Nginep [4]

551 134 44
                                    

Karena author My playBOYFRIEND sangadlah mager
Mohon untuk readers yang budiman
bisa dibagikan ke teman teman, dan sila tekan bintang!

Happy reading!

Pintu putih penuh ukiran yang ia sendiri tak tahu artinya menjulang tinggi sampai ke langit langit tembok. Pintu itu terbuka menampilkan dua orang yang ssngat ia rindukan.

"MOMMY! I MISS YOU!" seru Samudra seraya berlari kemudian menghamburkan diri ke pelukan seorang wanita.

Tangan lembut milik wanita itu mengelus surai hitam miliknya yang tak rapi, merasa gemas jari lentik wanita itu mencubit hidungnya hingga ia sulit untuk bernapas. "Mom!" rengeknya.

"Kamu kenal anak ini babe?" celetuk pria di sampingnya.

Wanita itu menggeleng lucu namun terlihat menyebalkan dimatanya. "Engga, anak hilang kali minta dipungut."

"Ya udah deh aku pungut, lumayan bisa buat habisin hartaku yang menggunung," sambung wanita itu.

Padahal ia tahu ini hanya jokes namun kenapa matanya berlinang? Dengan perasaan cemas kedua orang tuanya yang tadi tidak mau mengakui dirinya sebagai anak segera memeluknya erat.

"Duh anak Mommy kok nangis? Kan cuma jokes."

"Aku mau pundung aja lah!" dengus Samudra semakin menenggelamkan wajahnya ke pelukan sang ibu.

"Gennya siapa sih pundungan gitu?" bisik Papa.

"Udah tua bangka gak pernah ngaca lagi! Gen kamu lah pundungan gini!" Entah apa yang Samudra pikirkan laki laki itu secara reflek melepas pelukan mereka dan kembali duduk dengan tenang.

"Kenapa Sam?" tanya Mommy.

"Nothing, cuma ogah kalau dapet Gennya Papa," jelas Samudra yang membuat Mommy tergelak kencang.

"Pfft! Makanya Pa! Punya anak jangan diajak berantem terus, jadi gini 'kan spesiesnya!"

"Mom!" rengek Samudra.

"Whatever!" pungkas Papa kemudian beranjak pergi meninggalkan keduanya yang tengah tergelak bersama.

Usai menertawai tingkah sang Papa yang ternyata benar menurun ke Samudra, Mommy segera memulai pembicaraan yang paling ia nanti nanti.

"Gimana kabar Syifa?" celetuk Mommy seraya menyesap secangkir teh.

"Kayaknya gara gara aku dia dibully lagi deh mom," tutur Samudra dengan mimik wajah sedihnya.

"Why?" tanya Mommy.

"Karena ada mantan yang obses sama aku? Mereka iri aku deket sama Syifa."

"Makanya jangan jadi playboy," cibir Mommy.

"Udah tobat kok!" sanggahnya.

"By the way, boleh keluarin mereka aja gak Mom?" pinta Samudra dengan bibir cemberut lucu.

"Dih, ajaran siapa kamu ngomong gitu? Sekalipun kita punya kuasa ngelakuin hal itu tetep gak boleh. Masih bisa dibicarakan baik baik Sam," tutur Mommy begitu lembut.

"Tapi kan Mom-"

"Ssst! Nurut aja!"

"Gimana kalau nanti malam kita dinner sama tunanganmu?" ucap Mommy mengeraskan suara dikata akhir.

"Boleh deh, tapi Syifa nginep sini sekalian ya?"

"Heh!" Tangan mommy reflek memukul paha Samudra kencang yang membuat Samudra mengaduh kesakitan.

"Kenapa sih Mom? Kan kasian kalau Syifa sendiri di rumah.
Di sini kan enak ramai, emang Mommy gak kasian?"

Mommy memicingkan matanya berlagak meneliti Samudra dari bawah sampai atas, memastikan bahwa anaknya tidak akan berbuat macam macam.

"Janji gak aneh aneh?"

"Janji!" seru Samudra menautkan kelingking mereka.

ooOoo

Mall begitu ramai. Menjadi tatapan dari banyaknya orang lewat membuat Samudra begitu risih. Ia sendiri juga tidak tahu mengapa. Apa ini efek dari ia yang tobat menjadi playboy?

"Duh yang kakak yang mana nih?" celetuk ibu ibu menghampiri mereka.

"Ada apa ya ibu?" tanya mommy.

"Adeknya boleh buat anak saya aja gak? Atau kakaknya?"

"Hah? Gimana?" tanya Samudra dengan otak lemotnya.

"Iya kamu! Kamu mau gak jadi pacar anak saya? Ini saya lagi minta izin ke kakak kamu, perempuan ini kakak atau adik kamu?"

"Ya tuhan!" batin mommy pasrah.

"Maaf ya bu, adik saya sudah tunangan dan permisi ibu," jelas mommy seraya menariknya pergi meninggalkan ibu ibu tadi dengan raut penasarannya.

"Mom? Serius kita disangka kakak adik?"

Mommy tergelak kencang. "Kalau Papa tahu pasti makin pundung."

"Emangnya Mommy terlalu awet muda kah? Apa Momny harus stres dulu biar banyak beban pikiran dan jadi tua?" monolog Mommy.

"Gak gitu juga kali Mom."

"Udah belum belanjanya?" tanya Samudra meneliti troli yang sudah cukup penuh.

"Harusnya udah semua, kamu mau apalagi?"

"Nonton horor!" serunya excited.

Lagi dan lagi Mommy menelisik Samudra dari bawah sampai atas. Anaknya kesurupan apa tiba tiba ingin nonton genre film yang ia benci?

"Biar ada topik Mom," jawab Samudra seolah tahu apa yang Mommy nya pikirkan.

"Sure, lets go!"

Dalam ruangan minim cahaya itu, suara keras dan ketawa dari hantu legend berdaster indonesia mampu membuat Samudra terus berteriak sepanjang adegan.

Laki laki yang terkenal gagah, perkasa, dan banyak tingkah ini menyembunyikan wajahnya dengan memeluk sang Mommy. Sedangkan Mommy sendiri hanya diam dan terus menonton film horor itu dengan khidmat.

Sesekali Mommy merekam tingkah Samudra yang penakut dan childish ini, lumayan untuk bahan bully di rumah agar tidak hanya sang Papa yang pundung.

Keringat deras mengalir dari pelipis Samudra, wajah lelaki itu berubah menjadi pucat pasi. "Mom pulang!" rengek Samudra.

Untungnya Mommy datang bersama supir, biarlah pak supir yang menuntun anaknya itu sampai ke mobil. Perutnya sudah sakit karena sedari tahan menahan tawa akibat tingkah lucu Samudra.

ooOoo

Setelah sampai pada rumah mewah dengan tema minimalis itu Samudra segera melayangkan dirinya ke surga dunia alias kasur. Dokter pribadi mereka sudah mengecek kondisinya dan untungnya tidak demam, hanya sekedar parno.

"Duh gue gabut banget! Mommy udah selesai masak belum ya?"

"Atau langsung chat Syifa aja?" monolog Samudra kemudian mengambil ponselnya.

To be countinue...

Iya ini double up, bawel!

Cek chapter selanjutnya!

My PlayBOYFRIEND [On GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang