Chapter 4

13.4K 325 2
                                    

Bila terbangun dari tidurnya, waktu menunjukan pukul 9 pagi.

Kepalanya agak pusing karena kebanyakan tidur, Bila teringat mengapa ia bangun sesiang ini. Bila pun beranjak dari tidurnya dan menghampiri pintu besi yang memisahkan kamarnya dengan kamar Dito.

Bila mengintip sedikit ke kamar Dito, kamar itu ternyata sudah kosong ntah sejak kapan, wanita yang ia lihat semalam pun sudah tidak ada di kamar itu.

Bila menghembuskan nafasnya, lega karena ia tidak harus melewati masa-masa canggung dengan Dito juga wanita yang ia tiduri semalam.

Ia bergidik membayangkan kejadian semalam, mengulang kmebali suara suara dalam kepalanya membuat Bila jijik sendiri, terlebih mengingat ia juga merasa terangsang semalam.

"iwh kenapa gue inget kejadian semalem terus sihh" ucap Bila.

Ada sedikit perasaan kecewa mengetahui Dito meniduri wanita lain disaat ia telah mencuri first kiss Bila dan menyatakan bahwa ia menyukai Bila.

Dengan langkah berat Bila mengambil handuknya dan memasuki kamar mandi, hari ini ia berniat untuk membeli beberapa barang dan juuga tirai untuk menutupi pintu itu, agar ia tidak perlu berada dalam situasi canggung bila teman-teman Dito datang atau Dito yang tiba-tiba meniduri wanita lain.

Setelah mandi Bila langsung bersiap-siap, merapikan kamarnya, memasukan beberapa barang kedalam tasnya dan ia pun pergi dengan tak lupa mengunci pintu kamarnya.

****

"gorden neng" ucap salah satu bapak bapak penjaga toko.

"ia pak saya mau beli set gorden" ucap Bila.

"ukuran berapa neng?" tanya bapak pnjaga toko.

Bila tampak berpikir sejenak, "kira kira ukuran yang mau ditutupin itu 2 meter pak, lebarya kurang lebih 50 centi" jawab Bila.

"itu jendela?" tanyanya lagi.

"bukan pak, itu kaya pintu gitu" jawab Bila sambil memperagakan membentuk kotak dengan tangannya.

"ohh.. 180 x 70 aja neng kalo gitu, biar ga sampe bawah banget" ucap sang bapak, yang langsung memberikan katalog warna dan motif dengan ukuran yang telah disebutkan.

Bila tampak menimbang-nimbang yang mana yang akan ia beli, sepertinya warna merah bagus? Dito menyukai warna merah, terlihat dari dominasi kamar dan barang barangnya yang berwarna merah.

"yang merah ini berapa pak?" tanya Bila.

"ohh yang itu 150, tapi diskon aja buat si neng mah jadi 100 aja" ucap bapak penjaga toko.

Bila pun langsung memberikan selembar uang seratus ribuan pada bapak penjaga toko.

Sambil menunggu potongan gordennya, bIla melihat lihat penyangga tirai yang sekiranya cocok untuk tirainya.

Setelah selesai Bila pun pamit pergi dari toko tersebut dengan membawa sekantung besar tirai, ia juga membawa beberapa barang ditangan yang satunya.

Saat Bila diam menunggu ojek online yang dipesannya ia tak sengaja melihat Dito sedang bersama salah satu teman laki lakinya melewati Bila dengan motor Dito.

Bila sangat yakin Dito melihatnya, dan kebetulan itu adalah lampu merah sehingga mau tak mau Dito emberhentikan motornya disitu.

"ehh Bila! Sendiri aja Bil? Dit! Bila tuh" ucap teman laki-laki Dito yang selalu berkunjung ke kosan Dito.

Dito hanya melihat Bila sekilas, Bila tersenyum simpul pada keduanya.

Teman Dito heran dengan sikap Dito yang dingin pada Bila, tidak biasanya Dito sedingin itu, bahkan kepada Bila, perempuan yang akhir akhir ini menjadi ceritanya.

Roommate Neighbor [Discontinue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang