tersedak [3]

661 150 109
                                    

Tangan kekar itu terus memantulkan bola karet oren dengan garis garis hitam ke lantai. Seolah dapat menyalurkan rasa jenuh di hati, laki laki itu melakukan drible tak henti. Ia berlari saat dirasa sudah mencapai posisi, jari kekar itu melemparkan bola basket dan sesuai dugaan. Masuk seperti biasa.

"SAAMM!" seru Rafa dengan napas yang tersengal.

Samudra hanya menatapnya dari ujung kaki hingga ujung rambut, Rafa terlihat seperti orang habis dikejar kunti.

"Kenapa lo?" jawabnya ketus, ia paling tidak suka jika kegabutannya diganggu tiba tiba.

"Syifa.."

Satu kata yang ampuh membuatnya mendelik terkejut, ada apa dengan gadisnya?

"Kenapa Syifa? Ngomong jangan setengah setengah!" hardiknya seraya mencengkram kuat kerah Rafa.

"Dia dibully di gudang sekolah, Rizky udah nolongin tapi dia-" Belum selesai melanjutkan kalimatnya Samudra segera berlari menuju tempat yang disebutkan, raut wajahnya terlihat begitu khawatir.

"Bocah edan!" sarkas Rafa dalam hati.

Samudra dapat melihat segerombolan siswi yang mengelilingi sesuatu, dan tentunya suara heboh. Antara jeritan ngilu atau suara dukungan untuk menindas lebih lagi.

"S-sakit...," rintih Sooya Asyifa dengan linangan air matanya.

"SAKIT LO BILANG?!"

Plakk!

"SAKITAN HATI GUE JALANG! LO REBUT SAMUDRA DARI GUE!" pekik Ayu menginjak kuat betisnya.

"Ini belum seberapa Sooya Asyifa," bisik Laras seraya mencolek dagunya.

"Gue jadi kasian sama bonyok lo, kasih nama anak bagus bagus eh anaknya malah jadi jalang," sambung laras seraya menjambak kuat rambutnya.

"Aw-whh!"

"Nikmati aja Syif, kita punya sesuatu yang lebih besar buat lo ke depannya," bisik Ayu dengan seringainya yang terlihat begitu menyeramkam dimata Syifa.

"BUBAR BUBAR! KALIAN SEMUA BUBAR!" seru Samudra membuat segerombolan siswi itu memundurkan langkahnya menjauh dari tempat kejadian.

"AYU! LARAS! LO NGAPAIN SYIFA HAH?" hardik Samudra yang justru tak dipedulikan oleh mereka.

"Bye bitch," ucap Ayu kemudian mengajak Laras berlalu pergi.

"Rizky brengsek! Katanya lagi nolongin Syifa, kenapa cewek gue lecet?" rutuk Samudra dalam hati.

Ia dengan cekatan memeluk tubuh gadis itu, mendekapnya erat. Membiarkan Syifa terisak dengan rintihannya. Tanpa ucapan, seluruh siswi di sana tahu apa arti tatapan tajam Samudra. Pergi atau berhadapan langsung dengannya di BK.

"Maafin gue Syif," lirihnya kemudian berdiri dan menggendong Syifa ala brydal style.

ooOoo

Bau ruangan minimalis dengan banyaknya brankar ini begitu menyeruak terutama bagi indra penciumannya. Bau obat obatan dan rintihan orang orang yang terkapar di sini membuat Samudra begitu risih.

Sejak dulu ia sangat membenci UKS, namun karena ulahnya juga Syifa akan sering memasuki ruangan ini. Walau ia berharap itu tak terjadi,

"Gimana keadaan Syifa bu?" tanya Samudra usai ibu dokter selesai meletakkan kotak P3K.

"Lebam dibetis dan pipi, sebenarnya apa yang terjadi?"

My PlayBOYFRIEND [On GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang