بسم الله الدمن الرحيم
Di pagi hari yang cerah Zaraa sudah disibukan dengan memasak, terlihat Zaraa sangat lihai dalam mengoperasikan peralatan masak. Umi Nara yang melihat menantunya memasak segera menghampirinya.
"Sayang kenapa kamu masak, ada mbak ndalem yang akan memasak" Ucap umi Nara.
Zaraa menoleh pada umi Nara. "Nggak papa umi, Zaraa suka masak jadi kalau ada waktu biar Zaraa yang masak" Ucap Zaraa tersenyum lembut pada umi Naraa.
"Baiklah, tapi kalau kamu repot tidak usah memasak sayang"
"Iya umi"
"Biar umi bantu, kita masak bareng" Ucap umi Naraa mengambil alih pisau dari tangan Zaraa. Zaraa hanya tersenyum dan mempersilahkan umi Nara memasak bersamanya.
Mereka berdua terlihat sangat menikmati waktu memasak berdua. Terlihat umi Nara dan Zaraa sesekali bercanda.
"Masakannya sudah selesai, kamu panggil yang lainnya, biar umi yang tata masakannya di meja makan" Ucap umi Nara.
"Baik umi, Zaraa panggil dulu suamimu sayang, umi juga mau panggil abi dulu" Umi Nara tersenyum sebagai jawaban.
Kaki Zaraa melangkah meninggalkan dapur menuju kamarnya. Terlihat saat Zaraa membuka pintu, Gus Fadlhan sedang mempelajari kitab yang akan di bawa saat nanti mengajar santri.
Zaraa melangkah mendekat. "Gus ayo turun sarapan, umi sudah menunggu di meja makan" Gus Fadlhan menoleh saat mendengar suara Zaraa lalu menutup kitabnya dan beranjak dari duduknya.
"Ayo kita turun" Ucap Gus Fadlhan sambil merangkul Zaraa.
Di meja makan sudah ada Abi Imran dan Umi Nara menunggu Gua Fadlhan dan Zaraa. Gus Fadlhan menarik kursi untuk Zaraa duduki setelah Zaraa duduk baru dirinya yang duduk.
Aktivitas itu tidak luput dari perhatian Abi Imran dan Umi Nara. Mereka tersenyum melipat putranya yang sangat romantis pada pasangannya.
"Gus mau makan pakai apa" Ucap Zaraa sambil membawa piring kosong di tangannya.
"Pakai piring" Mendengar jawaban Gus Fadlhan membuat Zaraa bingung.
"Ya iyalah Gus pakai piring, maksudnya lauknya mau apa Gus" Ucal Zaraa dengan sabar.
Gus Fadlhan terkekeh pelan melihatnya. "Apa aja yang kamu ambilkan saya makan" Mendengar perkataan Gus Fadlhan Zaraa mulai mengambilkan nasi dan lauknya untuk Gus Fadlhan.
"Ini Gus" Ucap Zaraa yang langsung di terima langsung oleh Gus Fadlhan. Setelah melayani suaminya itu Zaraa mengambil makanan untuk dirinya sendiri.
Semuanya makan dengan tenang hanya terdengar dentingan sendok beradu dengan piring.
"Alhamdulillah" Ucap Gus Fadlhan saat selesai makan.
"Umi ini mbak ndalem pake resep baru atau apa" Tanya Gus Fadlhan. "Emangnya kenapa Gus apa makanannya tidak sesuai lidah kamu. Tapi perasaan enak menurut umi" Heran umi Nara.
Zaraa yang mendengar pembicaraan umi Nara dan Gus Fadlhan menjadi deg deggan. Apa makanannya tidak cocok untuk Gus Fadlhan atau rasa masakannya aneh menurut Gus Fadlhan batin Zaraa berperang.
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta dalam doa
Random⚠️Follow dulu sebelum baca⚠️ Ini berkisah tentang Tanisha Zaara Mecca Alhusyan yang mengagumi seorang Gus di pesantren barunya. Zaraa tahu seharusnya dia tidak menyimpan rasa kagum pada Gus nya itu. Dan sekarang Tuhan menghukumnya dengan mengembangk...