nethink [30]

133 28 2
                                    

Seperti katanya kemarin, ia akan pergi ke tempat gym bersama dengan Laras. Bahkan Samudra seolah melupakan kejadian saat Mommy mengancamnya kemarin.

Karena nyatanya, tidak ada aset yang disita. Mommy tidak mungkin sanggup membiarkan Samudra menjadi sekarat materi, serta didukung juga dengan permintaan maafnya tadi malam.

Kini ia sudah berada di gym, membeli sebotol air dingin untuk diminum seraya menunggu kedatangan Laras.

Samudra hanya menggunakan kaos tipis tanpa lengan berwarna abu abu, dan celana pendeknya. Dengan rambut yang disugar ke belakang.

Tak lama kemudian Laras datang dengan tank top dan celana joggingnya. Perempuan itu menghamburkan dirinya ke pelukan Samudra yang membuat Samudra mendelik terkejut.

"Apa apaan?!" hardik Samudra.

"Apa sih? Lebay kamu, kan, cuma melepas rindu sama mantan terindah," ujar Laras seraya terkekeh kemudian mengambil minuman Samudra untuk diminum.

Samudra mencoba tak mempedulikannya, mencoba tak peduli bahwa bekas bibirnya bersentuhan dengan bibir milik mantannya itu. Tidak ada perasaan jijik, karena ia sungguh tak peduli.

Lelaki itu memulai olahraganya dengan dumbel kecil ringan seberat 7kg, kemudian berganti dengan angkat beban.

Sedangkan Laras, terus melakukan curi panjang sembari berlari ditread mill. Fakta yang mengejutkan, Laras tak pernah datang ke gym, ia membohongi Samudra bahwa ia suka berolahraga digym supaya dekat dengan lelaki itu.

Baru dua puluh menit berlalu, kaki Laras terasa ingin patah. Namun ia tak ingin terlihat lemah di hadapan Samudra, terpaksa ia berjalan ke arah Samudra guna mengganti alat olahraga.

Mungkin melatih otot tangan bisa menetralisir rasa sakit pada kakinya?

Laras mencoba mengangkat dumbel seberat gas berwarna hijau itu, namun jari jemari tangannya terasa kebas. Sontak ia melepaskan dumbel itu yang secara tak sengaja menghantam jari kakinya.

"AWWW!" pekik Laras seraya terjatuh dalam duduknya.

Samudra yang sedang asik olahraga terpaksa beranjak dan berjalan menghampiri Laras dengan tergesa-gesa. Lelaki itu bahkan segera berlari meminta kotak P3K pada pemilik gym.

Dengan telaten Samudra mengobati kuku Laras dengan telaten. Merasa diperhatikan, bahkan Laras dapat mendengar deru napas Samudra, aroma khas Samudra yang ia rindu kan bahkan kini tercium begitu jelas.

"Sam," ucap Laras yang membuat Samudra melihat ke arahnya.

Kini jarak mereka hanya terkikis jidat dan hidung mancung mereka yang saling bersentuhan. "Makasih," bisik Laras yang diangguki lelaki itu.

Memulai kembali aktingnya untuk mengaduh kesakitan, kini Samudra membawa Laras ke dalam gendongannya, dan meletakkan Laras secara hati hati pada bangku.

"Lo istirahat aja, gue mau lanjut olahraga."

"Oh dan satu lagi, jangan lupa data datanya dikirim ke gue. Awas aja lo kalau gak ngirim sampai gue selesai ini," ancam Samudra sembari berjalan ke arah alat angkat beban.

Lelaki itu kembali berolahraga, dengan Laras yang tertawa puas karena hasil tangkapan fotonya dengan Samudra tadi begitu sempurna. Sepertinya ia harus membayar dua kali lipat orang suruhannya itu.

Segera jari lentik Laras mengirim foto foto itu kepada orang yang tengah berada dimasa galaunya. Sooya Asyifa.

Begitu mendapati suara notifikasi pada pesannya, Syifa segera menekan tombol jeda pada laptopnya. Ia tengah menonton drama korea, favoritenya.

Lagi, Syifa membelalakan matanya terkejut.

Kali ini apa lagi? Bagaimana bisa hidung Laras dan Samudra bersentuhan jika mereka tidak berciuman? Tunggu.., jadi Samudra dan Laras telah melakukan ciuman yang bahkan tak pernah ia lakukan dengan Samudra?

Lagi ponsel berlogo apel itu tergelincir jatuh pada kasur busa yang justru mementalkannya.

Ia terisak, hatinya begitu perih melihat foto tersebut. Mencoba menyangkalnya, Syifa mengambil ponselnya lagi. Namun kini ia justru mendapati foto lain.

Foto Samudra menggendong Laras.

Sial, hatinya semakin panas. Kalau kata quotes orang orang galau maka mungkin bisa digambarkan seperti ini 'ada yang retak tapi bukan kaca'.

Syifa menangis begitu kencang, menenggelamkan wajahnya pada bantal. Tak lupa untuk melempar ponsep berlogo apel itu sejauh jauhnya. Tak peduli seberapa rusak ponselnya yang jelas, kepercayaannya pada Samudra lebih rusak.

Dimana Samudra yang selalu lengket padanya? Dimana Samudra yang selalu gengsi mengungkapkan perasaannya? Dimana Samudra yang selalu menggombalinya dengan kalimat cringe?

Syifa menyesal.., karena dulu menganggap hal seperti itu bukan lah sesuatu yang spesial. Tapi kali ini, melihat Samudra yang dengan gampangnya beralih ke masa lalu membuatnya muak.

Dengan emosi bergemuruh, Syifa menarik laci nakasnya dengan kencang hingga menimbulkan bunyi keras. Ia mengambil ponsel bermerk galaksi itu, dan segera menghubungi seseorang.

Sehan berdering 📞

"Hey? Whats up?"

"..."

"Syifa? Whats going on? What happen there?"

".."

Syifa menatap nanar tangannya yang bergetar memegang ponsel. Lidahnya terasa kelu bahkan untuk mengucapkan sepatah kata, bahkan untuk terisak saja ia tak berani.

Ia tak ingin membebani Sehan yang baru saja datang di Negara orang, tapi ia membutuhkan lelaki itu. Atau harus kah ia menghubungi yang lain?

Rizky? Sahabatnya? Tapi Rizky juga sahabat Samudra, akan lebih buruk jika Rizky justru menyalahkannya dan menganggapnya terlalu berlebihan pada interaksi Samudra dengan Laras.

"C'mon Syif!"

"Sehan? I need you right now," lirih Syifa sebelum memutuskan panggilan mereka.

Tut.

Dan ini terasa berakhir. Semua pikiran pikiran buruk berkecamuk dikepalanya, membuat Syifa begitu kalut.

Bagaimana jika Sehan benci kepada Samudra lalu mereka bertengkar?

Bagaimana justru jika Samudra membencinya karena terlalu berlebihan?

Bagaimana jika Samudra menganggapnya berselingkuh?

Tunggu....

Berselingkuh? Bukan kah mereka bahkan tidak memiliki hubungan resmi? Benar...., mereka hanya remaja labil yang dipermainkan oleh cinta.

Apa Syifa tak berhak cemburu? Lantas apakah Samudra sengaja tak memberinya status agar lelaki itu bisa dengan mudah berinteraksi dengan perempuan lain?

Mengapa sekarang ia terkesan menyalahkan Samudra? Sebenarnya siapa yang salah di sini? Ia tak tahu..

Syifa menjatuhkan tubuhnya yang sudah melemas pada kasur tercinta, membiarkan selimut berantakan itu menyelimutinya dalam kedinginan hati. Matanya yang sembap lagi lagi membawa Syifa pada alam mimpi.

Gadis itu bahkan melupakan bahwa tadi ia sudah memanggil Sehan untuk datang kemari.

Berharap semua tak menjadi lebih buruk dari ini.

To be countinue...

Hii shipper gendeng! Author niatnya mau double up hari ini, tapi nunggu rame ya! Mungkin eps 31 nanti jam 8 wib!

My PlayBOYFRIEND [On GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang