Chapter 7

11.7K 297 2
                                    

Keesokan harinya Bila dan Dito kuliah seperti biasanya. Hari ini mereka tidak bertemu di kampus maupun saat berangkat tadi pagi. Dito sepertinya berangkat kuliah lebih dulu dari Bila.

"gimana kemarin? Kak Dito marah?" tanya Tasya.

Bila menghela nafasnya, "engga, tapi dia nyebelin" ucap Bila.

"emang kalian ada janji apa sih kemarin?" tanya Lala.

"udah lah ga usah dibahas" ucap Bila lelah dengan semua pertanyaan mengenai Dito, tidak teman-temannya, pikirannya juga menanyakan Dito, hari ini ia belum melihat Dito.

"itu rahasia berdua kali La" ucap Tasya sambil memperlihatkan senyuman anehnya.

Lala juga ikut tersenyum penuh arti pada Tasya.

"kalian kenapa sih?" tanya Bila.

Tasya dan Lala menghiraukan Bila dan tersenyum lagi kali ini diiringi kekehan kecil dari keduanya.

Ponsel Bila berbunyi menandakan pesan masuk di ponselnya.

"ehh gais gue duluan yaa" ucap Bila.

"kenapa Bil? Buru buru banget masih sore loh ini" ucap Tasya.

"nanti deh gue cerita, gue pulang dulu yaa" ucap Bila.

Lala dan Tasya melihat temannya itu berjalan cepat keluar kmapus.

"kak Dito ya?" tanya Lala.

Taysa mengangguk, "siapa lagi yang ada di kosannya" ucap Tasya.

Bila membeli makanan apa pun yang bis aia beli sebelum ia pulang ke kosan, tadi ia mendapat pesan dari Dito.

Dito

Cepet pulang, gue kekunci di rumah, kuncinya lupa nyimpen, laper banget

Bila tampak setengah lari menuju kosannya, dengan membawa satu bungkus nasi padang.

Sesampainya disana Bila langsung membuka pintu kamar Dito yang kuncinya sama seperti miliknya.

Setelah membuka pintu Bila masuk dan memberikan makanan pada Dito.

"tadi gue beli makanan sebelum pulang, makan dulu" ucap Bila.

Dito tak menghiraukannya Dito langsung mengambil kunci milik Bila dan mengunci pintu kamarnya juga memasukan kunci itu ke celana dalamnnya, kemudian ia kembali berbaring di kasur sembari memposisikan tangannya ke belakang membiarkan tangannya menjadi bantal dan tersenyum menang.

Bila dibuatnya menganga, dengan apa yang terjadi, ia dijebak.

Bila tak habis pikir mengapa Dito melakukan hal itu, benar benar sungguh menyebalkan.

"Dit kembaliin kunci kamar gue" ucap Bila dengan kesal.

Dito tampak biasa saja, tersenyum menang dengan tenang.

"ambil sendiri" ucap Dito menatap Bila dengan tatapan jahilnya.

Bila menatapnya kemudian Bila duduk di tepi kasur.

Dito mengarahkan pandangannya menuju ke celananya.

Bila mulai meraba saku kanan kiri celana Dito, nihil tidak ada.

"Dito.. jangan bilang di.." ucap Bila.

"ambil" ucap Dito, "pake tangan" lanjutnya.

"gue ga mungkin..."

"mau gue ambilin? Tapi malem ini lo tidur sama gue" ucap Dito.

Itu bukan pilihan yang baik, pilihan manapun semuanya merugikan bagi Bila.

Roommate Neighbor [Discontinue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang