Restu? [20]

238 58 45
                                    

Guys ayo tebak tebakan, siapa yang kalau tidur ngorok ( dengkur ) Samudra or Syifa?

Happy reading!

Setelan berlarian seperti orang gila yang berakhir Samudra mendapat pukulan bertubi tubi, mereka melanjutkan perjalanan ke namsan tower. Sebuah tempat yang tidak boleh dilewatkan oleh pasangan muda seperti mereka.

"Sam! Itu namsannya! Cakep banget!" seru Syifa yang dibalasi senyuman kikuk Samudra. Pasalnya kini mereka tengah menaiki taksi dan ia merasa canggung dengan ahjussi supir tersebut.

"Foto aja buat kenang kenangan," ujarnya seraya mencuri pandang ke gadis itu.

"Oke! Tumben kamu punya ide!" Entah harus senang melihat gadisnya juga senang, atau marah karena disindir seperti itu.

Dengan mata berbinar Syifa menunjukan tangkapam gambar namsan tower itu langsung ke hadapan wajahnya. Terlampau dekat hanya terkikis tiga centimeter. "Heh Syif! Lo kalau nunjukin yang bener dong!" cibirnya seraya mengambil alih ponsel itu.

"Eh nanti kita buat gembok cinta juga ya!" pinta Syifa antusias.

"Terserah lo, gue ngalah sama bocil," jawab Samudra seraya memandangi hasil tangkapan foto Namsan tower Syifa.

"Any way lo pernah ikut ekestrakulikuler fotografi kah? Kok hasilnya bangus banget," tanya Samudra seraya menaikkan satu alisnya. Gadis itu hanya menggeleng dengan pipi yang menggembung gemas.

"Aku cuma ikut hal hal yang berbau sastra, lagian kalau ikut fotografi harus beli kamera. Mahal," jelas Syifa yang membuat Samudra berlagak sinis.

"Ceritanya lo lagi ngode nih?" Dengan cepat Syifa menggeleng. "Sok peka banget, jangan sok tahu deh," cibirnya.

Merasa malas tuk berdebat karena suhu terasa semakin dingin, Samudra langsung membawa Syifa ke dalam pelukannya. Lelaki itu mengusal usal 'kan dahinya diceluruk leher Syifa. Kemudian mengusap-usap tangan gadis itu. "Manja banget," cibir Syifa.

"Gak masalah, kan lo punya gue dan gue punya lo," jawab Samudra seraya menekuk bibir bawahnya.

Syifa yang merasa gemas segera mengusak surai hitam Samudra seraya mencubiti pipi lelaki itu. "Gemes banget cowok siapa sih?"

Loading sejenak Samudra mengerjapkan matanya beberapa kali. "Kan tadi udah, Samudra cuma punya Syifa," cibir lelaki itu.

"Love you my play boyfriend," bisik Syifa kemudian mengecup pipi Samudra.

Samudra terperanjat kaget namun kembali menetralkan ekspresinya. Meski jantungnya berdegug kencang, ia tidak boleh kalah dalam hal 'gombal'  dengan ceweknya sendiri.

"Gue udah bukan playboy kali, cause i'm youre boyfriend."

Sesampainya ditempat tujuan mereka keluar dari taksi tak lupa mengucapkan terima kasih kepada supir. Syifa dengan girang melompat ke sana kemari bak Rapunzel yang baru keluar dari menara.

Hingga gadis itu tak sengaja menabrak seorang wanita dengan muka garangnya. "A-ahh jiseonghamnida," ucap Syifa gelagapan.

Samudra yang hanya melihat dari jauh justru memilih untuk tergelak dibandingkan membantu gadisnya itu. Namun yang membuat lelaki itu heran adalah, mengapa Syifa malah mengobrol dengan wanita itu?

Dengan rasa penasara seberat ditinggal ayang, ia memilih untuk mendekati Syifa dan menyapa wanita asing itu. "Ehh Sam! Kenalin ini tante aku, tante kenalin ini Samudra cowok aku!" ucap Syifa tersenyum senang.

Sedangkan Samudra sendiri merasa risih karena Tante Syifa melihatnya dari atas sampai bawah, seolah menelisik untuk lulus wawancara, hm.. memang ada wawancara seperti ini?

"Nama tante Irene, bukan Airin. Dan kayaknya tante kenal kamu," ujar tante Irene seraya berpikir keras.

Ia hanya saling melontarkan pandangan bertanya pada Syifa yang dibalasi hendikan bahu tidak tahu oleh gadis itu.

Tiga puluh detik kemudian tante Irene langsung ber'oh'ria karena dapat mengingat siapa dirinya. "I see, i know you Samudra pratama Dewantara. Cowok yang dulu selalu bareng Syifa wakti TK 'kan?" Ia mengangguk antusias, akhirnya ada orang yang mengingatnya saat kecil.

"Kamu juga yang ghosting Syifa karena tiba tiba pindah ke Eropa 'kan?" Kali ini ia hanya mengangguk lesu seraya mencuri pandang ke Syifa yang malah mengernyitkan dahinya bingung.

"Kalian bahas apa deh?" tanya Syifa seraya mengerucutkan bibirnya, ia tak paham arah pembicaraan mereka. Temen TK? Hey ia bahkan lupa siapa saja teman SMP nya.

"Hehe tante saya ke Eropa ada alasannya kok, tante bisa tanya ke orang tua saya buat lebih jelasnya," jelas Samudra dengan sedikit keraguannya.

Tante Irene kembali menelisik raut wajah Samudra yang tampak tegang. "Tadi Syifa bilang kamu 'cowok' dia 'kan? Bukan pacar? Jadi kalimat tanpa hubungan? Friendzone atau kamu yang mainin hati nya keponakan saya?" tanya tante Irene bertubi-tubi.

'"Gila! Iya sih gak ngeluluhin hati mertua karena udah gak ada, tapi masa gantinya harus mak lanpir sih?! Mampus kalau gak dapet restu!" batin Samudra memggerutu kesal

Sooya Asyifa mendelik terkejut mendengar rentetan pertanyaan dari tantenya itu, sudah lama mereka tidak bertemu mengapa kini malah menginterogasi Samudra bak nara pidana?

Meski memang ia terlihat seperti dipermainkan karena tidak ada hubungan tapi rasa cinta mereka seharusnya tidak diragukan. "Tante stop it! I love Samudra, he's love me too!"

Dengan tatapan meremehkan tante Irene menyeringai dengan tatapan sinisnya. "Kamu anak kecil belum tahu soal cinta, jangan coba coba nurut aja sama orang dewasa."

Merasa geram Syifa sudah kehabisan kesabaran karena rasa cintanya terus dipertanyakan. "Maaf sebelumnya tante, tapi bukan hanya karena tante orang dewasa dan tante adalah wali aku, tante bisa mengatur hubungan asmara aku! Its my life, not yours! Orang dewasa belum tentu benar karena mereka bukan Tuhan."

Mendengar kalimat terpanjang dari mulut seorang Sooya Asyifa didukung oleh nada bergemuruh yang hebat karena emosi memburu Samudra seketika diam membisu. "Gue harus senang apa sedih? Gue gak mau hubungan Syifa sama tantenya renggang karena gue, tapi gue kan jadi baper dibelain," batin Samudra.

"Eumm, gimana kalau kita bicaranya sambil duduk dibangku sana aja tan? Syif? Biar aku beli makanan dulu," celetuk Samudra dengan kekehan canggung.

Kedua perempuan itu hanya mengangguk lesu dengan mood berantakannya, mereka berjalan terlebih dahulu meninggalkan Samudra yang kini berniat mencari makanan.

Usai duduk bersampingan, tante Irene segera memeluk Syifa dan mengecup pipi chubby gadis itu. "Tante kangen banget sama kamu, gak nyangka tante tinggal tiga tahun kamu udah sebesar ini," ucap tante Irene dengan linangan air matanya.

Syifa melontarkan senyum simpulnya, apa ini mengapa jadi mengharukan begini?

"Tante, aku sayang Samudra jangan ganggu hubungan kami ya?" pinta Syifa seraya tersenyum tulus.

Baru saja hendak menjawab dering nada telepon mengusik mereka.

Samudra rese is calling..

"Hello? is it true that this is connected to Samudra's girlfriend?"

Suara orang asing membuat Syifa terlonjak kaget, ada apa dengan Samudra?

" I found your boyfriend got hit while crossing the street, please come to the nearest hospital."

Tut.

Ia membelalakan matanya lebar, Samudra kecelakaan? Tidak mungkin! Bagaimana bisa?

To be countinue....

Hayoo gimana kelanjutannya?

Anw gimana chapter ini? Cukup menegangkan? Masih belum? Bapernya nanti ya bestie ditunda dulu hehe

Spam next dulu dong!

My PlayBOYFRIEND [On GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang