•19

648 60 2
                                    




"Berikan Leona!" sentakan itu terdengar memenuhi seisi rumah

ting.! tong.!

Jeongwoo menghela nafas kasar

"Kau dengar, berikan kuncinya. tidak mungkin aku menyambut mereka dari balkon kamar" Jeongwoo mengambil kunci dari tangan leo dengan kasar

clek.

"Selamat siang. Ayah, Ibu. apa yang kalian lakukan disini?"

"anak kurang ajar, tawari dulu kami masuk baru bertanya"

"Oh, maaf, silahkan masuk"

"Leo, bagaimana kabar kamu?" Rose menghampiri leo dan memeluknya

"Baik bu, Ibu dan Ayah bagaimana kabarnya?" ucap Leo lalu melepaskan pelukan mereka

"Kami baik baik saja" Rose melirik ke arah Jeongwoo karena anaknya itu berpakaian sangat rapih

"Jeo, mau kemana?" tanya Rose

"Oh ini, aku dan Jeongwoo mau pergi ke Supermarket karena bahan bahan makanan dikulkas sudah habis"

"aigoo~ lihat betapa manisnya kalian berdua, ya sudah. kalian pergi saja, biar Ibu dan Ayah yang jaga rumah"

"Tapi Bu itu.."

"Tidak apa apa Leo.."

"Tapi.." Jeongwoo menggenggam tangan Leo lalu tersenyum tipis menatapnya

"ayo.." Dalam hati sebenarnya sedang mengumpat kesal, harusnya pergi menghabiskan waktu dengan Jian tapi malah seperti ini akhirnya

Melihat sikap Jeongwoo seperti itu membuat Rose dan June merasa senang dan berpikir anaknya mau coba membuka hati untuk Gadis lain, padahal bukan seperti itu

Soal Jian yang masih menjadi Kekasih Jeongwoo, June masih mencari cara agar hubungan keduanya berakhir. June tau kalau Jeongwoo masih belum memutuskan Jian

"Semua yang aku lakukan tadi hanya karena Ayah dan Ibu, kau jangan terlalu percaya diri" ujar Jeongwoo

Sesampainya di Supermarket, leo turun lebih dulu baru disusul Jeongwoo

Dan selama mereka berkeliling, Leo harus menahan kesalnya matian matian karena Jeongwoo yang terus saja bicara ini dan itu, cukup. hanya sekali. Leo tidak mau lagi ke Supermarket dengannya

"Jangan terlalu lama"

"Beli saja yang dibutuhkan"

"aku tidak mau, pilih yang lain"

"Kau mau membunuh ku, aku alergi kacang, beli yang strawberry"

"Ya tuhan, kenapa ini mahal sekali, aku bilang kan jangan boros"

"aku tidak bisa makan itu, yang lain"

"Jangan lupa mie instannya, aku suka lapar ditengah malam"

Semua mata menatap ke arah mereka, leo merasa malu, tentu saja. apalagi dia benci jadi pusat perhatian ditempat umum seperti ini

"Menggemaskan sekali, nak. apa kalian pasangan yang menikah muda?" tanya seorang wanita parubaya menghampiri leo bersama suaminya

"Oh, iya Bibi. maaf kalau merasa terganggu, dia memang suka berisik kalau diajak belanja, maaf"

"Santai saja nak, tidak apa apa. laki laki memang seperti itu, mereka tidak akan mengerti tentang urusan dapur"

"apa kalian sudah punya anak?" Jeongwoo langsung tersedak minumannya saat mendengar perkataan Ibu itu

"Jeongwoo, pelan pelan" ucao Leo sambil menepuk nepuk pelan punggungnya

"Paman, Bibi, maaf kami permisi dulu, masih banyak yang harus dibeli"

"Oh iya, silahkan"

Sambil mendorong keranjang, Leo menarik Jeongwoo ikut bersamanya meski lelaki itu hendak protes

"apa yang kau lakukan?" Jeongwoo menghempaskan tangan Leo dengan kasar

"Kau lama makanya aku tarik, aku sudah selesai, kita ke kasir sekarang"

"aku yang bayar?"

"Siapa lagi?"

"Tidak mau, kau bayar saja sendiri" Jeongwoo pergi meninggalkannya begitu saja diarea kasir dan membuat semua mata tertuju pada leo

"Maaf, berapa totalnya?" Setelah membayar leo membawa semua belanjaanya dibantu pegawai Supermarket

Jangan tanyakan soal Jeongwoo karena dia sibuk senyum senyum sendiri membalas pesan dari Jian

"Terima kasih atas bantuannya"

"Sama sama nona, terima kasih karena sudah berbelanja disini"

Jeongwoo yang masih sibuk dengan kegiatan berbalas pesannya, tidak sadar kalau leo sudah masuk ke dalam mobil

"Jalankan mobilnya Jeo.."

Jeongwoo menatap Leo dengan keasal tapi tetap melakukan apa yang dikatakannya. sesampainya dirumah keduanya disambut oleh Rose

"Kemari, biar Ibu bantu" Rose mengambil satu belanjaan dari tangan leo yang mana itu satu plastik berisi makanan ringan untuk stok camilan

"Terima kasih Bu, maaf sudah merepotkan"

"Bicara apa sih kamu, Ibu tidak merasa repot sama sekali, oh ya,,nanti mau masak apa untuk makan malam, biar Ibu bantu masaknya"

"Terima kasih Bu tapi tidak perlu. biar leo saja yang masak, Ibu temani Ayah diruang tamu, lagi pula bukan menu special. cuma beberapa makanan yang biasa Ibu masak untuk Jeongwoo"

"Jadi Jeongwoo.."

"Bukan seperti itu Bu, Jeongwoo memang sering rindu masakan Ibu. jadi aku buatkan saja"

"Benar begitu?"

"Memangnya aku pernah bohong?"

"Kamu banyak berbohong pada Ibu tentang Jeongwoo, Leo."








Red Flag - END✔ || Jeongwoo TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang