Chapter 10

10.9K 272 7
                                    

KLANG!

"lu tolak mentah mentah?" tanya Geri yang sudah emosi menyimpan minumannya di meja dengan meras.

Sementara Dito masih terdiam dalam duduknya setelah menceritakan apa yang terjadi padanya kemarin.

"pagi ini kalian berdua berangkat bareng?" tanya Raya.

Dito mengangguk, "tapi kita ga banyak ngomong"

Semua orang yang ada disana terkecuali Dito menghela nafasnya, kecewa dengan cerita Dito.

"sekalipun lu bukan brengsek, kalo ditawarin badan lu keknya mau mau aja deh Dit, keknya lu beneran jatuh cinta sama Bila" ucap Sinta.

"lu bereaksi kek gitu karena ga mau ngerusak dia sebelum dia jadi milik lu" ucap Raya.

"ntar juga kalo udah jadian sama aja" ucap Geri.

Raya dan Sinta memukul Geri.

"kalo ada status yang jelas kan seengganya diakui, coba kalo ga ada status yang jelas? Terus Bila pada akhirnya nyesel? Hal itu ga akan dianggap sama sekali" jelas Sinta.

Raya mengangguk, "tembak aja kali Dit" usul Raya.

"waktunya ga pas" ucap Geri.

"gue liat liat Marko juga ngincer dia ya?" tanya Sinta.

"keliatan sih, tapi kita ga boleh ngebiarin hal dia sama Marko" ucap Geri.

Sinta dan Raya mengangguk.

"seengganya kita masih baik-baik aja, itu udah bagus" ucap Dito.

Yang lain menatap Dito prihatin.

Sementara itu di kantin Fakultas Ilmu Budaya.

"WHAT??! Haaaa Bila lo gila banget sih" ucap Tasya.

"ya ampun Bil, gue ketar ketir denger cerita lo! Duuhh gimana ini? Gimana kalo kak Dito nganggap lo yang engga engga"

Bila memegang kepalanya, "gue juga ga tau, gue harus apa dong" ucap Bila.

"oke tenang Bila, tarik nafas... buang..." ucap Lala.

"seengganya lo jadi tau Bil apa yang lo mau, sekarang lo sadar kan kalo lo suka sama kak Dito, itu hal yang ga bisa lo hindari lagi" ucap Tasya.

Lala mengangguk, "lo harus akui itu dulu" ucap Lala.

Bila mengangguk, "oke, tapi setelah itu apa? Gue harus apa? Minta maaf? Atau apa?" ucap Bila panik.

Tasya dan Lala tampak berpikir.

"tapi tadi pagi lo berangkat bareng dia kan" pernyataan mengherankan datang dari Tasya.

"tapi kita ga ngobrol apapun, bahkan dia juga ga maksa gue buat meluk dia kaya biasanya" ucap Bila.

Tasya dan Lala melihat Bila prihatin.

"sabar yaa Bil, kalo emang dia buat lo pasti balik lagi ke lo kok" ucap Lala.

"iya Bil.. sekarang lo fokus kepanitiaan aja" ucap Tasya.

Lala menyikut Tasya mengingatkan bahwa dalam kepanitiaan itu Bila justru akan lebih banyak berinteraksi dengan Dito.

Bila menampilkan wajah sedih tidak bersemangatnya.

"maaf ya Bil, gue lupa" ucap Tasya.

Begitulah kiranya tanggapan teman-teman Bila dan Dito pada apa yang terjadi dengan mereka berdua kemarin malam.

Baik Bila maupun Dito keduanya sama sama merasa tidak nyaman dengan kejadian semalam, bahkan mungkin keduanya tak bisa lepas dari kejadian malam itu, bahkan keduanya juga tak bisa berkonsentrasi hari ini untuk berkuliah.

Roommate Neighbor [Discontinue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang