Terlihat Jimin masih menatap langit. Pertanyaan yang tadi ia ucapkan masih menggantung. Keduanya terdiam.
Rindu..? Tentu saja Jungkook sangat merindukan Jimin. Bagaimana tidak, setiap saat dia selalu membawa selimut tipis milik Jimin.
Tapi pertanyaan itu terlalu terang terangan. Membuat Jungkook kebingungan menjawabnya.
Matanya masih menangkap punggung Jimin yang tidak bergerak. Terlihat rambut pirang yang indah tertiup angin dengan lembut.
"Jimin..." Ucapnya pelan, membuat si empunya tubuh mungil itu menoleh ke arahnya.
Jungkook tertegun saat memandang wajah Jimin. Jimin terlihat sangat cantik. Bibirnya tersenyum tipis dan matanya sangat indah.
"Bicaralah Kook...." Dengan lembut sembari memposisikan seluruh tubuhnya menghadap Jungkook, tapi masih ada jarak. Karna Jungkook masih duduk di tepian karpet tebal itu.
"Aku menyesal.. Benarbenar menyesal. Aku Tidak ingin meminta lebih. Tapi kumohon maafkan aku..." Sembari menundukan kepalanya.
Jimin hanya tersenyum sedih. Melihat Jungkook yang sekarang terlihat kuat gagah. Namun masih menyimpan luka. Masih merasakan penyesalan yang mendalam.
Jimin telah memaafkan Jungkook jauh sebelum itu.
Jimin memang trauma dengan apa yang sudah terjadi. Tapi karena dia selalu berfikiran positif, itu bisa membantu menghilangkan rasa trauma.
Malahan selama ini dia sudah bisa menerima orang baru di hatinya.
Banyak yang ingin dekat dengan Jimin. Jimin pun terbuka pada mereka. Jimin mencoba mengobati rasa traumanya dengan mencari orang sebagai tempat berlindungnya.
Tapi tak sampai enam bulan selalu berakhir. Selalu ketika dia dan kekasihnya mencoba intim. Tapi ditolak Jimin.
"Jungkook... Aku sudah memaafkanmu.." Ucapnya tenang.
Jungkook mendongak tak percaya. Matanya berbinar penuh harap. Jungkook terdiam menunggu ucapan dari Jimin selanjutnya.
"Berbahagialah... Karna aku juga sudah bahagia.." Dengan tersenyum getir memandang senyum Jungkook yang memudar.
".........Aku akan coba....." Bisiknya.
Keduanya kembali terdiam. Keduanya tersenyum tak menyangka.
"Kook..."
"Aku mengerti... Kamu sudah bahagia tanpa aku..." Jujur Jungkook sembari tersenyum tak percaya.
"Kita sudah dewasa Kook.. Kita sudah harus berfikir kedepan. Jangan berkutat dengan masa lalu." Kata kata Jimin menusuk hatinya.
Jungkook hanya mengangguk lemah, tertunduk.
"Terima kasih sudah memaafkan ku.. Mungkin setelah ini aku bisa melangkah maju..." Jimin terdiam mendengar penuturan gamblang dari Jungkook.
Jungkook lalu berdiri dan menghela nafas. Kemudian tersenyum pada Jimin. Senyum Jungkook mengembang memperlihatkan gigi kelincinya.
"Terima kasih Jii..."
Deg... Deg... Deg...
Seketika jantung Jimin berdebar melihat senyum pria mancung itu. Senyum polos Jungkook yang telah lama tidak pernah dilihatnya. Senyum tulus yang sudah lama tidak dilihat Jimin.
Jungkook merasa sangat lega. Hatinya ringan karna Jimin memaafkannya.
"Aku merasa lega sekarang... Aku tidak akan mengganggu mu lagi. Aku tidak ingin kau merasa tidak nyaman denganku.." Ucapnya berbungkuk memberi hormat dan hendak beranjak pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
when you know love
Romantik"aku bakal bertahan hyung... akuakan bertahan karna.. " jimin terhenti.. dengan tersenyum kendati mengelus perut yg sekarang mulai terlhat... "terserah kau jii.. ini keputusan mu.." ucapnya sembari menepuk pundak jimin disambut senyum hangat jimin...