Bab 16 Antara Ning Dan Gus

93 5 0
                                    

Assalamu'alaikum

Gimana kabar hari ini

Gimana ada yang nungguin aku up

Makasih deh ya buat yang nungguin cerita ini

Jangan lupa tinggalkan jejak

Awali harimu dengan basmallah

Selamat membaca

~.~

Setelah kejadian mendengar Gus Fadlhan ngaji dan adzan membuat Zaraa tidak bisa berhenti memikirkannya. Dia menjadi frustasi sendiri memikirkannya. Tak ingin lagi memikirkannya Zaraa memilih mempelajari kitab yang akan dia ajarkan pada muridnya nanti setelah isya.

Zaraa memuroja'ah kitabnya sendiri karena teman – teman sedang ke kantin karena lapar katanya. Zaraa juga di ajak tadi tapi Zaraa nolak karena dia mau memuroja'ah kitab. Saat sedang asyik memuroja'ah teman – temannya datang.

"Assalamu'alaikum ya ahli kubur" ucap Qiana.

"Wa'alaikumussalam, wus kamu kalau salam yang bener" ucap Zaraa menegur, yang ditegur malah cengengesan.

"Afwan kalau begitu aku ulang deh"

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam warahmatullah" Zaraa tersenyum saat Qiana mengulangnya kembali. Saat semua sudah masuk kamar, atensi mereka teralih kepada Zaraa.

"Kamu masih muroja'ah kitab" tanya Kayesa.

"Iya sedikit lagi" ucap Zaraa tanpa mengalihkan tatapannya dari kitab yang dia pegang.

"Jangan banyak – banyak ya, aku sudah ngantuk" Ucap Chayra sambil menguap. Zaraa hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah temannya.

Memang ya mereka itu kuliah sambil mondok jadi mereka kebagian ngaji di malam hari, sedangkan Zaraa dia hanya kuliah dan mengajar di sana karena dia sudah di percaya oleh umi Nara dan abi Imran untuk mengajar. Jadi wajar kalau Chayra minta sedikit saat mengaji pada Zaraa karena malam ini dia bagian ngajar di kelas Chayra.

~.~

Kini jarum jam pendek sudah menunjuk pada angka sebelas dan jarum panjang membentuk sudut lancip. Kelas sudah selesai dari satu jam lalu, dan saat ini Zaraa masih duduk di taman pesantren. Di mana dia dilarang untuk menemui Ning Vina lagi gara – gara kecerobohannya.

Saat udara malam sudah semakin dingin Zaraa memutuskan untuk kembali ke kamar asramanya. Dan sudah sampai dia tidak lupa mencuci kakinya dan berwudhu sebelum tidur. Dia melirik satu persatu temannya, ada rasa bersalah saat dia menyembunyikan perasaannya pada temannya tapi mau bagaimana lagi dia belum siap memberi tahunya, yang ada dia malah di ejek oleh mereka.

Sekarang sudah waktunya untuk salat tahajud, Zaraa membangunkan temannya. Dia khawatir nanti mereka telat salat tahajud dan malah mendapat hukuman.

"Chay bangun yuk sudah waktunya salat tahajud" ucap Zaraa dengan nada lembut.

"Lima menit lagi raa" gumam Chayra.

"Yesa, Nai, Alya bangun yuk cepetan nanti keburu telat tahajudnya" ucap Zaraa masih mencoba sabar. Tidak sahutan sama sekali, lalu Zaraa menatap Qiana hanya dia harapan satu satunya.

"Qia bangun yuk salat tahajud.

"Kamu duluan saja" ucap Qiana.

Zaraa yang merasa geram langsung siap – siap untuk ke mushola, dia akan melaksanakan salat tahajud. Baru nanti dia akan membangunkan santiah untuk salat tahajud. Karena kalau dia membangunkan dulu dia tidak akan telat salat tahajud atau malah tidak.

cinta dalam doaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang