Bab 15 Secercah Rasa Kagum

65 3 0
                                    

Assalamu'alaikum reader CDD

aku udah up nih jangan lupa baca dan tinggalin jejak ya

komen dan vote yang banyak biar aku semangat nulisnya

tandai typo nya ya biar aku enak revisinya

awali semua kegiatan dengan basmalah

selamat membaca

~.~

Gus Fadlhan sekarang sedang berada di kamarnya, entah kenapa dia kembali mengingat perkataan kakaknya itu. Gus Fadlhan menghempaskan tubuhnya ke kasur dan mencoba memejamkan matanya, tapi tetap saja perkataan kakaknya terngiang – ngiang di kepalanya.

"Kamu sedang jatuh cinta dek"

"Kamu sedang jatuh cinta dek"

"Kamu sedang jatuh cinta dek"

"Kamu sedang jatuh cinta dek"

Gus Fadlhan serasa dia akan gila memikirkannya. "Akhhhh" teriak Gus Fadlhan frustasi. Dia kembali berguling – guling di kasurnya itu sampai kasurnya berantakan. Di tengah aktivitasnya dia merasa lapar jadi dia memutuskan untuk turun ke dapur mencari makanan.

Dikarenakan sekarang sudah larut jadi semua lampu di matikan tinggal lampu yang cahayanya minim. Gus Fadlhan terus berjalan ke bawah meski pun penglihatannya sedikit terganggu karena minim cahaya. Setelah sampai di depan lemari pendingin Gus Fadlhan membukanya, dilihatnya isi tidak ada masakan hanya ada bahan masakan saja.

Setelah membuka setiap laci yang ada di dapur hingga tatapannya menemukan benda panjang kotak, setelah melihatnya dari dekat baru terlihat jelas kalau itu coklat. Melihat cokelat itu Gus Fadlhan mendengus dia jadi teringan Indah yang di kasih cokelat oleh ustadz Nizam. Dan entah mengapa nafsunya memakan cokelat hilang tapi dia sangat lapar, karena tidak ada pilihan lain Gus Fadlhan membawa cokelat itu ke kamarnya dan memakannya.

"Untuk kali ini saja aku mau makan makanan yang membuatku kesal" gumam Gus Fadlhan.

Terlalu kalut memikirkan perasaannya Gus Fadlhan sampai tertidur dengan posisi tidak memakai selimut padahal hawa di pondok sedang dingin karena sedang memasuki musim panas.

~.~

Di sebuah kelas, mereka sedang menunggu guru mereka datang, dan betapa terkejutnya mereka saat yang datang malah Gus Nafis seharusnya kan Gus Fadlhan. Melihat raut kebingungan muridnya Gus Nafis mengucap salam dan langsung menjelaskan kenapa dia ada di kelas ini.

"Assalamu'alaikum, maaf ya pasti kalian sedang menunggu Gus Fadlhan. Hari Gus Fadlhan tidak masuk mengajar karena beliau sedang sakit jadi saya menggantikan beliau, Fahimtun" jelas Gus Nafis. Gus Nafis sendiri adalah putra dari adik Kyai Imran.

"Fahimna Gus" ucap semua serempak.

Kabar Gus Fadlhan sakit sudah menyebar ke seluruh penjuru pondok yang juga sudah sampai di telinga Indah. Di hati kecilnya dia sangat ingin menemui Gus Fadlhan dan merawatnya. Tapi dia juga sadar diri dia bukan siapa – siapa. Tidak ingin larut dari keinginannya, Indah kembali memfokuskan diri di ruang pengurus.

Sedangkan di kamar Gus Fadlhan sedang membaringkan tubuhnya dengan wajah memerah dan tubuh menggigil. Dan Gus Fadlhan terus meracau kedinginan dan meminta uminya untuk memeluknya.

"Umi dingin......dingin"

"Peluk umi.....dingin" racau Gus Fadlhan yang membuat umi Nara khawatir terlebih lagi Gus Fadlhan tidak mau di bawa ke rumah sakit dengan alasan pasti sembuh jika dia tidurkan tapi apa sekarang malah tambah parah panasnya dan tidak turun – turun.

cinta dalam doaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang