cemburu... 2

183 18 3
                                    

"Baiklah..." Dengan tersenyum.

Jungkook pun menimpali dengan senyum sumeringah dan mulai memakan nasi goreng yang dia rindukan.

"Kamu ga makan?"

"Ga.. Aku cukup susu coklat saja."

"Itu.. Masih ada sebagian di wajan, kenapa ga makan?"

"Oouuhh.. Itu untuk..."

Sebelum sempat melanjutkan ada yang memanggil Jimin dari belakang Jungkook.

"Kenapa lama sekali Jimin-nie!!"

Sesaat Jungkook mengenali suara itu..

Yoongi...

"Aaahhhh... Sebentar!!" Sembari bergegas menyiapkan nasi goreng dari wajan ke piring saji. Jungkook tertegun tidak bersuara. Hanya diam menyuap nasi gorengnya, walaupun dirasa dadanya panas.

Jimin lalu menghampiri Yoongi yang telah memunggunginya dan melangkah menuju studionya. Langkah Yoongi yang biasa santai berubah jadi cepat hingga Jimin merasa kewalahan mengejarnya.

"Yaakkk... Produser-nim! Kenapa jalannya cepet! Ini nasgor nya!!" Berteriak dalam bisiknya mencoba menyeimbangkan antara jalan cepat dan piringnya supaya tidak berantakan.

"Hehehe..."

"Huuhaaa hehee!!" Dengan mulut manyun dia menyodorkan nasgornya ke Yoongi di depan studio.

"Pantes lama.. Ada Jungkook ternyata.. "

"Mmhm.. Dia lapar, jadi bagian ku buat dia aja"

"Kamu ga makan dong?"

"Gapapa.. Makan tuh! Aku mau balik ke sana lagi.. "

"Dah baikan kalian..?" Mendengar itu senyum Jimin menghilang. Dia lalu memandang Yoongi dan tersenyum perih.

"Ga tau.."

Yoongi dan Jimin seiring waktu menjadi dekat. Yoongi sangat pandai dalam mendengar. Sangat pengertian.. Yoongi juga tidak jarang selalu tidur larut malam kalau dia lagi mood dalam bermusik.

Jimin kadang mencari Yoongi sebagai teman begadangnya. Yoongi merasa senang dengan itu. Jimin bisa sangat mengubah mood menjadi lebih ringan.. Seperti J hope.

"Jimin-nie... Apa tidak terlalu lama kamu diam diri kayak gitu..?" Ucapnya.

"... Aku bukan marah.... Aku cuman.... "

"Masih sakit hati...?!" Timpal Yoongi mengerti.

"... "

"Jimin... Sepertinya dia mengerti kesalahannya."

"Aku tau... Aku cuman ga mau bersahabat lagi dengan dia. Berteman boleh, tapi sahabat... Aku ga bisa. Kamukan tau alasannya. "

"Kalo ga ngomong dia ga bakalan tau.. "

"...."

"Menurut aku, kamu ngomong aja dulu."

"Hhmm... Aku bakal ngomong.."

Yoongi menepuk pundak Jimin. Memberi dia semangat. Jimin mengangguk.

"Kau pandai sekali menasehati.. " Sembari memicingkan matanya.

"Hehehe... Karena aku tau..."

"Kalau gitu aku pergi..." Menyeriangai membuat matanya menghilang berganti dengan bentuk bulan sabit yang cantik.

"Hhmm" Mengambil piring dari Jimin dan melangkah masuk ke dalam studionya.












...













when you know loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang