Bab 19 Masa Lalu

80 4 0
                                    

Assalamu'alaikum reader CDD

Siapa nih yang udah nggak sabar denger masa lalu Gus Fadlhan

Sabar ini udah aku up

Jangan lupa tinggalkan jejak

Jangan jadi reader silent

Awali harimu dengan basmallah

Selamat membaca

~.~

Di tengah malam yang mencekam karena keheningan seseorang sedang terduduk di atas sejadahnya sambil menengadahkan tangannya siap berdoa. Terlihat dia sangat khusyu memanjatkan doanya itu.

"Bismillahirrohmanirrohim, alhamdulillahirobbil'alamin, allahummasolli 'ala saidina muhammad, astagfirullahal'adzim. Ya Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, maha pemberi pertolongan dan petunjuk. Berilah hamba petunjuk tentang perasaan hamba pada insan ciptaanmu. Jangan biarkan perasaan cinta hamba melebihi rasa cinta hamba padamu penciptanya. Bila dia jodoh hamba dekatkanlah dan jika dia bukan jodoh hamba tolong hapuskan perasaan hamba ini sebelum membesar ya Allah. Allahummasolli'ala saidina muhammad, alhamdulillah, rabbana 'atina fiddunnya hasanah wafil akhiroti hasanah wakina 'adzabannar. Amin ya robbal 'alamin."

Setelah itu Gus Fadlhan melanjutkannya dengan membaca al – qur'an. Ya yang memanjatkan doa itu adalah Gus Fadlhan. Tidak terasa adzan subuh sudah berkumandang butu – buru Gus Fadlhan berangkat ke mesjid utama. Dia sekarang bagian menjadi imam subuh sekarang.

Saking buru – burunya dia sampai menabrak orang dari arah berlawanan. Korban tabraknya tadi akan terjatuh. Refleks dia memegang tangannya yang terbalut mukena itu, tatapan kedua beradu mereka mematung, refleks Zaraa melepaskan tangannya dari Gus Fadlhan dan sedikit menjaga jarak.

"Maaf Gus" ucap Zaraa sambil menunduk.

"Saya yang seharusnya meminta maaf saya tadi buru – buru" ucap Gus Fadlhan.

"Kenapa kamu baru mau ke mushola" tanya Gus Fadlhan, karena mushola putri itu dekat dengan Ndalem jadi dia tahu.

"Itu Gus, saya habis cek lagi asrama takut ada santriwati yang masih ada di asrama" Gus Fadlhan terdiam. Melihat keterdiaman Gus Fadlhan Zaraa segera meminta izin untuk ke mushola.

"Ya sudah Gus, saya ke mushola dulu. Sebentar lagi iqomah, asslamu'alaikum" ucap Zaraa sambil berlalu dari sana. Gus Fadlhan tersadar saat Zaraa mengucap salam tadi langsung menjawabnya.

"Wa'alaikumussalam warahmatullah" lirih Gus Fadlhan. Setelah melihat Zaraa sudah menghilang dari penglihatannya Gus Fadlhan melihat jam tangan yang setia melingkar di lengannya. Seketika Gus Fadlhan langsung terkejut.

"Ya Allah sebentar lagi iqomah" ucap Gus Fadlhan panik dan langsung menuju mesjid utama untuk menjadi imam salat subuh hari ini.

~.~

Persiapan untuk acara maulid nabi sudah mencapai sembilan puluh persen semua orang sibuk mempersiapkan acaranya. Begitu juga dengan Gus Fadlhan dan Zaraa mereka sangat sibuk dan mereka berdua juga semakin dekat akibat dari acara ini.

Perayaan maulid nabi akan di selenggarakan besok pagi jadi sekarang mereka mempersiapkan dekorasi karena tinggal dekorasi yang belum. Karena tugasnya tinggal memantau saja jadi dia menyiapkan cemilan untuk kang santri dan ustadz yang sedang membuat dekorasi.

"Ustadz, kang santri dimakan dulu cemilannya" panggil Zaraa pada mereka. Mendengar panggilan dari Zaraa semua menoleh dan langsung menghentikan aktivitas mereka.

"Wah, ustadzah Zaraa tahu saja kita butuh asupan" ucap ustadz Haidar yang di balas senyum tipis dari Zaraa.

"Bener itu, ngomong – ngomong ustadzah sudah ada yang khitbah?" tanya ustadz Atha. Meski bingung Zaraa tetap menjawab pertanyaan ustadz Atha itu.

cinta dalam doaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang