Bab 5 Teman Baru

104 4 0
                                    

Assalamualaikum para reader CDD

siapa nih yang nugguin aku up

maaf banget aku up nya lama

soalnya aku lagi buntu dan juga lagi di sibukan oleh kegiatan pondok

dan juga laptopnya pernah ke sita jadi ngak bisa up cepet

jangan lupa vote, komen, dan share ke temen kalian

selamat membaca

~.~

Saat ini Zaraa dan keluarganya sedang sowan pada keluarga ndalem. Kedatangan Zaraa disambut dengan baik oleh keluarga kyai Imran, apalagi kyai Imran dan abi Athhar bersahabat.

"assalamualaikum" ucap abi Athhar saat masuk ke ndalem.

"waalaikumusalam, bagaimana perjalanannya? Lancar" tanya kyai Imran pada abi Athhar. Abi Athhar menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"alhamdulillah lancar"

"bagaimana? " tanya kyai Imran pada abi Athhar. Abi Athhar yang mendapat kode itu tersenyum.

"jadilah"

Di sela – sela keasikan para abi ini berbicara datang bu nyai Nara, dan duduk di sebelah kyai Imran. Peka dengan keadaan bu nyai berdehem untuk mengalihkan perhatian para laki – laki itu.

Ekhem ekhem

"asik banget sih, sampai semua orang diem ngak bisa ikut nimbrung" sindir bu nyai. Para suami yang merasa tersindir seketika diam.

"maaf umi" ucap kyai Imran.

"jadi mana yang mau mondok di sini?" tanya bu nyai pada keluarga alhusyan.

"ya Allah umi kan sudah di kasih tahu yang mana, masa lupa sih" ucap kyai Imran pada istrinya itu. Bu nyai yang konek akan keadaan langsung ber oh.

"oh iya, yang perempuan kan, masya Allah kamu cantik banget sayang" puji bu nyai pada Zaraa. Yang di puji semakin menunduk karena malu, pasti sekarang wajahnya sudah merah karena malu sudah di puji oleh bu nyai, untung dia memakai cadar kalau tidak pasti dia sudah sangat malu karena wajahnya pasti sudah seperti kepiting rebus.

"alhamdulillah, bu nyai juga cantik" puji Zaraa balik memuji bu nyai.

"ah, bisa saja kamu" ucap bu nyai sambil terkekeh.

"bu nyai mana bisa bilang Zaraa cantik orang yang kelihatan cuma matanya doang" ucap gus Rafassya mengejek adiknya. Yang di ejek mah bodo amat karena ia tahu kakaknya itu bercanda. Semua yang mendengar candaan gus Rafassya tertawa dibuatnya. Karena mereka terlalu asyik tertawa, tanpa mereka sadari ada orang yang memerhatikan mereka dari celah pintu kamar. Entah kenapa, melihat perempuan itu, pria itu rasanya jantungnya berdebar. Ini harus dibawa ke rumah sakit, kayaknya aku punya penyakit jantung, batin pria itu sambil memegang dadanya.

Reuni antara sahabat telah dilakukan. Karena Zaraa merasa bosan dia izin untuk melihat lihat pesantren barunya dan diantar oleh ning Hisha anak tertua kyai Imran. Semua santriyah yang melihat mereka menunduk saat bertemu ning Hisha.

Zaraa diajak jalan - jalan berkeliling pesantren untuk mengenal lingkungan pesantren, Zaraa dan ning Hisha terus berjalan sambil bercerita mengenai banyak hal. Sekarang mereka sudah sampai di taman pesantren. Mereka duduk di kursi yang ada di taman itu.

"kita duduk dulu yuk" ajak ning Hisha, Zaraa menganggukkan kepalanya.

"ayo" Mereka kemudian duduk di kursi taman itu.

cinta dalam doaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang