Bab 7 Siapa Dia......?

105 8 0
                                    

Assalamualaikum reader CDD

gimana? ada yang nungguin aku up

maaf banget kalau feel nya kurang karena aku masih belajar

jangan lupa komen, vote dan share ke temen kalian

awali semua kegiatan dengan bismillah

selamat membaca

~.~

Saat Zaraa mendongkak, seakan atmosfer di bumi menipis. Zaraa mendadak tidak bisa bernafas melihat orang yang baru saja dia tabrak.

"ya allah, dia........." gumam Zaraa.

Melihat Zaraa yang hanya diam sambil menundukkan kepala pria itu mulai menjauh untuk membiarkan Zaraa. Karena dia pikir untuk apa dia membuang waktu mengurus perempuan yang bukan mahramnya.

Setelah Zaraa rasa pria tadi sudah pergi, Zaraa langsung berdiri dan membersihkan bajunya yang terkena tanah, lalu mengambil barangnya yang terjatuh. "ganteng sih, tapi cuek banget" gumam Zaraa.

Saat dia sadar dengan apa yang dia ucapkan, buru – buru dia mengusap wajahnya dan mengucap istigfar.

"astagfirullah, apa yang aku pikirkan, ampunilah dosaku ya allah" ucap dia sambil mendongkak ke atas.

Setelah tenang, Zaraa kembali melanjutkan jalannya untuk ke asrama. Saat dia sudah ada di depan pintu kamar, dia mendengar teman – temannya membicarakan dia yang di panggil ummi ke ndalem. Tanpa mengetuk pintu kamarnya, Zaraa langsung menciduk teman – temannya dan langsung membuat teman – temannya kaget.

"hayo, kalian lagi gosipin aku kan?" tanya Zaraa dengan memicingkan matanya menatap curiga semua teman sekamarnya.

"nggak kok" elak Naira.

"kalian nggak pinter bohong" ucap Zaraa.

"kamu juga" serempak mereka pada Zaraa.

Mereka tertawa bersama setelah saling meledek, begitu mudah untuk membuat mereka tertawa bersama. Di sela – sela tawanya Zaraa mencoba untuk menghentikan tawa teman – temannya.

"sudah, sudah. Ini aku beli cemilan tadi sehabis pulang dari ndalem di kantin, juga.....taraaaa" ucap Zaraa sambil menunjukkan cemilan dan kotak nasi di tangannya.

"kamu dapet dari mana nasi jam segini, ini belum waktunya makan" tanya Qiana keheranan.

"kalian tahu kan aku di suruh ke ndalem sama bu nyai tadi" ucap Zaraa memulai cerita. Dengan serempak semua yang ada di kamar mengangguk tanda mereka tahu itu.

"nah, tadi aku bantuin bu nyai masak, dan saat aku sedang di perjalanan pulang ning Hisha, menyusulku dan memberikan ini padaku. Katanya ini ungkapan terima kasih dari bu nyai karena sudah membantunya masak" ucap Zaraa panjang lebar.

Mereka yang mendengarkan hanya menganggukkan kepala tanda mengerti. Zaraa yang melihat temannya hanya menganggukkan kepala menganga tidak percaya. Kayesa yang melihat itu menyentuh dagu Zaraa guna mengatupkannya.

"serius kalian cuma ngangguk doang" tanya Zaraa tak percaya. Mereka kembali mengangguk. Mereka pikir memang mereka harus berekspresi bagaimana.

"ya kita memang harus bagaimana Zaraa" ucap Alya.

"sudah kalian tidak perlu bereaksi apa – apa. Mending kita makan, keburu dingin makanannya" ajak Zaraa kepada teman – temannya yang diangguki dengan semangat oleh mereka. Zaraa sangat terharu melihat itu, Zaraa harap mereka akan selalu berteman baik.

~.~

Bertepatan dengan Zaraa dan teman – temannya makan, di ndalem juga mereka sedang menunggu seseorang agar mereka bisa makan bersama. Dan kalau menurut bahasa pucuk dicinta ulam pun tiba, yang ditunggu sudah ada di ambang pintu masuk ndalem.

cinta dalam doaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang