BAB 1

6.8K 1.3K 95
                                    

Banyak hal di dunia ini yang tidak bisa manusia atur sendiri. Salah satunya perihal jodoh. Tidak semua orang ingin menikah, tetapi sebagian besar tentu berharap bisa memiliki seseorang sebagai teman hidup sampai ajal menjemput. Termasuk Rena Tandria. Hanya saja, kenyataan terkadang tidak sesuai dengan harapan. Bahkan sampai usia 30 tahun, masih belum juga ada seseorang yang datang dengan maksud serius untuk melamar.

Dekat dengan seseorang bukan hanya sekali dua kali. Berkali-kali. Namun semua kerap gagal dengan berbagai alasan. Padahal Rena cukup manis meski tak cantik-cantik amat. Dia bisa mencari uang sendiri sejak kuliah agar tidak membebani ibu dan kakaknya. Agamanya lumayan bagus. Akhlak juga tidak perlu ditanya--meski itu hanya penilaiannya sendiri.

Rena juga tidak pilih-pilih. Yang penting seiman, menjalankan kewajiban sebagai muslim, bertanggung jawab dan pekerja keras. Kalau bisa, fisik sempurna. Harta nomor sekian. Sesederhana itu. Tetapi para kumbang tetap menjauh dari jangkauannya. Apakah Rena memang sebau bunga bangkai?

Ugh. Terserahlah. Terserah. Terserah. Rena sudah menyerah berharap memiliki suami sejak menginjak usia 29 tahun. Dia mulai fokus memperbaiki diri saja dan memperbanyak tabungan agar bisa bersantai di masa tua tanpa merepotkan keluarga.

Sampai tawaran gila itu datang.

Dari Steel. Steel Hanggara. Bungsu keluarga Hanggara yang ... wah itu. Adiknya Iron Hanggara. Saudara ipar Aluminia Lara. Seseorang yang pernah berharap bisa mendapatkan Cinta Hutama. Kakak ipar Rena.

Benar. Ini penawaran gila dari orang yang kemungkinan juga mendadak gila lantaran patah hati.

Dan Rena lebih gila lagi karena bersedia!

Memukul-mukul pelan kepalanya, wanita itu berguling ke kiri. Lalu ke kanan sambil mengumpati diri sendiri. Waktu sudah menunjuk jam dua pagi, tapi kantuknya hilang entah ke mana. Lelap enggan membawanya ke dunia mimpi, barangkali tak sudi dihuni oleh manusia stres satu ini.

“Bego. Bego. Bego!” rapalnya berkali-kali. “Kenapa gue bilang iya. Ya ampun!” Gemas sendiri, Rena menggigit ujung gulingnya keras-keras sebagai pelampiasan.

Menarik napas panjang berkali-kali, ia pun memilih telentang dan menatap langit-langit kamar yang temaram lantaran lampu utama sudah dimatikan, minyisakan cahaya dari lampu nakas di samping kirinya.

Acara pernikahan kedua sang kakak sudah usai sejak dua jam yang lalu yang ditutup dengan foto bersama keluarga besar. Steel tidak termasuk di antaranya. Lelaki itu menghilang begitu saja usai percakapan mereka yang tidak masuk akal.

"Lo beneran mau?" Steel tampak terperajat tadi begitu melihat sang lawan bicara mengangguk. Punggungnya yang ikut disandarkan pada dinding, tampak menegang, juga tatapan terkejut yang tak bisa ditutup-tutupi dari wajahnya.

Tangan Rena yang mendadak dingin ia jalin di depan tubuh seraya menelan ludah dan membashi bibirnya. “Lo butuh istri. Dan gue butuh suami. Kenapa harus menolak?” Untungnya, suara Rena tidak bergetar saat itu kendati organ pemompa darah di balik dada terdengar bertalu-talu di telinga sendiri. Oh, semoga memang hanya di telinga Rena. Steel jangan sampai tahu.

Tak langsung menanggapi, bungsu Hanggara menatap sang lawan bicara penuh arti. Rena mempersiapkan diri kalau-kalau Steel akan langsung tertawa dan mengatakan bahwa penawarannya hanya main-main.

Namun tidak begitu. Lelaki tersebut mengangguk kecil dan berkata, “Oke, kalau begitu tunggu gue datang ke rumah lo.”

Rena tahu betul, dalam konsep pernikahan Raki dan Cinta untuk kedua kalinya yang dirayakan secara sederhana ini tidak melibatkan kembang api. Tapi sungguh, ia mendengar suara letusan keras dalam kepalanya. Barangkali bunyi benturan antara kewarasan yang mulai dihantam kegilaan. Atau tanda bahaya yang harus ia perhatikan betul-betul. Rena tak tahu. Otaknya mendadak kosong saat itu. Dia bahkan tak mengatakan apa pun saat Steel berbalik begitu saja, kemudian pergi dan menghilang di keramaian tamu undangan yang riuh rendah memeriahkan pesta perkawinan sang abang.

Win-win Solution, Why Not?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang