Chapter 17 (21+)

19.4K 210 25
                                    

Harap bijak dalam membaca karena chapter ini mengandung adegan dewasa


"shall we?" tanya Dito.

"I'm ready" ucap Bila.

Dito mendekat dan mencium Bila.

Rasanya Bila sudah bosan dengan acara ciuman ini, ia menginginkan sesuatu yang lebih.

Namun tangan Dito tidak meraih tengkuk Bila seperti biasanya, kedua tangan Dito memegang ujung tanktop Bila.

Sebelum mengangkat sepenuhnya, Dito menyempatkan jari-jari tangannya untk menyentuh perut Bila, ia merasakan kulit Bila yang hangat.

Bila tidak hanya merasakan jari jemari Dito yang menyentuh dan mengelus perutnya, namun juga merasakan sengatan listrik setiap kali jemari itu bergerak diatas kulitnya.

Ciuman Dito kembali diarahkan pada bagian bahu Bila, ia menatap Bila sejenak meminta izin untuk melepaskan tanktop yang ia kenakan.

Setelah memberikan isyarat lewat tatapan keduanya, Dito pun mulai melepaskan tanktop Bila tanpa ragu, kini tersisa hanya bra yang dikenakan oleh Bila.

"kamu sengaja nguji kesabaran aku?"

"aku ga tau kamu pulang malem ini"

"kalau kamu tau?"

Bila mendekatkan dirinya, ia menyentuh bahu Dito menyusuri bahunya dan meraih tengkuk Dito kemudian ia berbisik tepat di telinga Dito sembari menghembuskan nafasnya membuat Dito semakin tergoda, "mungkin aku ga bakal pake apa apa" bisikan itu diakhiri oleh kekehan kecil Bila.

Dito tidak tinggal diam, lengannya melingkar di pinggang Bila, membuat keduanya semakin dekat.

"aku harus bayar Raya dan Sinta keknya, karena mereka udah jadi dosen yang ngasih pembelajaran bagus buat kamu" ucap Dito.

Bila memainkan jemarinya di dada bidang Dito, menulis huruf huruf entah apa disana, menciptakan sensasi serupa yang dirasakannya ketika Dito melakukan hal yang sama pada perutnya.

"hmm... bukannya sebelum itu kamu harus apresiasi aku dulu ya? Karena udah jadi murid yang baik dan bisa praktek dengan sempurna" ucap Bila.

"prakteknya belum bisa dibilang sempurna dong" ucap Dito.

Bila terheran menatap Dito, "kok gitu?"

"prakteknya bisa dibilang sempurna kalo bisa ketemu sama nyawa kembar" Dito terkekeh, begitu pun Bila.

"cih, kocak lo" ucap Bila.

"apa barusan Bila?"

"kocak lo!" tantang Bila.

Dito menampilkan smirknya pada Bila, sedangkan Bila hanya bisa membatu melihat itu.

Dito merebahkan Bila di kasurnya.

"oohh.. please jangan ciuman lagi, lo mau bikin bibir gue sebengkak apa sih ciuman terus" ucap Bila.

"keliatannya ada yang ga sabar nih" ucap Dito.

Bila memutarkan bola matanya malas.

Setelah melihat reaksi Bila itu, Dito menurunkan tubuhnya, Dito mencium leher Bila, namun tidak sampai disitu, tangan Dito di belakang punggung Bila melepaskan kait bra dengan sangat cepat seolah ia memang sudah mahir melakukannya.

Bila terkejut mendapatkan perlakuan seperti itu dari seorang Dito.

Dito membuka bra yang sedari tadi menutupi dada Bila, mungkin dulu ia hanya bisa melihatnya di tutupi dengan handuk, kini pemandangan itu terlihat bebas.

Roommate Neighbor [Discontinue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang