•18

645 66 26
                                    


Satu minggu kemudian...

brakk.!!

"Satu minggu! tapi apa yang kalian lakukan, tidak menghasilkan apa apa sama sekali, Sekolah ini saya tuntut!"

"Nyonya Rose tolong dengarkan dulu dari sisi kami, Sekolah sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencari pelakunya tapi sampai saat ini kami belum menerima informasi apapun"

Rose mendengus kesal "Belum menerima informasi atau kalian yang tidak niat mencari pelakunya" seisi ruangan hening seketika mendengar penuturan Rose barusan

"Tidak menjawab berarti iya." Rose meninggalkan ruangan kepala Sekolah dengan wajah datar

Sementara kepala Sekolah, tidak bisa berbuat apapun lagi, beberapa Guru disana langsung menjadi sasaran amarahnya karena dianggap tidak becus mengurus hal kecil seperti ini

"Halo June.."

"iya sayang, ada apa?"

"Siapkan pengacara"

"Mereka gagal?"

"Hentikan pemberian dana pada Sekolah mulai dari sekarang, aku tidak mau tau"

"untuk penghentian dana aku setuju, tapi menuntut sekolah, sayang. tolong pikirkan baik baik, Jeongwoo dan Leo masih bersekolah disana"

"Pindahkan saja mereka berdua ke Sekolah yang lebih baik"

"Sayang, dengarkan aku. aku bukannya tidak setuju tapi Jeongwoo dan Leo sudah kelas dua, hanya perlu menunggu satu tahun lagi semuanya selesai, kamu dan aku juga sibuk, kita memiliki banyak pekerjaan, mengurus berkas keduanya memerlukan banyak waktu, kamu mengerti kan maksud ku, Rose. kamu masih disana?"

"aku mengerti, maafkan aku. aku terlalu marah jadi asal mengambil keputusan"

"It's okey, kamu sudah makan?"

"Belum"

"Rose.."

"aku akan mampir ke cafe sebentar, jangan marah, kamu sudah makan?"

"Belum, sekretaris ku baru memesan makanannya"

"Tapi ini sudah lewat dari jam makan siang, apa saja yang dikerjakan sekretaris mu seharian ini, aku tidak mau tau. ganti sekretaris mu itu, semakin lama aku perhatikan semakin menjadi jadi, awas saja kalau aku datang ke kantor mu dia masih ada disana, kamu tidur diluar."

"apa, tidak begitu, aku..."

June menghembuskan nafas kasar saat Rose mematikan telepon sepihak

clek.

"Permisi pak, makan siangnya sudah datang, mau makan sekarang"

"Oh,,iya iya,,makan sekarang" June beranjak dari tempatnya mengikuti sang sekretaris

"Kau pasti bisa June, tahan. Rose masih lebih cantik" gumam June

"Maaf, apa bapak mengatakan sesuatu?"

"Oh, apa. tidak sama sekali, kamu mungkin salah dengar"

"Begitu, hm,,Pak...saya boleh bertanya?"

"Tentu, silahkan"

"Maaf sebelumnya, istri bapak Ibu rumah tangga atau wanita karir?"

***

Leo yang sedang menonton televisi, menolehkan kepala ke arah tangga karena mendengar derap langkah kaki

"Jeo, mau kemana?" Jeongwoo tak menjawab, dia melewati Leo seolah Gadis itu tidak terlihat

"aku bicara pada manusia, jawab pertanyaan ku Park Jeongwoo"

"aku mau kemana apa urusannya dengan mu, tidak penting" Leo menahan tangan Jeongwoo yang hendak pergi

"Jadi urusan ku karena aku istri mu, aku berhak bertanya kau mau kemana, dengan siapa, itu hak ku" Jeongwoo menepis dengan kasar tangan Leo yang memegangnya

"Kau istri ku tapi diatas kertas, kenyataannya Jian satu satunya Gadis yang aku cintai bukan diri mu"

"apakah pantas kau membicarakan Gadis lain di depan istri mu"

"aku tidak menganggap mu istri ku"

"Suka atau tidak suka, aku istri mu Jeongwoo dan kau suami ku"

"Kau itu tidak lebih dari Pajangan dirumah ini, mengerti sekarang jadi minggir" Jeongwoo mendorong Leo dan hampir membuatnya terjatuh kalau Leo tidak berpegangan pada ujung sofa

"aku tidak izinkan kau pergi"

"aku tidak perlu izin dari mu"

"Pergi dengan siapa, Jian?"

"Jangan berani kau sebut namanya dengan mulut kotor mu itu"

"Kenapa, kau tidak suka"

plak.!

Leo memegang pipinya yang terasa panas karena tamparan keras dari Jeongwoo

"aku bilang kau tidak boleh pergi!!"

Jeongwoo sebenarnya tidak ingin main fisik dengan Leo tapi entah kenapa setiap melihatnya selalu saja dia emosi

"Baik, aku tidak akan pergi tapi aku hubungi Jian agar dia datang kemari, bagaimana, kau puas?"

"Jangan berani kau bawa Gadis itu ke rumah kita, aku tidak sudi"

Jeongwoo mendengus kesal "Rumah kita kata mu, ini rumah pemberian dari orang tua ku kalau kau lupa jadi aku berhak mengajak siapapun kesini termasuk Jian"

Leo mendorong Jeongwoo lalu mengunci pintu rumah, tak lupa dia membawa kunci rumah itu bersamanya

"apa yang kau lakukan?" ucap Jeongwoo dengan suara yang rendah

"aku tidak akan membiarkan suami ku bersama dengan Gadis lain"

"yang kau sebut Gadis lain adalah seseorang yang nantinya akan aku nikahi, seseorang yang benar benar aku cintai. kembalikan kuncinya"

"Tidak mau"

"Leona."

"aku bilang tidak mau!"

"Kau ini benar benar, kembalikan kuncinya atau aku akan menghajar mu!"

Pernikahan yang terasa seperti di neraka, tiada hari tanpa pertengkaran, kalau bukan karena Rose dan June, Leo akan berhenti sekarang juga

"Kim Leona."

"aku tidak mau Jeongwoo."






Red Flag - END✔ || Jeongwoo TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang