Bab 1. Keputusan terbaik

234 9 0
                                    

Kembali lagi di cerita aku

Jangan lupa beri vote dan komentar kalian tentang cerita ini

Selamat membaca

~.~

Hari ini adalah hari di mana hari kelulusan dari sekolah MA al fatah, sedangkan di dalam sebuah kamar seorang gadis masih tidur dengan nyenyaknya. Seharusnya dia sudah bangun dan bersiap – siap untuk ke tempat acara. Suara alarm sudah berbunyi dari tadi, tapi tidak pernah mengusik tidur dari gadis itu.

Saat jam sudah menunjukkan pukul 3 dini hari gadis itu baru bangun dari tidurnya. Saat melihat jam gadis itu sangat syok dan langsung memanggil ummanya

"umma ......kenapa gak bangunin sih, jadi kesiangan kan" ucap gadis itu dengan wajah cemberut pada sang umma. Umma hanya menggelengkan kepala heran dengan kelakuan anaknya itu.

"umma sudah bangunin kamu dari pukul setengah tiga tapi kamu tidak bangun – bangun Tanisha Zaara Mecca alhusyan" jawab sang umma yang geram pada anaknya. Jika ummanya sudah memanggil namanya dengan lengkap maka yang diucapkan ummanya memang benar. Indah hanya menyengir pada ummanya.

"maaf umma" ucap Zaraa dengan nada bersalah karena susah dibangunkan.

"sudah sana cepat siap – siap"

"baik umma"

Zaraa menuruti perintah sang umma, sudah satu jam Zaraa berada di kamarnya. Zaraa terus melihat pantulan dirinya di cermin full body di ruangan walk – in closet. Memikirkan apa yang kurang apa sudaj rapih, sudah cantik, sampai umma menyusul Indah ke kamarnya.

Tok tok tok

"sayang sudah belum, lama banget perasaan siap – siapnya"

"sudah umma, Zaraa turun sekarang" jawab Zaraa dari dalam kamar

Saat umma sudah turun kembali Zaraa keluar dari kamar dan ikut menyusul turun ke bawah menghampiri keluarganya. Saat turun Zaraa tidak menemukan orang tuanya, lalu Zaraa menuju dapur untuk melihat umma nya. Di sana umma sedang memasak ditemani oleh mbak – mbak ndalem.

"assalamualikum umma" ucap Zaraa mengucapkan salam

"waalaikumussalam sayang, kamu kok cantik banget, anak siapa sih" goda sang umma saat melihat putri bungsunya sudah siap dan sangat cantik.

"umma sudah deh, ya pasti anak umma Azahra Izhar Fitriana alhusyan" ucap Zaraa dengan tersenyum yang membuat lesung pipinya terlihat. Kedua tertawa bersama mendengar candaan mereka.

"Zaraa mau bantuin umma"

"jangan kamu sudah cantik, rapih gini masa mau bantuin masak, nanti baju kamu bau asap" larang sang umma pada Zaraa. Zaraa yang mendengar penuturan ummanya cemberut.

"tapi umma, Zaraa mau bantuin, masa umma masak Zaraa diem nungguin masakan umma siap, nggak mau umma" kekeh Zaraa

"nggak papa kan masih ada mbak ndalem yang bantuin umma" penolakan umma kali ini membuat Zaraa menghela napas pelan, pasrah jika ummanya sudah begini.

"ya sudah umma" Zaraa menunduk lesu, Zaraa jadi merasa menyesal sudah bersiap – siap dari sekarang. Tapi kalau tidak dari sekarang nanti dia telat. Lalu dia duduk di meja makan melihat ummanya memasak, begitu banyak yang membuat Zaraa kagum pada ummanya. Umma Azahra ibu rumah tangga yang sangat luar biasa menurut Zaraa, bisa mengurus anggota keluarga ini dengan sangat baik. Selalu ada secercah rasa ingin seperti umma Azahra di hati kecilnya.

~.~

Setelah sarapan Zaraa langsung menuju kamarnya untuk mengambil tasnya yang tertinggal di kamar. Saat kembali turun ke bawah Zaraa heran kenapa semua anggota ada semua di ruang tamu. Saat Zaraa benar – benar sudah sampai di ruang tamu semua mata menuju kepadanya.

cinta dalam doaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang