Assalamualaikum reader CDD
Aku up lagi nih
Jangan lupa tinggalkan jejak ya
Tandai juga typo nya
Karena typo bertebaran dimana mana
Awali semua kegiatan dengan basmalah
Selamat membaca
~.~
Setelah sekian lama umi Nara bisa melihat kembali senyum Gus Fadlhan, tapi kalau di lihat – lihat ngeri juga pasalnya Gus Fadlhan senyum – senyum sendiri kayak orang gila setelah mengajar di kalangan pengurus.
(Memang di pondok Nurul Iman itu ada khusus pengajian untuk pengurus di malam – malam tertentu jadi jangan heran kalau mereka ngaji juga.)
"Ya Allah Gus, kamu kenapa senyum – senyum nggak jelas begitu, ngeri umi lihatnya" ucap umi Nara bergidik melihat kelakuan anaknya. Sedang yang di tegur langsung mendatarkan kembali wajahnya.
"Nggak umi, ya sudah abang ke kamar dulu, Assalamu'alaikum" pamit Gus Fadlhan.
"Wa'alaikumussalam, ada - ada saja" gumam umi Nara.
Setelah sampai di kamar Gus Fadlhan merutuki sikap tadi. Bagaimana bisa dia senyum – senyum seperti orang gila tadi, Gus Fadlhan benar – benar malu sekarang. "Akh... kenapa bisa begitu sih" teriak Gus Fadlhan.
Kebetulan Ning Hisha lewat kamar adiknya langsung mengetuk pintu karena mendengar Gus Fadlhan berteriak. "Dek kamu nggak papa kan" tanya Ning Hisha sambil menerobos masuk ke kamar adiknya itu. Sedangkan Gus Fadlhan langsung mematung mendengar pertanyaan kakaknya itu.
"Nggak kok Mbak"
"Lah terus tadi kenapa teriak"
"Emm itu tadi ada kecoak" ucap Gus Fadlhan.
"Makanya kamar itu yang bersih, yang rapi biar nggak ada kecoak" ucap Ning Hisha walau pun dia tahu adiknya sedang berbohong. Secara kamarnya Gus Fadlhan itu selalu bersih dan wangi, tapi biarlah adiknya itu berbohong mungkin dia malu buat membicarakannya.
"Ya sudah istirahat sana, sudah malem" ucap Ning Hisha.
"Lah Mbak juga tidur sana, cepetan pulang nanti di cariin Vina.
"Apa sih orang Mbak mau nginep di sini Vina juga ada di sini" ucap Ning Hisha sambil berlalu dari kamar adiknya itu.
Setelah kakaknya keluar Gus Fadlhan menghela nafas lega. Hampir saja ketahuan, kan malu kalau Mbak sampai tahu, batin Gus Fadlhan.
~.~
Sekarang jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi, ada seorang gadis yang sudah rapi dengan membawa banyak berkas di pelukannya. Rencananya dia mau ke kampusnya karena dosennya mau dia mengumpulkan tugas yang di tulis tangan sendiri. Saat sedang menunggu angkutan umum tiba – tiba ada sebuah mobil berhenti di depannya.
Awalnya dia mengacuhkannya, tapi saat yang punya mobil menurunkan kaca mobilnya mau tak mau Zara melihatnya. Dan ya yang dia lihat di dalam mobil itu temannya waktu di pondok Al Fatah tapi dia tidak tahu siapa namanya cuma tahu wajah doang.
"Nisha ya?" tanya laki – laki di dalam mobil saat kaca mobil sudah di turunkan.
"Iya" jawab Zaraa dingin. Masih sama ternyata dingin, batin laki – laki itu.
"Mau ke mana" tanya Rizan.
"Maaf siapanya" tanya Zaraa.
"Rizan, kita satu angkatan saat di pondok Al Fatah" ucap Rizan
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta dalam doa
De Todo⚠️Follow dulu sebelum baca⚠️ Ini berkisah tentang Tanisha Zaara Mecca Alhusyan yang mengagumi seorang Gus di pesantren barunya. Zaraa tahu seharusnya dia tidak menyimpan rasa kagum pada Gus nya itu. Dan sekarang Tuhan menghukumnya dengan mengembangk...