basah!"

"Maaf tapi kita harus mengisi perut"

Sesampainya di Cafe, Jaehyuk mengkibaskan air pada Jaket yang dikenakan Leo, basah sepenuhnya tapi setidaknya airnya harus hilang dulu biar jangan menetes saat masuk ke dalam

"Kakinya sakit lagi tidak?" Leo menggelengkan kepala

"Lebih baik dari pada sebelumnya, Jaehyuk. kau mengajak ku kesini kau bawa uang kan?"

"Menurut mu saja Leo, kalau aku tidak bawa kita bayar makannya pakai apa"

"Ya sudah, ayo masuk. aku kedinginan dan lapar jadi beri aku makan"

"Makanan saja cepat tapi pelajaran lambat, aku heran kenapa kau dapat beasiswa. jangan jangan.—"

"Jangan jangan apa, jangan sembarangan bicara ya, lambat lambat begini juga aku diperingkat tiga, kau sampai tergeser oleh ku, jangan lupakan itu"

"Terserah kau saja"






Red Flag - END✔ || Jeongwoo TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang