Chapter 13

8.5K 269 57
                                    

Sabtu yang kelabu, hari ini adalah hari H pelaksanaan Alexandria, namun sejak pagi tadi cuaca seperti kurang bersahabat.

Hari ini seperti biasanya Bila dan Dito berangkat bersama, namun percakapan yang terjadi diantara keduanya sangat minim.

Mungkin Marko juga masih marah dengan kejadian malam itu, hingga Dito dan Bila diharuskan kerja terpisah.

"Dito, Marko nyuruh kita beli terpal buat stand festival" ucap Intan Sekretaris umum acara tersebut.

"kenapa ga nyuruh anak logstran?" tanya Dito.

"Geri lagi sibuk juga di gedung utama" ucap Intan sembari menarik lengan Dito.

Bila yang melihat itu tampak malas, apa Marko harus seperti ini untuk memisahkan Dito dan Bila?

Dito pun akhirnya mengiyakan titah Intan itu dan langsung mengambil kunci motornya.

Cukup lama Dito dan juga Intan keluar hingga mereka kembali dengan bergulung gulung terpal.

Bila mencoba menghampiri Dito, acara sebentar lagi dimulai namun mereka belum melakukan gladi bersih di gedung utama.

"ehh Dit, gue kelupaan, tadi Geri nitip batre mic buat cadangan katanya" ucap Intan.

"sama gue aja kak belinya" ucap Bila menawarkan diri.

Intan menatap Bila agak sinis, "sorry tapi Geri nyuruh gue, gue ga enak aja kalo lo yang beli, lagian Geri juga udah ngasih duitnya ke gue" ucap Intan.

Sebelum Dito mengatakan sesuatu Intan lebih dulu memakai helm dan menarik, bukan, lebih tepatnya menggandeng tangan Dito.

"lo ga bisa sama anka logstran aja emangnya?" tanya Dito.

Intan menghela nafasnya dan memutarkan bola matanya, "lo ga liat mereka sibuk pasang pasangin terpal? Lagian lo juga ga ngapa ngapain kan?" ucap Intan yang sekali lagi menarik tangan Dito.

"sebenernya kita mau gladi sih kak di Gedung Widya" ucap Bila.

"gladi doang, acaranya juga masih lama, paling juga molor acaranya" ucap Intan sekali lagi ia menarik tangan Dito.

Dito pun akhirnya pasrah dan berjalan menuju motornya, mereka akhirnya pergi lagi meninggalkan Bila.

Bila memutarkan bola matanya dan langsung berjalan kembali menuju gedung utama.

"ck ck ck ck keknya ada yang lagi galau nih" ucap Tasya yang sedang duduk sembari menikmati sarapannya.

"ga dikasih jatah nihh semalem sama kak Dito?" tanya Lala.

Bila pun ikut bergabung dengan teman temannya.

"gue sama Dito belum gladi di gedung, mana dia disuruh suruh mulu lagi" ucap Bila, raut wajahnya tampak sedih.

"ohh jadi lu kesel? Atau lu cemburu?" tanya Tasya.

"gue liat liat nihh dari tadi kak Dito sama kak Intan mulu" ucap Lala.

Bila menatap Lala tajam, "iya, gue tau"

"lo belum jawab pertanyaan gue" ucap Tasya.

Bila hanya terdiam, apa ia cemburu? Rasanya tidak, ia paham bahwa yang Dito lakukan demi kepanitiaan, jadi ia merasa tidak perlu untuk cemburu pada Dito.

"gue kesel aja-"

"Bila!" teriak seseorang dari dalam gedung.

Ternyata itu Marko yang tengah memegang kertas kertas di tangannya, menatap Bila dengan marah.

Bila yang terkejut langusng menghampiri Marko.

"iya kak, ada apa?"

"lo nanya ada apa? Gue nerima lo di kepanit ini bukan buat duduk duduk gossip sama temen temen lo ya! Kita belum gladi bersih hari ini, acaranya bentar lagi mulai usahain ga molor jadwalnya, dari tadi anka anka acara nyariin lo" ucap Marko.

Roommate Neighbor [Discontinue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang