Bab 23 H-7

86 4 0
                                    

Assalamu'alaikum reader CDD

Siapa nih yang nunggu aku up

Spam hati dulu ❤️

Jangan lupa tinggalkan jejak

Awali harimu dengan basmallah

Selamat membaca

~.~

Kini Zaraa sedang di perjalanan pulang ke rumahnya karena minggu depan dia akan menikah. Indah termenung di dalam mobil sambil melihat ke luar kaca mobil, semua gerak – gerik Indah terlihat oleh umma Azahra.

"Kamu kenapa sayang" tanya umma Azahra.

"Nggak umma, Zaraa Cuma mikir nanti pasti Zaraa kangen banget sama mereka" ucap Zaraa sambil menatap manik mata wanita yang telah melahirkan. Umma Azahra mengelus kepala Zaraa yang tertutup oleh khimar itu.

"Tenang saja sayang kamu masih bisa kok ketemu mereka orang kamu ada di dekat mereka" ucap Umma Azahra memberi pengertian.

"Bener itu dek, nggak usah melow begitu" ucap Gus Reyhan yang langsung di balas tabokan kecil dari Ning Ranya. "Nggak boleh begitu sama adeknya mas" ucap Ning Ranya, merasa ada yang membela Zaraa menjulurkan lidahnya.

"Dengerin itu" ucap Zaraa mengejek.

"Sudah - sudah nanti pas nikah saja nangis bombay kamu kak" mendengar penuturan Umma – nya membuat Gus Reyhan mencebikkan bibirnya.

"Nggak ya Umma" jawab Gus Reyhan yang dibalas gelak tawa oleh semua yang ada di mobil.

Memang Zaraa di jemput oleh Gus Reyhan, Ning Ranya, Umma Azahra, si kembar Altair dan Ayyara sedangkan Abi Athhar sedang mengisi kajian jadi tidak bisa ikut. Keheningan kembali terjadi apa lagi sekarang Zaraa kembali seperti melamun. Lalu Umma Azahra membisikkan sesuatu pada cucunya itu.

"Ammah......ammah" ucap Yara, merasa di panggil Zaraa memusatkan perhatiannya pada keponakannya itu.

"Kenapa sayang" ucap Zaraa sambil mengusap kepala Ayyara dengan lembut.

"Yala boleh nggak duduknya di pangkuan ammah" ucap Yara sambil mengedipkan matanya lucu kalau sudah begini mana bisa dia menolak keinginan keponakannya itu.

"Sini sayang" ucap Zaraa yang dibalas dengan mata berbinar oleh Yara sedangkan sang kakak Altair merasa cemburu itu pun diam tidak mengajak Zaraa berbicara sama sekali. Tentu Zaraa tahu bahwa keponakannya sedang marah padanya.

"Loh A Altair kenapa" ucap Zaraa lembut.

"Nggak papa" ucap Altair tanpa menatap Zaraa.

"Aa Altair mau duduk juga di pangkuan ammah?" tanya Zaraa sedangkan yang di tanya sudah berkaca dan langsung memeluk Indah.

"Ammah......hiks kenapa Cuma dek Yala yang di pangku ammah....." ucap Gus kecil itu tanpa mau melepaskan pelukannnya.

"Ya sudah sini ammah bisa kok pangku kalian berdua"

Dan akhirnya dua keponaknnya itu duduk berbagi di pangkuan Zaraa, memang si kembar ini sangat dekat dengan Zaraa makanya pas mereka tahu Abinya mau menjemput Zaraa mereka merengek minta ikut. Dan seenggaknya dia bisa mengalihkan pikirannya sebentar tentang pernikahan itu.

"Terima kasih keponakan Ammah" batin Zaraa sambil mengecup pelipis mereka yang sedang tidur bergantian.

~.~

Kabarnya yang akan pulang sudah tersebar di penjuru pondok Manarul Ihsan dan lihat santri/ah itu sedang berbaris sepanjang jalan untuk menyambut Ning mereka. Diiringi juga dengan para kelompok hadroh.

cinta dalam doaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang