galau [28]

139 34 4
                                    

Nyoba ngetik dari jam 16.15, maaf ya lama :)

Happy reading!

Tahu apa yang lebih sulit dari merelakan mantan menikah? Ujian berturut turut diakhir kelas 12 jawabannya. Semenjak hari ujian tiba, tingkah Samudra hampir berubah drastis.

Tidak ada lagi Samudra yang suka gombal, mengikutinya ke sana ke mari, atau bahkan mengajaknya mengobrol. Apa ini yang dinamakan kesepian?

Syifa menutup matanya, membiarkan anila menerbang-nerbangkan surai hitamnya. Tangannya terulur merasakan rintik hujan yang berjatuhan. Duduk dibalkon saat hujan, sepertinya Syifa sudah cocok menjadi orang galau.

Ingatkan Syifa untuk belajar sekarang, ujian kelas 12 sudah cukup seram untuk membuatnya takut dan mulai belajar. Tapi entah mengapa ada perasaan enggan menyentuh buku.

Tidak, ia tidak realate dengan kaum rebahan yang malas menyentuh buku, hanya saja ia takut belajarnya percuma. Moodnya sedang tidak bagus.

Lantas jari lentik itu menutup kembali buku yang terbuka, memasukan kembali stabilo dan pulpen warna warni ke tempatnya.

"Samudra kira kira lagi apa ya?" Tak ingin menunggu terlalu lama, Syifa memutuskan untuk meneleponnya.

📞berdering

"Hai Syif? Tumben nelepon?"

"Kamu seharian ini pergi? Kok aku gak lihat kamu dirumah," ucap Syifa seraya mengerucutkan bibirnya.

"Oalah, Sorry ya gak bilang dulu. Ini gue lagi disekolah, rapat tema buku album kelulusan. Rizky dari perwakilan kelas lo juga ada kok di sini."

Gadis itu hanya menganggukkan kepalanya lesu, rumah tanpa keributan Samudra terasa hampa walau itu terlalu hiperbola.

"Bisa pulang cepet gak? I miss you," lirih Syifa pada ujung ponselnya.

"Miss you to my dear, cant wait to see you."

Tut.

Panggilan diputuskan oleh Samudra. Sepertinya lelaki itu benar benar sibuk sekarang, apa Syifa terlalu mengganggunya?

Memutuskan untuk tak ambil pusing, kini Syifa mencoba memulai aktivitas belajarnya yang sempat terhambat. Sepertinya sekarang ia sudah lebih siap untuk mencerna segala pelajaran merumitkan milik anak IPA.

Satu jam berlalu. Jari lentik itu mengambil ponsel berlogo apel itu kemudian mengarahkannya pada wajahnya. Ponsel terbuka, dan menunjukan belasan panggilan tak terjawab dari Samudra.

Ia yang sudah mulai panik karena takut terjadi sesuatu segera menghubungi kembali lelaki itu. Berdering namun tak diangkat, hal itu makin membuat Syifa kalut dalam pikirannya.

Hingga, sebuah notifikasi pesan mengalihkan atensinya.

08123*******
: Send a pict
: Send a pict
: Send a pict

Karena rasa penasaran yang bergejolak, Syifa segera membukanya tanpa melakukan persiapan apapun.

dan tepat saat foto itu dibuka, ponselnya ia jatuhkan ke lantai. Pupil matanya bergetar. Bagaimana ia melihat dengan mata telanjang Samudra memeluk seorang gadis sembari berbaring ditengah jalan.

Foto kedua menampakkan Samudra tengah menyuapi seprang gadis yang diperingati Ayu kemarin, tak lain dan tak bukan adalah Laras.

Foto ketiga melihatkan tangan kekar Samudra yang tengah membersihkan noda dimulut Laras.

Ingin tahu apa yang Syifa rasakan sekarang? Pada foto pertama ia kira Samudra kecelakaan, panik menyelimutinya bahkan mencoba melupakan bahwa Samudra tengah memeluk gadis lain.

Namun foto foto berikutnya, membuatnya muak setengah mati. Bukankah Samudra hanya mencintainya? Lantas pantas kah memperlakukan gadis lain seperti pada foto ke tiga?

Suara notifikasi pesan kembali mengalihkan emosinya itu.

08123*******
: what do you feel?

Me : nothing, cause Samudra just mine!

Syifa menggeram kesal, tangan lentik nan putih itu tergengga, hingga menampakkan kubu kubu jarinya yang memutih. Ia bangkit dari duduknya, masuk ke dalam kamar kemudian menghamburkan dirinya ke dalam kasur.

Memeluk erat bantal guling berwarna putih polos itu, bahkan menendang nendang seisi kasurnya hingga berantakan. Tanpa aba-aba suara suara aneh mulai bermunculan dari kepalanya.

"Kalau ada yang nyakitin kamu, aku yang bakal maju pertama."

Syifa mememjamkan matanya sejenak, tak bisa mengetahui siapa dalang dibalik kalimat omong kosong tersebut. Mencoba mengingat, dan ia mendapatkan dua nama.

Oh Sehan, dan Samudra. Tentunya saat mereka kecil dan belum mengenal bahasa aneh seperti gue lo.

Memilih untuk memejamkan mata, pada akhirnya Syifa kalah dengan rasa kantuknya. Hingga mengingat pada fakta, orang yang banyak tidur adalah orang yang sedang sedih, mungkin Syifa sekarang sudah cocok menjadi bagian dari orang orang itu.

.

.

.

Tak berselang lama setelahnya, pintu kamar Syifa berdecit pelan. Menampakkan sosok laki laki yang baru saja membuat gadis itu menangis.

Namun karena belum tahu apa yang terjadi, Samudra hanya mengulum senyum, kemudian membenarkan posisi tidur Syifa dan membereskan kasur serta bantalnya.

Sekilas ia mengecup kening milik Syifa, hingga kemudian menyadari mata Syifa yang tampak sembap. Jari Samudra mencoba untuk menghapus jejak jejak air mata yang setia mengaliri wajah Syifa.

Sampai semilir angin dingin mampu membuatnya menggigil. Samudra refleks melihat ke arah balkon yang tak sempat ditutup, kemudian berjalan ke arah balkon berniat untuk menutup pinti kaca tersebut.

"Emang cewek gue itu ambis banget ya," gumam Samudra saat melihat buku buku berserakan di meja balkon.

Berniat membersihkannya, namun kakinya terasa seperti menginjak sesuatu. Yang tak lain dan tak bukan adalah ponsel yang Syifa jatuhkan tadi.

"Buset, Syifa buang hp ringar banget. Dikira lagi buang duit merah kali ya?" decak Samudra seraya mengambil ponsel berlogo apel itu.

Karena penasaran, Samudra mencoba memecahkan sandi yang ada. Tentu karena tidak mungkin melakukan face scan, hingga pesan itu terbuka.

Bahkan Samudra sendiri pun merasa terkejut melihat fotonya dengan Laras. Tidak ada editan sedikit pun dalam foto ini, Samudra tak mau menyangkalnya.

Tapi bukan itu yang sebenarnya terjadi! Ia membelalakan matanya terkejut kemudian lari menghampiri Syifa, meninggalkan niatnya untuk membereskan buku buku milik gadis itu.

Ia menarik satu bangku untuk diletakkan pada pinggir kasur Syifa, mencoba untuk ikut memejamkan matanya kemudian tanpa sengaja ia ikut terlelap dengan tiga kata terakhirnya.

Terakhir sebelum mendengkur tentunya.

"Maafin gue Cip," gumam Samudra.

To be countinue...

Kalian ada yang pernah ngerasain prom night gak nih? Atau konten konten prom proposal seliweran di fyp? Nanti Samudra Syifa juga bakal gitu lho (upss spoiler)

Kira kira kapan ya keseruan prom nigt dateng?

My PlayBOYFRIEND [On GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang