Aku pernah bertanya, "mengapa mereka yang terluka sering mengatakan bahwa Pemilik Jiwa dan Raga sedang bercanda? Jika sedang bercanda, kenapa tak keluar gelak tawa tapi, malah berderai air mata?"
Sampai datang seorang lelaki menjawabnya.
"Ketika Sang Pencipta menginginkanmu terlahir di dunia, suara apa yang pertama kali kau keluarkan?"
"Tangisan?"
"Lihat, air matamu berderai tapi buka derita yang kau alirkan, melainkan senyum suka cita. Semesta bahagia ketika Sang Pencipta memilihmu untuk berada di sini. Kenapa? Karena ketika Sang Pencipta memilih manusia untuk hadir di semesta, itu tanda bahwa si manusia dinilai mampu untuk menerima apa saja yang diberikan oleh semesta."
"Lalu?"
"Tidakkah kau paham? Sang Pemilik sedang bercanda pada manusia, Ia tak pernah benar-benar membuat manusia berada dalam penderitaan, tapi manusia malah merasakannya. Sang Pemilik juga tak pernah benar-benar membuat manusia bahagia, tapi manusia malah merasakannya."
"Itulah mengapa surga itu ada."
"Benar." Jawab lelaki itu sambil tersenyum.
//Jan, 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harsana Wéra
Poetry"Berbahasa dengan rasa." \\ Pada teori-teori yang belum terbukti. Pada jiwa-jiwa yang menanti pasti. Kubiarkan ia membela diri dari takdir yang terus membuntuti. 🌱 Harsana: hendak, ingin, mau Wéra: lapang, lega Antologi rasa dan karsa, pada barisan...