Hari ini ternyata sama saja dengan hari sebelumnya, Lala dan Tasya menjauhi Bila.
Bahkan ketika hari ini hanya ada dua mata kuliah yang mana ketiganya biasa menghabiskan waktu bersama sepulang kelas, entah itu ke mall atau ke kosan Lala.
Hari ini Lala maupun Tasya terlihat sekali menjauhi Bila, meskipun beberapa kali Tasya sempat bertatapan dengan Bila, namun hal itu tidak membuat mereka bertiga kembali bersama.
Bila bingung dengan kedua temannya, haruskah ia tanyakan pada kedua temannya itu?
Namun, Bila merasa tidak ada kesalahan yang ia perbuat pada temannya meskipun ia sudah berpikir keras.
Hingga disinilah Bila sekarang, melamun sambil mengaduk makanannya di kantin fakultas teknik. Ia tidak sanggup bila harus makan di kantin fakultasnya dan melihat Lala dan juga Tasya yang masih menjauhinya.
Hari ini Bila akan menghabiskan waktu bersama dengan Dito, siapa tahu Dito hari ini tidak terlalu sibuk, mereka mungkin bisa meneruskan kejadian malam itu, mungkin lebih?
Namun bukan Dito yang menghampirinya saat ini, melainkan Sinta dan Raya yang saat ini tengah berlarian kecil menghampiri Bila.
"jadi gimana Dito di ranjang?" tanya Sinta.
"punya dia gimana? Ada bahan ejekan ga Bil?" tanya Raya tak sabar.
Bila tampak bingung dengan apa yang kedua teman Dito bicarakan, namun sedetik kemudian pipinya langsung memerah mengetahui ke arah mana pembicaraan mereka.
"e-eh hmm kita ga hmm gimana ya, kita ga sampe gitu kak, hmm gimana ya jelasinnya" ucap Bila bingung.
Sinta dan Raya menyernyitkan dahinya.
"lo belum ngapa ngapain sama Dito? Lahh anaknya bilang udah"
"eh udah kak, hmm maksudnya kita ada ngapa ngapain-"
"hm, terus terus.. ngapa ngapainnya apa aja cepet jelasin Bila gue ga sabar" ucap Sinta.
"jadi, kak Dito ada 'nyentuh' aku, tapi sebenernya kita ga sampe..." Bila bingung menjelaskannya.
"ngiwi?" tanya Raya.
Bila mengangguk mengiyakan pertanyaan Raya.
Sinta dan Raya langsung menghembuskan nafas berat, mereka sungguh kecewa.
Pertama mereka kecewa karena tidak mendengar cerita bagus, kedua mereka kecewa karena dari sekian banyak film biru yang mereka tonton, Dito bahkan hanya mempraktekan sebagian kecilnya saja.
"lo kurang menggoda kali Bil" ucap Sinta.
Bila terkejut mendengar hal itu, seketika saja muncul pertanyaan dalam benaknya, apakah mungkin kita ternyata tidak semenarik itu?
"lo ada 'nyentuh' dianya ga?" tanya Raya, melihat ekspresi Bila yang sepertinya terkejut dengan pernyataan Sinta ia mencoba menanyakan hal tersebut.
Bila menundukan kepalanya dan menggeleng, jangankan menyentuh Dito, berada di dekat Dito saja sudah membuatnya tak karuan, apa jadinya bila ia menyentuh Dito, mungkin jantungnya akan bekerja berkali lipat lebih cepat dari sebelumnya.
Sinta dan Raya lagi lagi menghembuskan nafas berat disertai bahu mereka yang semakin rendah.
Hening dalam beberapa saat membuat Raya memikirkan ide cemerlang.
"gimana kalau kita ajarin lu aja" ucap Raya.
Sinta dengan wajah sumringahnya mengangguk cepat sembari memperlihatkan senyum lebarnya.
"eh anjing itu mah lu yang kesenengan!" ucap Raya yang melihat respon Sinta.
"kapan lagi kita nonton begituan? Biasanya juga nonton berdua" ucap Sinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommate Neighbor [Discontinue]
RomansaPindah ke kosan yang tidak sesuai ekspektasi mungkin memang mengesalkan, apalagi jika harus bertetangga dengan laki-laki. Namun siapa sangka ternyata hal itu menjadi awal dari kisah cintanya WARNING!!! Harap bijak dalam membaca :))